Penyakit Alexander Gangguan Saraf Langka yang Membuat Kepala Membesar

Jumat, 16 September 2022 07:07 WIB

Hasil CT scan kepala Zhu Zhong-fa yang terinfeksi lebih dari 700 cacing pita di tubuhnya. Jika telur cacing pita memasuki sistem saraf pusat, dapat menyebabkan gejala neurologis pada pasien, termasuk serangan epilepsi. Pear News

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit Alexander adalah salah satu gangguan sistem saraf yang langka. Dampak dari penyakit ini meliputi kondisi kepala lebih besar dari biasanya, regresi mental, hingga gangguan perkembangan. Dokter Australia Dr. W. Stewart Alexander pertama kali mengidentifikasi penyakit ini pada 1949.

Mengutip healthline. serabut saraf biasanya ditutupi oleh lapisan lemak, yang disebut mielin. Mielin melindungi serabut saraf dan membantu mereka mengirimkan impuls. Pada penyakit Alexander, kondisi mielin menjadi rusak yang membuat transmisi impuls saraf dan fungsi sistem saraf terganggu.

Penyakit Alexander disebabkan oleh cacat pada gen glial fibrillary acid protein (GFAP) pada sekitar 90 persen kasus, menurut Genetic and Rare Diseases Information Center. Gen GFAP terlibat dalam pengembangan struktur sel, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami peran spesifik GFAP dalam kesehatan dan penyakit.

Mengutip Cleveland Clinic, para ahli menentukan jenis penyakit Alexander berdasarkan kapan gejalanya muncul. Jenis penyakit Alexander meliputi:

  • Neonatal: Bentuk langka ini berkembang selama bulan pertama kehidupan.
  • Masa anak-anak: Sekitar 80 persen diagnosis penyakit Alexander terjadi sebelum bayi berusia 2 tahun.
  • Remaja: Gejala dapat muncul antara usia 2 dan 13 tahun. Gejala paling sering muncul antara usia 4 dan 10 tahun. Penyakit Alexander dengan pada remaja menyumbang sekitar 14 persen dari semua diagnosis.
  • Dewasa: Jenis ini memiliki gejala ringan. Itu dapat berkembang kapan saja setelah akhir masa remaja. Ini menyumbang 6 persen dari semua diagnosis penyakit Alexander.

Cacat gen tampaknya tidak diturunkan, tetapi tampaknya terjadi secara acak. Menurut National Institutes of Health, hanya terdapat sekitar 500 kasus penyakit Alexander yang dilaporkan sejak 1949.

Advertising
Advertising

Dokter akan sering mencurigai penyakit Alexander berdasarkan gejala yang disajikan. Mereka kemudian akan mengambil sampel darah untuk dikirim untuk pengujian genetik. Dalam kebanyakan kasus, tes darah biasanya diperlukan untuk membuat diagnosis.

Hingga saat ini, belum ada obat untuk penyakit Alexander. Hanya gejalanya yang bisa diobati. Karena tidak ada terapi khusus yang tersedia untuk kondisi ini, perawatan bertujuan untuk mengelola penyakit secara suportif. Perhatian khusus diberikan kepada:

  • Terapi okupasi dan fisik
  • Pemenuhan kebutuhan nutrisi
  • Terapi berbicara
  • Antibiotik untuk setiap infeksi yang berkembang
  • Obat antiepilepsi untuk mengontrol kejang

HATTA MUARABAGJA

Baca: Cegah Kerusakan Saraf dengan Diagnosis Neuropati Sejak Dini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

32 hari lalu

Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.

Baca Selengkapnya

Ribuan Anak Afrika Terserang Sindrom Mengangguk, Gangguan Saraf yang Masih Misterius

36 hari lalu

Ribuan Anak Afrika Terserang Sindrom Mengangguk, Gangguan Saraf yang Masih Misterius

Sindrom mengangguk menyerang ribuan anak di Afrika. Gangguan saraf ini masih misterius dan belum diketahui pasti penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

36 hari lalu

Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

Masih banyak orang yang salah kaprah terkait epilepsi. Dokter beri faktanya untuk meluruskan.

Baca Selengkapnya

26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

40 hari lalu

26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Epilepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat akibat pola aktivitas otak yang tidak normal.

Baca Selengkapnya

Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

42 hari lalu

Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

Neuroferritinopathy penyakit genetik yang hanya dimiliki sekitar 100 orang di dunia. Bagaimana gejala dan pengobatannya?

Baca Selengkapnya

Alasan Penderita Epilepsi Tak Boleh Banyak Minum Kopi

44 hari lalu

Alasan Penderita Epilepsi Tak Boleh Banyak Minum Kopi

Penderita epilepsi diminta tidak minum kopi berlebihan untuk menghindari kejang. Pasalnya, kafein justru dapat meningkatkan frekuensi kejang.

Baca Selengkapnya

Pakar Saraf Jelaskan Ciri-ciri Epilepsi, dari Bengong sampai Sakit Kepala

44 hari lalu

Pakar Saraf Jelaskan Ciri-ciri Epilepsi, dari Bengong sampai Sakit Kepala

Pakar menjelaskan ciri-ciri epilepsi yang sebenarnya sangat banyak, contohnya melamun atau bahkan sakit kepala.

Baca Selengkapnya

Lebih Banyak Menyerang Wanita, Simak Penjelasan Pakar soal Migrain

50 hari lalu

Lebih Banyak Menyerang Wanita, Simak Penjelasan Pakar soal Migrain

Selain multiple sclerosis dan stroke, migrain juga lebih banyak menyerang wanita. Pakar beri saran pencegahan dan cara mengatasi.

Baca Selengkapnya

Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

50 hari lalu

Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

Deteksi dini penting untuk mencegah glaukoma tidak semakin parah. Dokter mata sebut penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Sebabkan Nyeri pada Pergelangan Kaki, Kenali Penyebab dan Perawatan Sindrom Tarsal Tunnel

59 hari lalu

Sebabkan Nyeri pada Pergelangan Kaki, Kenali Penyebab dan Perawatan Sindrom Tarsal Tunnel

Sindrom Tarsal Tunnel dapat menyebabkan nyeri, kesemutan, mati rasa, sensasi terbakar, atau kelemahan pada pergelangan kaki.

Baca Selengkapnya