Jangan Makan Makanan Bersantan Jika Anda Menderita Penyakit ini

Reporter

Tempo.co

Rabu, 1 Juni 2022 17:01 WIB

Soto dengan potongan daging sapi dan kuah bersantan di RM Sinar Pagi, Medan. Tempo/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Orang Indonesia identik dengan makan makanan bersantan. Memang tak bisa dipungkiri, santan dapat membuat cita rasa makanan menjadi lebih sedap dan gurih. Namun, ada beberapa kondisi penyakit yang harus mengurangi atau menghindari makan makanan bersantan.

Melansir dari medicalnewstoday.com, apabila mengonsumsi makanan bersantan dalam jumlah sedang, maka santan dapat memiliki manfaat kesehatan. Namun, jika Anda mengonsumsi santan terlalu banyak maka dapat memberikan beberapa efek yang tidak diinginkan.

Santan mengandung kalori dan lemak yang tinggi. Menggabungkan asupan tinggi santan dengan diet kaya karbohidrat dapat menyebabkan penambahan berat badan.

Dilansir dari Healthline, 240 gram santan mengandung 552 kalori, 57 gram lemak, 5 gram protein, 5 gram serat, 13 gram karbohidrat, vitamin C, folat, besi, magnesium, kalium, tembaga, mangan, dan selenium.

Jangan Makan Makanan Bersantan

Dilansir dari berbagai sumber, ada beberapa kondisi yang disarankan untuk mengurangi makan makanan bersantan, di antaranya:

1. Penderita Maag
Salah satu kondisi yang harus menghindari makanan bersantan ialah pengidap maag atau Gerd. Hal ini dikarenakan santan memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi.

Advertising
Advertising

Satu cangkir santan bisa mengandung hingga 40 gram lemak jenuh. Sedangkan pengidap maag dianjurkan untuk menghindari makanan berlemak, karena lemak membutuhkan waktu yang lama untuk dicerna di dalam lambung.

Hal ini mengakibatkan, lambung akan memproduksi asam lambung lebih banyak, sehingga bisa menyebabkan refluks asam. Oleh sebab itu, bila Anda mengidap maag, hindari atau batasi mengonsumsi makanan bersantan.

2. Penderita Jantung Koroner
Mengonsumsi santan secara berlebihan bisa meningkatkan kadar lemak dan kolesterol di dalam tubuh. Artinya, penderita penyakit jantung harus menahan diri dan tidak mengonsumsi banyak santan.

Kandungan lemak yang tinggi bisa membuat Anda berisiko lebih besar mengalami masalah jantung termasuk stroke.

3. Penderita Kolesterol
Dikutip dari WebMD, ada beberapa kekhawatiran santan dapat meningkatkan kolesterol. Beberapa penelitian menemukan bahwa orang yang makan makanan bersantan dalam jumlah banyak memiliki kolesterol lebih tinggi daripada mereka yang makan lebih sedikit.

Kelapa mengandung minyak kelapa. Minyak kelapa terdiri dari lemak jenuh. Jadi, makan kelapa dalam jumlah besar dapat meningkatkan kolesterol karena kandungan lemak jenuhnya.

Terkait rumor mengonsumsi santan bisa memicu kolesterol tinggi, hal itu sebenarnya akibat dari pengolahan bersama bahan makanan lain yang tinggi kolesterol, misalnya udang.

Karena itu, orang yang berisiko tinggi kolesterol dan penyakit kardiovaskular harus menahan diri dan tidak mengonsumsi banyak makanan bersantan. Kandungan lemak yang tinggi bisa membuat kita berisiko lebih besar mengalami masalah jantung termasuk stroke.

RINDI ARISKA

Baca: Benarkah Makanan Bersantan Membuat Kolesterol Naik?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

3 hari lalu

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Peneliti menyebut amarah buruk buat fungsi pembuluh darah, mengganggu fungsi arteri, yang selanjutnya terkait risiko serangan jantung.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

5 hari lalu

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?

Baca Selengkapnya

Kondisi Kolesterol Tahapan Lanjut Bisa Terlihat dari Tanda di Wajah

8 hari lalu

Kondisi Kolesterol Tahapan Lanjut Bisa Terlihat dari Tanda di Wajah

Gejala kolesterol tahapan lanjut dapat dilihat secara fisik dan dirasakan tubuh. Antara lain, bisa ditandai dari wajah. Apa saja?

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Perlu Dilakukan Wanita untuk Menangkal Stroke

9 hari lalu

5 Hal yang Perlu Dilakukan Wanita untuk Menangkal Stroke

Pakar kesehatan membagi lima tips buat kaum wanita untuk menurunkan risiko terserang stroke. Pasalnya, risiko pada perempuan dinilai lebih besar.

Baca Selengkapnya

Makanan yang Dianjurkan Pakar Saraf untuk Pasien Stroke

9 hari lalu

Makanan yang Dianjurkan Pakar Saraf untuk Pasien Stroke

Pakar saraf menyarankan pasien stroke memakan kacang-kacangan karena mengandung antioksidan tinggi. Apa lagi yang dianjurkan?

Baca Selengkapnya

Minum Air Dingin dan Fibrilasi Atrium atau AFib: Mitos dan Fakta yang Perlu Diketahui

9 hari lalu

Minum Air Dingin dan Fibrilasi Atrium atau AFib: Mitos dan Fakta yang Perlu Diketahui

Setelah minum air dingin memunculkan fibrilasi atrium (AFib). Apa bahayanya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

9 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Cegah Stroke, Pakar Saraf Minta Kontrol 3 Hal Ini

10 hari lalu

Cegah Stroke, Pakar Saraf Minta Kontrol 3 Hal Ini

Masyarakat diimbau mengontrol gula darah, tekanan darah, dan kolesterol demi mencegah serangan stroke yang bisa datang kapan pun.

Baca Selengkapnya

Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

10 hari lalu

Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

Pola tidur yang sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Baca Selengkapnya

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

14 hari lalu

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

Pemilik kolesterol tinggi perlu mewaspadai gejala menopause yang kian berat, terutama risiko penyakit kardiovaskular karena ketiadaan hormon estrogen.

Baca Selengkapnya