Gejala dan Penyebab Spinal Muscular Atrophy

Rabu, 7 September 2022 11:39 WIB

Ilustrasi punggung. Unsplash.com/Hadis Safari

TEMPO.CO, Jakarta - Spinal muscular atrophy kondisi genetik yang membuat otot lemah yang berakibat gangguan gerakan. Merujuk Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), spinal muscular atrophy termasuk masalah kesehatan yang jarang terjadi, karena hanya mempengaruhi sekitar 1 dari 10.000 orang. Mengutip Healthline, kondisi ini biasanya terdiagnosis sesaat setelah bayi lahir. Tapi, bisa juga terjadi pada masa remaja atau dewasa.

Gejala spinal muscular atrophy

Mengutip National Health Service UK, gejala dan kemunculan spinal muscular atrophy tergantung jenisnya. Gejala tidak mempengaruhi kecerdasan atau kemampuan belajar orang dengan kondisi itu.

Gejalanya, lengan dan kaki lemah, terbatas gerakan, seperti kesulitan duduk, merangkak atau berjalan. Otot berkedut atau gemetar, masalah tulang dan persendian.

Penyebab spinal muscular atrophy

Mengutip Medical News Today, spinal muscular atrophy terjadi ketika neuron motorik di sumsum tulang belakang dan batang otak tidak bekerja. Kemungkinan lainnya, berhenti bekerja akibat adanya perubahan gen yang dikenal sebagai survival motor neuron 1 atau SMN1 dan SMN2 .

Neuron motorik itu merupakan sel saraf yang mengontrol gerakan. Gen SMN1 dan SMN2 memberikan instruksi pembuatan protein yang dibutuhkan oleh neuron motorik.

Apabila SMN1 mengalami masalah, itu akan mempengaruhi dan membuat masalah SMN2. Akhirnya, SMN2 yang bermasalah akan mempengaruhi jenis dan tingkat parah spinal muscular atrophy. Adapun kecenderungan mengalami spinal muscular atrophy juga dipengaruhi riwayat anggota keluarga yang memiliki kondisi genetik ini.

Advertising
Advertising

Penelitian di Oxford University menunjukkan pantauan genetik sejak awal kehamilan secara nasional mencegah kelahiran 70 bayi dengan kondisi disabilitas setiap tahun. Riset ini dilakukan Oxford University setelah diketahui kejadian kelahiran bayi dengan atrofi otot tulang belakang atau spinal muscular atrophy di Inggris.

Tidak hanya pemantauan semasa awal kehamilan, tes setelah bayi lahir dalam waktu sedini mungkin mampu mencegah terjadinya kasus kelainan otot tulang belakang ini. Profesor bidang Pediatric Neuromuscular Diseases, Laurent Servais yang mendesain penelitian ini menyatakan, kelainan otot tulang belakang bayi terjadi dalam perbandingan 10 ribu kelahiran.

"Kelainan ini tidak akan berkembang menjadi kondisi disabilitas apabila mendapat penanganan tepat oleh tim medis pediatri selama bayi belum berusia enam bulan," kata Laurent Servais seperti dikutip dari Irish Mirror.

Baca: Pemeriksaan Otot Tulang Belakang Kurangi Risiko Bayi dari Kondisi Disabilitas

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Gerakan yang Tak Dianjurkan Pakar pada Penderita Nyeri Punggung

2 hari lalu

Gerakan yang Tak Dianjurkan Pakar pada Penderita Nyeri Punggung

Spesialis bedah saraf tak menganjurkan penderita nyeri punggung untuk melakukan berbagai aktivitas berikut beserta alasannya.

Baca Selengkapnya

Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

6 hari lalu

Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

Pegal pada leher sering mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga penting untuk mendeteksi penyebabnya terlebih dulu dengan memahami cara penanganan.

Baca Selengkapnya

Tikus Sering Menjadi Hewan Percobaan, Ternyata Ini Alasannya

8 hari lalu

Tikus Sering Menjadi Hewan Percobaan, Ternyata Ini Alasannya

Biasanya, ketika melakukan penelitian dalam dunia medis, peneliti kerap menggunakan tikus. Lantas, mengapa tikus kerap menjadi hewan percobaan?

Baca Selengkapnya

Autisme Tak Selalu karena Faktor Genetik dan Bukan Penyakit

10 hari lalu

Autisme Tak Selalu karena Faktor Genetik dan Bukan Penyakit

Orang tua tidak usah cemas jika memiliki anak yang mengalami gangguan spektrum autisme karena tak selalu karena genetik dan bukan penyakit.

Baca Selengkapnya

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

12 hari lalu

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

Olahraga atau aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk tubuh dan kesehatan mental

Baca Selengkapnya

Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

18 hari lalu

Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

Psikolog mengatakan kondisi kesehatan mental seseorang ditentukan oleh berbagai faktor. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Mengenal Penyakit Autoimun, Gejala dan Cara Mengurangi Risikonya

29 hari lalu

Mengenal Penyakit Autoimun, Gejala dan Cara Mengurangi Risikonya

Penyakit autoimun tidak dapat dicegah namun terdapat cara untuk mengurangi risikonya. Bagaimana pula gejalanya?

Baca Selengkapnya

6 Faktor Meningkatkan Risiko Seseorang Autisme, Apa Itu Spektrum Autisme?

32 hari lalu

6 Faktor Meningkatkan Risiko Seseorang Autisme, Apa Itu Spektrum Autisme?

Autism Spectrum Disorder (ASD) atau yang lebih sering disebut autisme merupakan gangguan perkembangan saraf.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Anak dengan Spektrum Autisme Juga Bisa Sukses

33 hari lalu

Pakar Sebut Anak dengan Spektrum Autisme Juga Bisa Sukses

Anak dengan spektrum autisme dapat didukung potensinya hingga menjadi orang hebat. Berikut penjelasan pakar.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Kanker Karena Faktor Keturunan, Cara Mendeteksi dan Tips Mencegahnya

39 hari lalu

3 Fakta Kanker Karena Faktor Keturunan, Cara Mendeteksi dan Tips Mencegahnya

Ada sejumlah cara untuk mengetahui apakah Anda memiliki gen kanker yang diwariskan atau tidak.

Baca Selengkapnya