Hiperkapnia, Terlalu Banyak Karbon Dioksida dalam Darah

Reporter

Malini

Editor

Bram Setiawan

Selasa, 27 September 2022 12:10 WIB

ilustrasi sesak napas. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Terlalu banyak karbon dioksida dalam darah menandakan kondisi hiperkapnia. Ini biasanya terjadi akibat dari masalah tidak bisa bernapas secara benar. Ketika tubuh tidak mendapat cukup oksigen segar atau membuang karbon dioksida, tiba-tiba menghirup banyak udara untuk menyeimbangkan kadar antara keduanya.

Apa itu hiperkapnia?

Mengutip dari Healthline, hiperkapnia juga bisa menjadi gejala dari kondisi mendasar yang mempengaruhi pernapasan dan darah. Gejala hiperkapnia terkadang bisa ringan. Tubuh secara cepat memperbaiki gejala ini untuk bernapas lebih baik dan menyeimbangkan kadar karbon dioksida.

Gejala ringan hiperkapnia seperti kulit memerah, mengantuk atau ketakmampuan untuk berkonsentrasi, sakit kepala ringan, pusing, sesak napas, kelelahan secara tidak normal.

Mengutip dari Verywell Health, penyebab hiperkapnia terjadi akibat produksi karbon dioksida yang berlebihan atau pengurangan pengembusan karbon dioksida dari paru-paru. Beberapa masalah kesehatan rentan memicu faktor risiko meningkatkan kemungkinan berkembangnya kondisi tersebut. Misalnya, hiperkapnia dari penyakit paru-paru kronis. Itu juga mungkin timbul dari penyakit saraf dan otot tertentu, gangguan metabolisme, dan masalah di bagian otak yang mengatur pernapasan.

Hiperkapnia biasanya diketahui ketika tekanan karbon dioksida mencapai 45 milimeter air raksa (mm Hg) atau lebih. Terkadang hiperkapnia ringan sulit dikenali. Misalnya, gejala nonspesifik seperti sakit kepala, kelelahan, dan otot berkedut. Biasanya itu cepat hilang secara sendirinya.

Advertising
Advertising

Namun, gejala hiperkapnia yang parah, tubuh sulit mengembalikan keseimbangan karbon dioksida dan gejalanya lebih serius. Kondisi kesehatan yang mendasari biasanya memicu terjadinya hiperkapnia, sehingga harus cepat diperiksa untuk segera mendapat perawatan.

Orang yang berisiko mengalami hiperkapnia

Mengutip dari Healthline beberapa faktor risiko hiperkapnia, biasanya orang yang sering merokok, atau karena usia. Banyak kondisi yang menyebabkan hiperkapnia bersifat progresif, biasanya tidak mulai menunjukkan gejala sampai setelah usia 40 tahun.

Orang yang asma juga rentan berisiko, terutama jika di lingkungannya sering menghirup asap atau bahan kimia. Misalnya sering berada di dekat pabrik listrik atau kimia juga menjadi faktor risiko.

Baca: Penyebab dan Gejala Sesak Napas Ortopnea

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

14 jam lalu

5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

Berikut beberapa teknik pernapasan yang dapat Anda praktikkan untuk memeprmudah tidur pada malam hari

Baca Selengkapnya

Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

11 hari lalu

Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

Dokter meluruskan beberapa mitos seputar paru-paru basah, termasuk yang mengaitkan kebiasaan tidur di lantai dan kipas angin menghadap badan.

Baca Selengkapnya

Mengenali Tipe Penyakit Pneumotoraks seperti yang Dialami Winter Aespa

14 hari lalu

Mengenali Tipe Penyakit Pneumotoraks seperti yang Dialami Winter Aespa

Winter Aespa alami pneumotoraks dapat berupa kolaps paru total atau kolaps sebagian paru saja. Berikut beberapa tipe penyakit ini.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

14 hari lalu

Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

SM Entertainment secara resmi mengkonfirmasi laporan bahwa Winter Aespa telah menjalani operasi untuk pneumotoraks. Penyakit apa itu?

Baca Selengkapnya

Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

15 hari lalu

Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

Winter aespa menjalani masa pemulihan untuk penyakit pneumothorax, apa saja penyebab dan gejalanya?

Baca Selengkapnya

Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

19 hari lalu

Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

22 hari lalu

Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

Berikut cara melakukan teknik pernapasan 4-7-8 untuk membantu meredakan stres dan mengurangi kecemasan. Bagaimana tahapannya?

Baca Selengkapnya

Ciri-ciri Batuk TBC Menurut Dokter

25 hari lalu

Ciri-ciri Batuk TBC Menurut Dokter

Dokter menjelaskan batuk berkepanjangan selama dua minggu atau lebih adalah gejala utama TBC, waspadalah.

Baca Selengkapnya

Batuk Membandel di Malam Hari, Berikut Ragam Pemicunya

26 hari lalu

Batuk Membandel di Malam Hari, Berikut Ragam Pemicunya

Batuk yang terus terjadi di malam hari sehingga mengganggu tidur diri sendiri dan orang lain memang menjengkelkan. Berikut ragam pemicunya.

Baca Selengkapnya

Cara Jaga Kesehatan Paru-paru yang Dianjurkan Pulmonolog

30 hari lalu

Cara Jaga Kesehatan Paru-paru yang Dianjurkan Pulmonolog

Pulmonolog membagi tips untuk menjaga kesehatan paru-paru dan sistem pernapasan sepanjang hayat. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya