Inilah Penyebab Seseorang Terkena Penyakit Kolera

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Rabu, 14 September 2022 15:10 WIB

Seorang anak perempuan yang terinfeksi kolera terbaring dilantai saat mendapatkan perawatan di lorong rumah sakit di Sanaa, Yaman, 7 Mei 2017. Kematian akibat penyakit diare yang dibawa dalam makanan dan air yang tercemar kotoran manusia termasuk di antara 1.360 kasus. REUTERS/Khaled Abdullah

TEMPO.CO, Jakarta - Kolera adalah penyakit diare dan dehidrasi yang disebabkan bakteri. Kolera dapat menyebabkan pengidapnya mengalami diare dan dehidrasi parah. Dalam sejumlah kasus, komplikasi akibat kolera dapat menyebabkan kematian hanya dalam waktu beberapa jam saja.

Menurut World Health Organization, ada sekitar 1,3-4 juta kasus kolera di seluruh dunia setiap tahunnya yang menyebabkan sekitar 21.000 hingga 143.000 kematian.

Kolera disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae. Efek mematikan penyakit ini adalah hasil dari toksin kolera (CTX), toksin kuat yang diproduksi di usus kecil oleh V. cholerae .

Mengutip Healthline, Vibrio cholerae dapat mengganggu aliran normal natrium dan klorida serta mengikat dinding usus. Ketika bakteri ini menempel pada dinding usus kecil, tubuh mulai mengeluarkan sejumlah besar air, menyebabkan diare, dan kehilangan beberapa zat seperti elektrolit, sodium, dan kalium dengan cepat.

Sumber infeksi kolera meliputi:

  • Minum air yang terkontaminasi atau makan makanan yang dibuat dengannya, yang merupakan sumber utama infeksi.
  • Makan makanan laut mentah atau setengah matang, seperti kerang.
  • Makan buah dan sayuran mentah.
Advertising
Advertising

Kolera biasanya terjadi di tempat-tempat tanpa sistem pembuangan limbah dan air bersih terbarukan. Negara-negara yang terkena dampak perang, kemiskinan, dan bencana alam berada pada risiko terbesar wabah kolera. Pasalnya, kondisi tersebut cenderung memaksa masyarakat untuk tinggal di kawasan padat penduduk tanpa sanitasi yang layak.

Mengutip Cleveland Clinic, hal terpenting yang perlu dilakukan dalam pengobatan kolera adalah mencegah atau menanggulangi dehidrasi. Pengidap kolera harus segera mengganti cairan dan garam yang hilang. Ahli kesehatan dapat meresepkan:

  • Solusi rehidrasi oral (ORS), yakni cairan dengan campuran gula, garam, dan air yang sudah diracik secara medis.
  • Cairan intravena. Untuk kasus dehidrasi yang parah, penyedia layanan kesehatan dapat menggunakan jarum untuk memompa cairan langsung ke pembuluh darah.

HATTA MUARABAGJA

Baca juga: Musim Hujan Datang, Waspadai Flu, Kudis, hingga Kolera

Berita terkait

5 Alasan Kita Perlu Minum Air Kelapa

4 hari lalu

5 Alasan Kita Perlu Minum Air Kelapa

Pakar diet menjelaskan semua manfaat air kelapa yang penting bagi kesehatan. Berikut lima di antaranya.

Baca Selengkapnya

Tahapan Mengatasi Rasa Kehilangan, Dari Penyesalan Hingga Penerimaan

5 hari lalu

Tahapan Mengatasi Rasa Kehilangan, Dari Penyesalan Hingga Penerimaan

Kehilangan orang yang dicintai biasanya disertai dengan beragam emosi yang kompleks. Ini tahapan mengatasi rasa kehilangan

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

5 hari lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Frekuensi Buang Air Kecil yang Disarankan pada Jemaah Haji

6 hari lalu

Frekuensi Buang Air Kecil yang Disarankan pada Jemaah Haji

Jemaah haji disarankan buang air kecil minimal setiap jam sebagai tanda tubuh terhidrasi dengan baik. Semakin sering kencing lebih bagus.

Baca Selengkapnya

Hamas Kembali Umumkan Kematian Sandera akibat Luka Pengeboman Israel

7 hari lalu

Hamas Kembali Umumkan Kematian Sandera akibat Luka Pengeboman Israel

Hamas mengatakan bahwa sandera Israel Nadav Popplewell telah meninggal. Ia tewas akibat luka yang dideritanya dalam serangan udara Israel ke Gaza

Baca Selengkapnya

Cegah Dehidrasi, Jemaah Haji Diimbau Tak Sering Keluar Tenda saat Wukuf

9 hari lalu

Cegah Dehidrasi, Jemaah Haji Diimbau Tak Sering Keluar Tenda saat Wukuf

Demi mengurangi kemungkinan terpapar sinar matahari dan risiko dehidrasi, jemaah haji diimbau tidak sering keluar tenda saat wukuf.

Baca Selengkapnya

Panas Mulai Menyengat, Waspadai 9 Gejala Heat Stroke

9 hari lalu

Panas Mulai Menyengat, Waspadai 9 Gejala Heat Stroke

Heat stroke' yang dapat berujung kematian tidak serta merta terjadi. Kenali 9 gejala heat stroke di musim kemarau

Baca Selengkapnya

Sejumlah Kasus Kematian di Kampus Akibat Penganiayaan, Terakhir Taruna di STIP Jakarta

10 hari lalu

Sejumlah Kasus Kematian di Kampus Akibat Penganiayaan, Terakhir Taruna di STIP Jakarta

Mahasiswa STIP Jakarta bernama Putu Satria Rastika dinyatakan meninggal setelah dianiaya seniornya. Ini bukan kejadian pertama kematian di kampus.

Baca Selengkapnya

Lonjakan Kasus Diare di Kecamatan Sutera, Diduga Air Tercemar Pasca Banjir

11 hari lalu

Lonjakan Kasus Diare di Kecamatan Sutera, Diduga Air Tercemar Pasca Banjir

Sebanyak 202 orang di Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan terjangkit penyakit diare. Lima balita meninggal karena dehidrasi parah saat diare.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

12 hari lalu

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?

Baca Selengkapnya