Apa Itu Celebrity Worship Syndrome dan Asal-usulnya?

Sabtu, 25 Juni 2022 21:01 WIB

Miley Cyrus menyapa para fansnya saat tampil bernyanyi dalam iHeartRadio Music Awards di Inglewood, California, 5 Maret 2017. Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Mengagumi sosok pesohor atau selebritas itu hal biasa. Tapi, ketika kekaguman itu berlebihan bisa berujung obsesi yang berkembang menjadi sindrom penyembahan selebriti (celebrity worship syndrome).

Sindrom celebrity worship ini jenis hubungan parasosial yang terjadi ketika kekaguman berubah menjadi ketertarikan dan keasyikan obsesif. Mengutip Verywell Mind, celebrity worship atau pemujaan yang ekstrem terhadap selebritas.

Apa itu celebrity worship?

Biasanya ukuran yang digunakan untuk pemujaan selebritas, yakni Celebrity Attitude Scale. Skala itu menunjukkan tiga tingkat fenomena, yaitu hiburan-sosial, intens-pribadi, dan batas-patologis. Itu telah digambarkan sebagai gangguan obsesif-adiktif, walaupun itu bukan kondisi yang diakui secara klinis dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5) .

Seperti hubungan parasosial, sindrom pemujaan selebritas dianggap sepihak atau tanpa timbal balik. Ini melibatkan satu orang yang memakai banyak waktu dan energi untuk menjalin hubungan dengan selebritas yang tak mengetahui keberadaan pengagumnya.

Interaksi dan hubungan parasosial cenderung negatif. Sindrom celebrity worship lebih dari sekadar hubungan parasosial. Ini pola perilaku yang sering obsesif, kompulsif, dan adiktif.

Asal-usul celebrity worship

Advertising
Advertising

Konsep hubungan parasosial, sepihak antara pemirsa dan persona diperkenalkan Donald Horton dan R. Richard Wohl pada 1956. Para sosiolog itu mengamati peningkatan acara radio dan televisi telah memungkinkan konsumen untuk mengembangkan ilusi hubungan dengan tokoh yang hanya dikenal melalui media.

Hubungan parasosial dengan tokoh atau pesohor cenderung normal secara psikologis. Tapi yang dianggap bermasalah pemujaan selebritas untuk aspek keterikatan.

Menurut Psychology Today, secara umum diyakini penggunaan pertama istilah celebrity worship syndrome dalam artikel Daily Mail oleh jurnalis James Chapman yang melaporkanpenelitian yang diterbitkan oleh John Maltby dan rekan-rekannya dalam The Journal of Nervous and Mental Disease.

Pada 2002 sebagai tanggapan atas meningkatnya minat dan liputan media tentang selebritas dan kehidupan pribadi mereka, Lynn McCutcheon mengusulkan konsep celebrity worship dan skala sikap terhadap selebritas untuk mengukurnya. Menurut dia bersama tim risetnya, walaupun normal untuk anak-anak dan remaja mengagumi selebritas untuk panutan, celebrity worship ini harus dicegah seiring bertambahnya usia.

Walaupun begitu, peningkatan informasi yang tersedia tentang selebritas telah menyebabkan sebagian orang dewasa mengalami celebrity worship.

Belakangan 20 tahun sejak pertama kali diusulkan, pemujaan selebritas makin menjadi subjek penelitian. Terlebih lagi, karena media sosial seperti Instagram dan Twitter, orang memiliki lebih banyak akses informasi tentang selebritas daripada sebelumnya, termasuk posting dan pesan yang langsung dari selebritas.

Baca: Mengapa Penting Memahami Diri Saat Mengagumi Idola?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

13 jam lalu

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

Marselino Ferdinan menjadi sorotan di media sosial usai timnas Indonesia u-23 dikalahkan Irak 1-2 di perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

2 hari lalu

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

35 Twibbon Hari Pendidikan Nasional, silakan download dan upload untuk merayakannya.

Baca Selengkapnya

Semarakkan Hari Buruh Internasional dengan 30 Link Twibbon Ini

3 hari lalu

Semarakkan Hari Buruh Internasional dengan 30 Link Twibbon Ini

Twibbon dapat digunakan untuk turut menyemarakkan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2024. Silakan unggah dan tayang.

Baca Selengkapnya

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

3 hari lalu

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

Kominfo mengaku telah mengatur regulasi terkait pelanggaran data pribadi oleh penyelenggara elektronik seperti TikTok.

Baca Selengkapnya

Anandira Puspita akan Jalani Sidang Perdana Praperadilan di PN Denpasar pada 6 Mei 2024

7 hari lalu

Anandira Puspita akan Jalani Sidang Perdana Praperadilan di PN Denpasar pada 6 Mei 2024

Anandira Puspita, akan menjalani sidang praperadilan perdana di Pengadilan Negeri atau PN Denpasar, Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

7 hari lalu

Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

Ini yang harus diperhatikan dan dipantau saat ikut rekrutmen bersama BUMN.

Baca Selengkapnya

Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

8 hari lalu

Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

Psikolog memberi saran pada orang tua kapan sebaiknya boleh memberi akses internet sendiri pada anak.

Baca Selengkapnya

Berefek ke Kesejahteraan Tubuh, Bagaimana Taktik Mengurangi Penggunaan Media Sosial?

11 hari lalu

Berefek ke Kesejahteraan Tubuh, Bagaimana Taktik Mengurangi Penggunaan Media Sosial?

Orang sering menggunakan media sosial untuk memposting momen terbaiknya, membuat feed terlihat seperti highlight reel dari pengalaman keren.

Baca Selengkapnya

Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

11 hari lalu

Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

Hari Bumi atau Earth Day pada 22 April dapat dirayakan dengan berbagai aktivitas termasuk meramaikan di media sosial lewat unggahan twibbon.

Baca Selengkapnya

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

11 hari lalu

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah

Baca Selengkapnya