Belum Ada Bukti Virus Langya Menular Antarmanusia

Reporter

Antara

Jumat, 12 Agustus 2022 21:38 WIB

Ilustrasi virus Langya. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Profesor Tjandra Yoga Aditama menyebut belum ada bukti virus Langya atau LayV yang dilaporkan di Cina menular antarmanusia. Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI itu menjelaskan virus Langya merupakan bagian dari Henipavirus, satu kelompok dengan dengan virus Hendra dan Nipah yang sudah lama dikenal.

"Sejauh ini belum ada bukti tentang adanya penularan antar manusia pada penyakit akibat virus Langya, sementara pada yang akibat virus Nipah misalnya ada dugaan penularan antaramanusia," ujar Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara dan Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit serta Mantan Kabalitbangkes itu.

Nipah pertama kali ditemukan pada 1999 di Malaysia dan Singapura, yang menyebabkan penyakit pada ratusan orang. Angka kematiannya dapat berkisar antara 40-70 persen. Sesudah itu ada juga laporan kasus dari Bangladesh dan India dan ada kematian pula.

Penyakit akibat virus Nipah pernah beberapa kali mendapat perhatian khusus para ahli tentang kemungkinan penyebarannya yang lebih luas lagi, dan untungnya sampai sekarang belum terjadi di sini. Sementara itu, penyakit akibat virus Hendra, pertama kali dilaporkan di Australia dengan kasus pada kuda dan juga manusia, dengan angka kematian yang cukup tinggi pula.

Kedua, baik penyakit akibat virus Nipah, virus Hendra, dan virus Langya bersifat zoonotik, menular dari hewan ke manusia. Nama Hendra adalah daerah suburban dari Brisbane, nama Nipah dikenal dari bahasa Melayu, dan nama Langya adalah distrik di Propinsi Anhui, Cina.

Advertising
Advertising

"Gejala penyakit akibat virus Langya meliputi demam, lemah, batuk, hilang nafsu makan, dan nyeri otot. Seperti juga penyakit akibat virus SARS-CoV penyebab COVID-19, virus Hendra, virus Nipah, dan virus Langya merupakan penyakit paru dan saluran napas," ujar Tjandra.

Tjandra menjelaskan informasi tentang penyakit akibat virus Langya ini terkompilasi dalam jurnal ilmiah New England Journal of Medicine pada 4 Augustus 2022. Laporan kasusnya bermula dari Desember 2018, di mana seorang wanita 53 tahun masuk rumah sakit di Cina dan kemudian dilaporkan lagi 34 kasus Langya di dua provinsi di bagian timur Cina. Semua kasus ini sembuh dengan baik dan tidak ada hubungan penularan satu dengan lainnya.

"Penelitian di New England Journal of Medicine ini juga menunjukkan penyakit ini tidak ditularkan ke kontak dekat/erat pasiennya dan juga tidak ada riwayat sumber penularan yang sama di antara pasien-pasien ini," kata Tjandra.

Ia mengungkapkan sebagian besar pasien jelas ada kontak erat dengan hewan sebelum mereka jatuh sakit. Sejauh ini, disimpulkan penyakit akibat virus Langya ada dalam bentuk infeksi sporadis, tidak sering, dan terjadi akibat penularan dari hewan ke manusia.

Baca juga: Ketahui Gejala Umum Virus Langya yang Merebak di China

Berita terkait

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

19 hari lalu

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada

Baca Selengkapnya

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

20 hari lalu

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

20 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

24 hari lalu

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.

Baca Selengkapnya

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

26 hari lalu

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

27 hari lalu

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

28 hari lalu

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

28 hari lalu

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.

Baca Selengkapnya

Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

31 hari lalu

Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.

Baca Selengkapnya