5 Dampak Buruk Toxic Positivity

Selasa, 19 Juli 2022 13:23 WIB

Ilustrasi pria tertawa. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai cara setiap orang memandang masalah dalam hidup, salah satunya toxic positivity yang membungkam emosi negatif. Mengutip Medical News Today, kondisi itu menyebabkan orang merendahkan kesedihan dan merasa tertekan untuk berpura-pura bahagia.

Toxic positivity membuat berbagai emosi tertentu menjadi tidak dianggap. Merujuk Psychology Today, toxic positivity memungkinkan berbagai emosi lainnya meledak pada waktu tertentu. Akibatnya, kondisi emosional seseorang pun menjadi tidak stabil.

Toxic positivity mengacu obsesi terhadap pikiran positif terhadap semua kejadian atau pengalaman. Tak peduli jika pun itu kejadian yang buruk. Banyak sumber yang menyoroti fenomena ini selama dekade belakangan. Sebab, melulu berpikir positif sambil menekan emosi lainnya terhadap respons keadaan, bukan obat mujarab untuk tantangan hidup.

Toxic positivity memaksakan pemikiran positif sebagai satu-satunya solusi untuk masalah. Terlebih itu menuntut agar seseorang menghindari respons negatif atau mengekspresikan emosi lainnya. Walaupun memang, berpikir positif bermanfaat jika mengalami masalah. Tapi, toxic positivity efek berlebihan obsesi pikiran positif juga berdampak buruk, sehingga menghalangi diri mencari dukungan sosial.

Dampak buruk toxic positivity

1. Mengabaikan bahaya nyata

Advertising
Advertising

Kekerasan dalam rumah tangga ada bias positif yang menyebabkan orang yang mengalami pelecehan atau meremehkan tingkat parahnya. Kondisi itu yang membiarkan tetap dalam hubungan yang kasar. Jika dibiarkan rentan menjadi sasaran pelecehan yang terus meningkat, karena terus dalam obsesi berpikir positif.

2. Membiarkan kehilangan

Jika kehilangan, emosi kesedihan merupakan hal yang normal. Seseorang yang berulang kali mendengar pesan untuk bahagia mungkin merasa seolah-olah orang lain tidak peduli rasa kehilangan itu. Toxic positivity rentan berdampak buruk. Misalnya, apabila seseorang yang telah kehilangan sosok berharga dalam hidupnya disuruh untuk berpikir positif. Kondisi itu menyebabkkan orang itu akan merasa kehilangannya tidak terlalu berharga.

3. Memencil

Orang yang merasakan tekanan untuk tersenyum dalam menghadapi kesulitan mungkin cenderung tidak mencari dukungan. Kecenderungan merasa memencil atau malu terhadap perasaan itu, sehingga menghalangi diri untuk mencari bantuan. Menurut American Psychiatric Association, pandangan itu pula yang menghalangi seseorang untuk mencari perawatan kesehatan mental.

4. Masalah komunikasi

Toxic positivity mendorong orang untuk mengabaikan fakta, setiap hubungan memiliki tantangan. Sebab, cenderung berfokus hanya hal yang positif saja. Pendekatan ini, merusak komunikasi dan kemampuan untuk memecahkan masalah hubungan.

5. Enggan merasakan emosi negatif

Setiap orang mengalami emosi negatif. Toxic positivity mencegah orang merasakan emosi negatif saat kesulitan nyata perlu dihadapi. "Manusia tak bisa hanya memilih emosi yang ingin dimiliki. Merasakan semua perasaan menyakitkan atau tidak, itu realistis,” kata ahli psikologi klinis Jaime Zuckerman, dilansir Healthline.

Baca: Risiko Toxic Positivity, Berjarak dari Realitas dan Berbagai Emosi Lainnya

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

2 hari lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Viral Justin Bieber Menangis, Identik dengan Cengeng?

4 hari lalu

Viral Justin Bieber Menangis, Identik dengan Cengeng?

Justin Bieber menangis di Instagram. Reaksi warganet pun beragam. Bahkan istrinya, Hailey, ikut mengomentari dengan kata cengeng.

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

11 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

11 hari lalu

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.

Baca Selengkapnya

Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

12 hari lalu

Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

Perhatian buat orang tua, bermain gawai dalam waktu lama dapat memicu perilaku negatif seperti tantrum pada anak.

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

19 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

23 hari lalu

Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

Selain pada mental, depresi juga bisa berdampak pada fisik dan sosial. Berikut gejala depresi pada fisik, mental, dan sosial.

Baca Selengkapnya

Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

30 hari lalu

Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

Perempuan disebut lebih rentan terserang burnout. Psikoterapis membagi tips untuk meredakannya.

Baca Selengkapnya

4 Dampak Buruk Kecanduan pada Kognitif Anak

41 hari lalu

4 Dampak Buruk Kecanduan pada Kognitif Anak

Kecanduan game atau media sosial sangat buruk terhadap kemampuan kognitif anak. Berikut empat dampak jeleknya.

Baca Selengkapnya

Psikiater Ungkap Penyebab Remaja Rentan Alami Kecanduan

42 hari lalu

Psikiater Ungkap Penyebab Remaja Rentan Alami Kecanduan

Remaja rentan mengalami kecanduan karena kondisi perkembangan otak yang belum sempurna atau matang. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya