BPA Belum Terbukti Sebabkan Gangguan Janin dan Kanker

Reporter

Antara

Selasa, 16 Agustus 2022 10:04 WIB

Ilustrasi air dalam kemasan galon. quora.com

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat jangan terlalu khawatir berlebihan saat minum air kemasan. Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo SpPD, mengatakan hingga saat ini bahan Bisfenol-A (BPA) dalam kemasan plastik polikarbonat tidak terbukti menyebabkan kanker.

“Saya harap tidak perlu khawatir karena Bisfenol-A yang ada di air kemasan itu buktinya masih sangat lemah untuk bisa menyebabkan kanker. Jadi, masyarakat belum perlu khawatir atau tidak perlu khawatir saat ini,” kata Aru.

Dia meminta masyarakat tidak perlu panik dan takut mengonsumsi air minum dalam kemasan (AMDK) galon. Dia mengatakan isu bahwa BPA menyebabkan kanker hanya memunculkan kepanikan saja di masyarakat.

“Apa yang ada katanya, dilakukan percobaan pada tikus, yang mana tikusnya benar-benar diberi makan BPA. Tapi sebuah penelitian, awalnya itu juga tidak sampai begitu, memberikan langsung BPA ke hewan percobaan,” jelasnya.

Dia menyarankan salah satu kiat mencegah kanker dengan minum air putih yang cukup dan rajin melakukan gaya hidup sehat seperti berolahraga dan makan makanan bergizi.

Advertising
Advertising

Dosen Biokimia dari Fakultas MIPA Institut Pertanian Bogor (IPB), Syaefudin, mengatakan BPA yang tidak sengaja dikonsumsi dari kemasan pangan akan dikeluarkan lagi dari dalam tubuh. BPA yang secara tidak sengaja masuk ke dalam tubuh itu akan diubah di dalam hati menjadi senyawa lain sehingga dapat lebih mudah dikeluarkan lewat urin.

“Jadi, sebenarnya kalau BPA itu tidak sengaja dikonsumsi oleh tubuh, misalkan dari air minum dalam kemasan yang mengandung BPA, tapi ketika dikonsumsi yang paling berperan adalah hati. Ada proses glukorodinase di hati, di mana ada enzim yang mengubah BPA menjadi senyawa lain yang mudah dikeluarkan tubuh lewat urin,” kata Syaefudin.

Selain itu, sebenarnya BPA juga memiliki waktu paruh biologis. Artinya, ketika BPA, misalnya satuannya 10 masuk dalam tubuh, selama 5-6 jam cuma tersisa 5. “Yang setengahnya lagi itu dikeluarkan dari tubuh. Artinya, yang berpotensi menjadi toksik dalam tubuh itu sebenarnya sudah berkurang,” kata Syaefudin.

Dari sisi biokimia, menurut Syaefudin, uji BPA setelah dikonsumsi itu sangat perlu dilakukan. “Makanya yang perlu dicek sekarang itu adalah kondisi kita itu seperti apa dengan regulasi yang ada sekarang. Sebenarnya paparan yang ada itu berapa setelah berada di dalam tubuh. Kalau sudah tahu paparannya, baru bisa jadi argumentasi yang logis untuk industri maupun masyarakat,” ucap Syaefudin.

Baca juga: Sebab Pria Lebih Rentan Terkena Kanker dari Wanita

Berita terkait

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

3 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

4 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

7 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

7 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

10 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

13 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

14 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

14 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

17 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

19 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya