Jangan Lupakan Protein Saat Makan, Apa Saja Manfaatnya?

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Kamis, 16 Juni 2022 21:15 WIB

Ilustrasi anak minum susu (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Protein merupakan zat gizi makro yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, penyembuhan, hingga meningkatkan daya tahan tubuh. Karenanya, konsumsi protein menjadi salah satu nutrisi penting yang harus ada dalam menu sehari-hari. Menurut Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Unibebrsitas Indonesia, Sandra Fikawati, protein hewani dan nabati berfungsi untuk pertumbuhan dan penyembuhan, pembentukan organ tubuh, massa otot. “Penting untuk kita ketahui, fungsi protein hewani sangat signifikan terutama dalam tumbuh kembang anak karena sebagai zat penyusun dan pembangun sel-sel yang menyusun organ tubuh. Sumber utama protein hewani yang baik bisa didapat antara lain dari susu, telur, ikan, dan lain - lain,” ujar pakar yang karib disapa Prof Fika ini.

Lebih rinci Fika menyebutkan, pentingnya protein hewani karena asam amino esensialnya lebih lengkap yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh kembang. Protein hewani berasal dari hewan yang memiliki kualitas protein lebih baik, karena ada asma amino esensial. Jadi protein itu ada senyawa kimia yang terdiri dari asam-asam amino fungsinya untuk pertumbuhan, membangun dan mengatur. “Tubuh memerlukan 20 jenis asam amino, sembilan di antaranya asam amino esessial, yang didapat dari makanan yang mengandung protein hewani. Sisanya bisa dapat dari tubuh sendiri. Cara kerja asam amino esensial itu mendukung hormonal, termasuk hormon pertumbuhan,” katanya kemudian.

Menurutnya, sebagai salah satu sumber protein hewani yang baik, kandungan gizi pada susu lebih lengkap dibanding telur maupun ikan. Keunggulan lainnya, susu banyak difortifikasi dengan zat gizi yang tidak ada atau kurang misalnya fe (zat besi). Foritifikasi lain pada susu seperti vitamin A, D, fe, menjadikan kandungan gizi susu cukup lengkap. Pada umumnya selain juga praktis, dan susu bisa diminum tanpa atau dengan makanan pendamping apapun dan kapanpun.

Karena beragam gizi yang terdapat di dalam susu, sehingga bisa memenuhi semua kebutuhan gizi di segala usia sejak masa kanak - kanak, dewasa hingga lansia. Kontribusi susu pada setiap fase kehidupan adalah dengan adanya protein, pada masa kanak – kanak, kebutuhan gizi ini fungsinya untuk kunci tumbuh kembang. Memasuki usia pra dan dewasa, kalsium dalam susu dibutuhkan untuk mencegah osteoporosis. Untuk sepanjang usia, susu juga mendukung daya tahan tubuh yang sangat dibutuhkan untuk membantu mencegah terjadinya infeksi.

“Jadi dari usia dini, dewasa hingga lansia, pasti semua butuh susu karena kebutuhan gizi lengkap ada dalam susu.Oleh karena itu, peran keluarga sangatlah penting, karena jenis makanan yang dikonsumsi sangat tergantung pada pola makan yang diterapkan keluarga terutama ibu sebagai pengambil keputusan. Di sinilahpentingnya peran keluarga dalam hal ini orang tua untuk selalu menyediakan asupan gizi yang optimal pada untuk seluruh anggota keluarga,” ujar Fika.


Kurangnya protein hewani meningkatkan resiko terjadi Stunting

Advertising
Advertising

Program Coordinator Sekretariat Stunting INEY, Bappenas, Harris Rambey PhD, menyebutkan dalam masa tumbuh kembang anak, protein dibutuhkan untuk membangun kognitif, membangun sel-sel tubuh, pertumbuhan anak baik secara fisik maupun kecerdasannya. “Inilah konsep dasar tentang pentingnya asupan makanan yang mengandung tinggi protein. Dengan catatan ASI sudah eksklusif selama 6 bulan. Lalu dilanjutkan dengan tahap MPASI yang bergizi dan tinggi kandungan protein hewani seperti susu,” kata Harris.

Jika dibandingkan anak yang mengonsumsi susu dan protein hewani dengan anak yang tidak mengonsumsi susu dan protein hewani lainnya, risiko terkena stunting memang cukup besar bagi yang tidak atau kekurangan protein hewani dan susu.

Sesuai rekomendasi WHO maupun IDAI, dr Denta mengingatkan, usia 6 bulan pertama anak harus mendapatkan ASI tanpa makanan tambahan lainnya. Setelah usia 6 bulan, kemudian mulai diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI) seperti protein hewani maupun nabati. Namun harus diingat bahwa prinsip pemberian MPASI adalah makanan dengan gizi lengkap dan seimbang. Jadi harus mengandung semua jenis zat gizi dari karbohidrat, lemak dan vitamin serta mineral.

Senada dengan itu, Fika menjelaskan ada sejumlah efek buruk ketika tubuh kekurangan asupan protein hewani, di antaranya tubuh akan kekurangan hormon pertumbuhan, gangguan regenerasi sel, sel tidak tumbuh dengan baik, belum lagi sistem kekebalan tubuh terganggu, jadi sering sakit, massa otot tidak bertambah. Itulah sebabnya susah berkembang atau bertumbuh kalau kekurangan protein hewani. Pada akhirnya berujung stunting dan terburuknya adalahgangguan kognitif. “Protein hewani penting dalam mencegah dan mengatasi stunting, meskipun tidak boleh juga diabaikan semua zat gizi mulai dari karbohidrat, lemak, dan mikronutrien, semua tetap diperlukan,” kata dokter Denta.

