Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Fakta Kanker Karena Faktor Keturunan, Cara Mendeteksi dan Tips Mencegahnya

image-gnews
Ilustrasi Kanker paru-paru. Wikipedia
Ilustrasi Kanker paru-paru. Wikipedia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kanker telah menjadi salah satu penyakit yang paling menakutkan di dunia saat ini. Dengan dampaknya yang merusak, baik secara fisik maupun emosional, kanker telah menempati posisi utama dalam daftar penyakit yang membutuhkan perhatian serius dari dunia medis dan masyarakat luas.

Seperti yang dilansir dari Canadian Cancer Society, Kanker adalah kelompok penyakit yang ditandai oleh pertumbuhan sel yang tidak terkendali dan merusak jaringan sekitarnya. Proses ini biasanya dimulai dari mutasi genetik yang mengganggu mekanisme kontrol normal sel. Akibatnya, sel-sel tersebut terus berkembang tanpa henti, membentuk tumor yang dapat menyebar ke bagian tubuh lain, menjadikannya salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia.

Menurut WHO, Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua secara global, dengan perkiraan 9,6 juta kematian, atau 1 dari 6 kematian, pada tahun 2018. Kanker paru-paru, prostat, kolorektal, lambung, dan hati adalah jenis kanker yang paling umum terjadi pada pria, sedangkan kanker payudara, kanker kolorektal, paru-paru, serviks dan tiroid adalah yang paling umum terjadi pada wanita.

Salah satu penyebab kanker adalah gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, konsumsi makanan yang ada pengawet, dan mengonsumsi alkohol. Kanker juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yaitu paparan sinar matahari yang berlebihan, sinar radiasi, dan bahan-bahan kimia.

Faktor risiko tersebut yang masih dapat dikendalikan. Namun, salah satu faktor risiko kanker yang sulit dikendalikan adalah genetik. Jika generasi sebelumnya menderita kanker, sebenarnya belum tentu akan menderita kanker. Hanya saja faktor risiko Anda menjadi lebih tinggi.

Namun, pemahaman yang lebih baik tentang faktor risiko, deteksi dini, dan langkah-langkah pencegahan yang tepat dapat membantu mengurangi dampak kanker turunan dalam keluarga.

1. Faktor Risiko Kanker Turunan

- Genetika: Kanker turunan seringkali terkait dengan mutasi genetik yang diwariskan dari anggota keluarga. Mutasi pada gen tertentu seperti BRCA1, BRCA2 (terkait dengan kanker payudara dan ovarium), dan Lynch syndrome (terkait dengan kanker usus besar dan lainnya) dapat meningkatkan risiko kanker.

- Riwayat Keluarga: Individu yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker turunan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi serupa. Kanker turunan dapat menyebar dalam keluarga, terutama jika mutasi genetik diwariskan dari orang tua ke anak.

- Gaya Hidup: Beberapa faktor gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol yang berlebihan, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko kanker, bahkan pada individu dengan predisposisi genetik.

2. Deteksi Dini dan Diagnosis

- Konsultasi Genetik: Individu dengan riwayat keluarga kanker turunan sebaiknya mempertimbangkan konsultasi genetik untuk mengevaluasi risiko mereka. Tes genetik dapat membantu mengidentifikasi mutasi genetik yang dapat meningkatkan risiko kanker.

- Pemeriksaan Rutin: Pemeriksaan medis rutin dan pemeriksaan kesehatan berkala sangat penting untuk deteksi dini kanker. Ini termasuk mamografi untuk kanker payudara, tes Pap smear untuk kanker serviks, dan kolonoskopi untuk kanker usus besar.

- Pemantauan Gejala: Mengetahui gejala-gejala kanker turunan dan menghubungi profesional medis jika ada perubahan yang mencurigakan sangat penting. Pemantauan gejala dapat membantu dalam diagnosis dini dan pengobatan yang lebih efektif.

3. Langkah Pencegahan

- Hidup Sehat: Mengadopsi gaya hidup sehat termasuk pola makan seimbang, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, dan rutin berolahraga dapat membantu mengurangi risiko kanker, bahkan pada individu dengan faktor risiko genetik.

- Tes Genetik Pradeteksi: Tes genetik pradeteksi seperti tes BRCA dapat membantu mengidentifikasi individu dengan risiko tinggi untuk kanker payudara dan ovarium. Langkah-langkah pencegahan proaktif seperti pembedahan pengangkatan payudara atau ovarium dapat dipertimbangkan untuk mengurangi risiko.

- Pemantauan Rutin: Individu dengan risiko tinggi untuk kanker turunan harus menjalani pemantauan medis rutin dan tes deteksi dini sesuai panduan dari profesional medis.

Pilihan Editor: Ayah dan Istri Sakit Kanker, Sejarawan Komentari Kondisi Pangeran William 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

16 jam lalu

Pada Senin (5/2), Istana Buckingham mengumumkan bahwa Raja Charles III didiagnosis menderita kanker. Istana juga mengatakan bahwa sang Raja telah mulai menjalani perawatan. REUTERS/Toby Melville
Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.


Tikus Sering Menjadi Hewan Percobaan, Ternyata Ini Alasannya

19 jam lalu

Ilustrasi tikus. mirror.co.uk
Tikus Sering Menjadi Hewan Percobaan, Ternyata Ini Alasannya

Biasanya, ketika melakukan penelitian dalam dunia medis, peneliti kerap menggunakan tikus. Lantas, mengapa tikus kerap menjadi hewan percobaan?


Autisme Tak Selalu karena Faktor Genetik dan Bukan Penyakit

2 hari lalu

Ilustrasi terapi untuk anak/autisme. Shutterstock
Autisme Tak Selalu karena Faktor Genetik dan Bukan Penyakit

Orang tua tidak usah cemas jika memiliki anak yang mengalami gangguan spektrum autisme karena tak selalu karena genetik dan bukan penyakit.


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

4 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

4 hari lalu

Bawang merah. ANTARA/Oky Lukmansyah
Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

5 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

5 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

6 hari lalu

Ilustrasi anak-anak di saat cuaca panas. shutterstock.com
Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

Jika orang kehilangan kontrol temperatur internal karena cuaca panas ekstrem, mereka mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan.


Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

7 hari lalu

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox (Kemkes)
Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.


Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

7 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berbaring. Freepik.com/Valuavitaly
Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.