Cacar Monyet Tengah Marak, Sejauh ini Bahayanya

Reporter

Annisa Firdausi

Editor

Dwi Arjanto

Senin, 27 Juni 2022 04:20 WIB

Ilustrasi Virus Monkeypox atau Cacar Monyet. newscientist.com

TEMPO.CO, Jakarta -Usai kasus Covid-19 melandai, Otoritas Kesehatan di Eropa, Amerika Serikat (AS) dan Australia kini disibukkan dengan wabah baru monkeypox atau cacar monyet yang marak ditemukan baru-baru ini. Umumnya penyakit ini muncul di Afrika Tengah dan Barat.

Sempat hilang beberapa dekade, cacar monyet telah dilaporkan ditemukan di beberapa negara. Sejak awal Mei, berdasarkan data dari WHO 3.000 kasus cacar monyet telah ditemukan di lebih dari 50 negara.

Cacar monyet disebabkan oleh virus yang ditularkan hewan ke manusia. Gejalanya mirip cacar pada umumnya. Berbagai spesies hewan telah diidentifikasi rentan terhadap virus cacar monyet termasuk berbagai jenis tupai, dormice, berbagai jenis primata dan spesies lainnya.

Penularan lewat kontak langsung

Dilansir dari rsud.tulungagung.go.id, penularan dari hewan ke manusia dapat terjadi dari kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, lesi dari hewan yang terinfeksi. Makan daging yang tidak dimasak dengan baik dan produk hewani lainnya dari hewan yang terinfeksi merupakan faktor risiko paling besar.

Advertising
Advertising

Penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi akibat kontak udara, lesi kulit orang yang terinfeksi, atau benda yang baru saja terkontaminasi. Penularan juga dapat terjadi melalui plasenta dari ibu ke janin yang dapat menyebabkan cacar monyet bawaan.

Dikutip dari situs resmi WHO, cacar monyet biasanya merupakan penyakit yang sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung sekitar 2 hingga 4 minggu. Kasus yang parah sering terjadi pada anak-anak. Imunitas yang lemah dapat menyebabkan hal-hal yang lebih buruk.

Setelah penghentian kampanye vaksinasi cacar secara global, saat ini orang yang berusia kurang dari 40 hingga 50 tahun mungkin lebih rentan terhadap cacar monyet.

Hingga kini komplikasi cacar monyet dapat menyebabkan infeksi sekunder, bronkopneumonia, sepsis, ensefalitis, dan infeksi kornea dengan hilangnya penglihatan.

Dengan cacar monyet yang tengah marak, rasio kasus fatalitas cacar monyet secara historis berkisar antara 0 hingga 11 persen pada populasi umum dan lebih tinggi di antara anak-anak. Dalam beberapa waktu terakhir, rasio kasus kematian tercatat sekitar 3-6 persen.

ANNISA FIRDAUSI
Baca juga : Kementerian Kesehatan, Cacar Monyet Bisa Sembuh Sendiri

Berita terkait

Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

7 hari lalu

Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.

Baca Selengkapnya

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

8 hari lalu

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

Cacar monyet atau Mpox bukanlah penyakit yang berasal dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

52 hari lalu

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya

Top 3 Metro: Pembangunan Rumah Mewah di Menteng, Tanggapan Bawaslu Jakpus akan Dilaporkan ke DKPP

4 Januari 2024

Top 3 Metro: Pembangunan Rumah Mewah di Menteng, Tanggapan Bawaslu Jakpus akan Dilaporkan ke DKPP

Berita Top 3 Metro kemarin membahas tentang pembangunan rumah mewah di Menteng, Bawaslu Jakpus akan dilaporkan ke DKPP, kasus Covid-19 di Depok.

Baca Selengkapnya

Kaleidoskop 2023: Usai Covid-19 Muncul Varian Baru, Waspada Penyakit Cacar Monyet dan Mycoplasma Pneumoniae

30 Desember 2023

Kaleidoskop 2023: Usai Covid-19 Muncul Varian Baru, Waspada Penyakit Cacar Monyet dan Mycoplasma Pneumoniae

Usai Covid-19, muncul varian-varian baru sepanjang 2023, ditambah adanya penyakit cacar monyet hingga Mycoplasma Pneumoniae.

Baca Selengkapnya

Kasus COVID-19 Melonjak Lagi Jelang Libur Nataru, Kenali 6 Penyakit di Musim Hujan

29 Desember 2023

Kasus COVID-19 Melonjak Lagi Jelang Libur Nataru, Kenali 6 Penyakit di Musim Hujan

Tetap waspada, baik tengah libur Nataru atau di rumah saja, penyakint di musim hujan tak cuma batuk dan pilek.

Baca Selengkapnya

Libur Natal dan Tahun Baru saat Kenaikan Kasus Covid-19, Ini Pesan Pakar Kesehatan

27 Desember 2023

Libur Natal dan Tahun Baru saat Kenaikan Kasus Covid-19, Ini Pesan Pakar Kesehatan

Pakar meminta masyarakat dapat menjalani libur Natal dan Tahun Baru dengan aman di tengah kenaikan kasus COVID-19 dengan cara berikut.

Baca Selengkapnya

Perlunya Masukkan Unsur Kesehatan di Resolusi Tahun Baru

26 Desember 2023

Perlunya Masukkan Unsur Kesehatan di Resolusi Tahun Baru

Membuat resolusi sehat adalah langkah pertama untuk mencapai keseimbangan dalam hidup sehingga perlu dimasukkan dalam resolusi tahun baru.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Imbau Warga Terapkan Prokes Waspadai Covid-19 di Libur Nataru

25 Desember 2023

Sandiaga Imbau Warga Terapkan Prokes Waspadai Covid-19 di Libur Nataru

Sandiaga meyakini masyarakat dapat menerapkan lagi protokol kesehatan seperti sebelumnya. Sebab, sudah ada kebiasaan saat new normal.

Baca Selengkapnya