Ia menegaskan kembali ASI adalah asupan bayi yang wajib diberikan setelah lahir, setelah MPASI, maka bayi harus diberikan gizi yang lengkap dan seimbang. Mulai MPASI, susu bisa sebagai sumber protein hewani adalah pelengkap dan bisa dikombinasikan dengan makanan lain. Sumber protein hewani lainnya seperti daging, ikan, atau telur.

“Prinsip pemberian MPASI adalah makanan dengan gizi lengkap dan seimbang. Jadi harus mengandung juga karbohidrat, lemak dan vitamin serta mineral. MPASI tidak bisa menu tunggal. Misalnya hanya diberikan sayur atau buah saja. Tetap harus menu lengkap dengan tekstur yang disesuaikan usia anak. Oleh karena itu ada makanan pendamping ASI yang sudah difortifikasi dengan kandungan gizi lebih lengkap,” ungkap dr. Denta.

Solusi jitu cegah stunting dengan susu dan telur

Denta menambahkan bahwa stunting adalah hasil dari asupan gizi yang tidak mencukupi dalam waktu lama atau kondisi status gizi buruk yang dibiarkan dalam waktu lama. "Kalau gizi buruk biasanya berat badannya tidak bertambah, tetapi jika sudah stunting tinggi badannya pun ikut terpengaruh,” ujar Denta

Ia menegaskan dampak yang paling jelas dari stunting ini selain secara fisik anak jadi pendek, kerusakan akibat stunting pun sudah sampai ke otaknya. Jadi sulit dipulihkan lagi. Akan lebih sulit dikejar daripada gangguan pertumbuhan atau gangguan status gizi yang lain.

Jika selama hamil, asupan gizi dari ibu baik, maka bayi tidak mungkin kekurangan gizi. Setelah itu langsung diberikan ASI ekslusif 6 bulan, dilanjutkan MPASI. “Nah, di tahap MPASI ini bisanya terjadi masa kritis, atau risiko kekurangan gizi. Kebutuhan nutrisi di usia 6 bulan selepas ASI ekslusif ini meningkat. Orangtua harus bisa memenuhi kebutuhan gizi karena ada gap yang lebar antara kebutuhan nutrisi dan kebutuhan kalori yang tidak bisa dipenuhi dengan ASI saja. Jika gap ini tidak terpenuhi, maka tentu akan terjadi gangguan pertumbuhan, ganggun status gizi, dan bila dibiarkan saja tanpa intervensi, maka terjadilah stunting,” papar dr. Denta mengingatkan.

Prof Fika menambahkan, susu, telur dan ikan, mengandung protein hewani yang bagus untuk mencegah dan mengatasi stunting. Telur dan ikan bagus tapi kurang praktis dikonsumsi, mesti diolah dulu. "Sementara susu lebih praktis tinggal minum. Satu ekor ikan mengandung 7 gram protein, satu kotak susu mengandung minimal 6 gram protein," katanya.

“Tapi anak-anak seringkali tidak menghabiskan satu ekor ikan jadi asupan proteinnya mungkin saja cuma 1 gram, sementara satu kotak susu kemasan sedang bisa langsung habis sekali minum dapat 4 gram protein. Harganya pun sama dengan jajanan lain, jadi tidak benar kalau dibilang susu itu mahal,” kata Fika.

Baca: Manfaat Makan Telur, Salah Satunya untuk Kesehatan Mata

Berita terkait

Susu Sapi Vs Susu Kerbau: Mana yang Lebih Sehat?

3 hari lalu

Susu Sapi Vs Susu Kerbau: Mana yang Lebih Sehat?

Memilih antara susu sapi dan susu kerbau bergantung pada preferensi individu, kebutuhan nutrisi, dan pertimbangan pola makan.

Baca Selengkapnya

Dampak Perceraian dan Fenomena Tanpa Peran Ayah Menurut Psikolog

3 hari lalu

Dampak Perceraian dan Fenomena Tanpa Peran Ayah Menurut Psikolog

Psikolog menyebut perceraian sebagai salah satu penyebab fenomena fatherless atau situasi anak kekurangan kehadiran dan peran ayah.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

4 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

6 hari lalu

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

6 hari lalu

Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyatakan pemerintah akan mempercepat penyaluran Bansos atau bantuan pangan untuk penurunan stunting.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

8 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

12 hari lalu

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

Sejumlah hal perlu diperhatikan dalam pola makan penderita Parkinson, seperti pembuatan rencana makan. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

18 hari lalu

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat

Baca Selengkapnya

Aktivitas Fisik Selama 3 Jam Sehari Bantu Tumbuh Kembang Anak

29 hari lalu

Aktivitas Fisik Selama 3 Jam Sehari Bantu Tumbuh Kembang Anak

Dokter menyampaikan anak yang melakukan aktivitas fisik kurang lebih selama tiga jam sehari dapat berdampak positif pada stimulasi tumbuh kembang anak

Baca Selengkapnya

Mengapa Paskah Identik dengan Telur dan Kelinci?

31 hari lalu

Mengapa Paskah Identik dengan Telur dan Kelinci?

Ucapan Paskah ramai bertengger di berbagai kanal media sosial. Sebenarnya dari mana asalnya, mengapa telur dan kelinci identik dengan paskah?

Baca Selengkapnya