Mengenal dan Waspada 4 Jenis Penyakit Silent Killer
Reporter
Delfi Ana Harahap
Editor
S. Dian Andryanto
Minggu, 3 Juli 2022 20:02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Silent killer digunakan untuk merujuk berbagai penyakit yang diam-diam mematikan. Penyakit dalam kategori silent killer biasanya tidak menimbulkan gejala maupun tanda-tanda, sehingga penderita bisa secara spontan mengalami komplikasi serius.
Kategori Penyakit Silent Killer
Lantas apa saja penyakit-penyakit yang dikategorikan silent killer?
1. Penyakit Jantung
Secara khusus, menurut American Heart Association, penyakit jantung menjadi penyebab utama kematian pria di Amerika Serikat, dengan skala satu dari empat pria meninggal akibat penyakit jantung setiap tahun. Ini mencakup berbagai kondisi terkait jantung dan pembuluh darah, meliputi gagal jantung, angina, penyakit arteri koroner, dan aritmia. Penyakit jantung menjadi mematikan karena menimbulkan sedikit atau tidak sama sekali gejala di tahap awal.
“Beberapa faktor risiko paling umum untuk penyakit jantung seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan riwayat keluarga penyakit jantung,” kata Jyoti Sharma, MD, ahli jantung di Piedmont Heart Institute.
2. Kanker Prostat
Sebagaimana mengutip Piedmont Heart Institute di laman piedmont.org, setiap tahunnya ditemukan lebih dari 270 ribu kasus kanker prostat di Amerika Serikat. Dengan kematian mencapai lebih dari 30 ribu pria setiap tahunnya.
Sebut ahli Onkologi Urologi Piedmont, Spencer Kozinn, kanker ini tidak menimbulkan gejala sampai menyebar ke berbagai bagian tubuh. Ketika sudah menyebar, kanker tidak dapat diobati, dan hanya bisa dikelola.
3. Diabetes
Diabetes menyerang hampir 26 juta anak-anak dan orang dewasa di Amerika Serikat. American Diabetes Association bahkan telah menjadikannya sebagai penyebab kematian nomor tujuh di Amerika Serikat.
Diabetes bersifat mematikan karena gejalanya jarang disadari. Dan apabila tidak dikelola dengan baik, diabetes mampu meningkatkan risiko penyakit jantung, masalah pada mata, kulit, dan sistem saraf.
4. Hipertensi
Mengutip fda.gov, hipertensi terjadi ketika darah mengalir melalui arteri dalam skala tekanan di atas normal. Tekanan darah ini dapat diukur menggunakan dua skala, tekanan sistolik dan diastolik. Normalnya, tekanan darah akan berada di angka 120/80 atau lebih rendah. Sedang tekanan darah tinggi tahap satu berada di angka 180/80, tekanan tahap dua 140/90 atau lebih, dan krisis hipertensi bila mencapai 180/100 atau lebih.
Kondisi hipertensi ini dikategorikan sebagai silent killer karena tidak menimbulkan gejala. Dan bila terus dibiarkan, hipertensi dapat memicu sakit jantung, gagal jantung, stroke, kerusakan ginjal, kebutaan, dan dimensia.
DELFI ANA HARAHAP
Baca: Hipertensi Termasuk Silent Killer dapat membunuh Secara Perlahan, Kenali Penyebabnya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.