TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis Jantung RS Sari Asih Ciputat, Tangerang Selatan, Mardlatillah Affani, menjelaskan hasil penelitian mengungkapkan kandungan kafein pada kopi memberikan efek hipertensi atau tekanan darah bagi orang yang memang jarang minum kopi.

“Misalnya dia jarang-jarang minum kopi atau hanya coba-coba saja, itu malah meningkat tekanan darahnya secara signifikan, namun hanya jangka pendek,” kata Mardlatillah.

Ia menuturkan bagi orang yang rutin minum kopi tidak berpengaruh besar. Kafein pada kopi dapat berefek menahan kantuk. Menurutnya, penikmat kopi reguler yang bukan perokok malah dapat menurunkan risiko kejadian kardiovaskular.

“Penikmat kopi yang bukan perokok, itu malah akan menurunkan kejadian kardiovaskular, mencegah serangan jantung, stroke, juga menurunkan mortalitas karena kopi mempunyai efek antioksidan,” jelasnya.

Naiknya tekanan darah yang menjadi penyebab hipertensi adalah karena gaya hidup dari segi makanan, makan makanan cepat saji atau nol nutrisi, terlalu asin, merokok, kurang olahraga, faktor genetik, dan lainnya. Meski demikian, pasien tekanan darah tinggi perlu berhati-hati jika ingin minum kopi.

Perlu adanya pemeriksaan dini terkait sensitivitas terhadap kafein atau tidak. Namun, jika sudah terbiasa perlu diturunkan intensitasnya, seperti halnya cukup hanya satu gelas sehari. Sedangkan bagi yang normal dua gelas sehari itu cukup.

“Hipertensi merupakan silent killer, tidak bergejala sampai terlihat bergejala, enurunkan produktivitas secara drastis, bisa menyebabkan stroke, sakit jantung, dan gagal ginjal yang harus dilakukan cuci darah,” paparnya.

Untuk itu Mardlatillah menyarankan cek tekanan darah secara rutin, baik muda atau tua, agar menjadi perhatian. “Ketahuilah angka tekanan darah kita. Bila tekanan darah lebih dari 135 per 80, itu sudah harus memeriksakan diri ke dokter, jangan menunggu sakit kepala, sakit tengkuk, dan gejala lain,” ujarnya.

Baca juga: Fakta Minum Kopi yang Perlu Anda Tahu