Asfiksia, Gejala dan Penyebab Berkurang Kadar Oksigen dalam Tubuh
Reporter
Delfi Ana Harahap
Editor
Bram Setiawan
Kamis, 29 September 2022 04:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Asfiksia kondisi kadar oksigen berkurang dalam tubuh. Saat mengalami asfiksia, seseorang sulit menarik dan mengembuskan napas. Akibatnya tubuh kekurangan oksigen dan tak bisa mengeluarkan karbon dioksida.
Mengutip Medical News Today, asfiksia umum ditandai gejala sesak napas, detak jantung lambat, dan suara serak. Kondisi gejala lainnya antara lain, sakit tenggorokan, penurunan kesadaran, mimisan, perubahan visual, sampai gangguan pendengaran.
Penyebab asfiksia
1. Asma
Asma membuat seseorang sulit bernapas, sehingga tidak mendapat cukup oksigen ke paru-paru.
2. Gagal pernapasan
Mengutip Medical News Today, strangulasi atau gagal pernapasan menyebabkan udara berhenti masuk ke paru-paru. Kondisi itu juga menganggu aliran darah ke otak.
3. Benda
Benda yang tersangkut di tenggorokan bisa menghalangi pernapasan. Kondisi itu menyebabkan seseorang kesulitan bernapas dan terbatas mendapat oksigen.
4. Paparan asap atau zat kimia
Polusi dan asap sisa pembakaran mengandung gas karbon monoksida. Jika terhirup terlalu banyak gas ini bisa menyebabkan asfiksia dan keracunan. Tinggi karbon monoksida dalam darah membuat oksigen sulit disalurkan ke jaringan tubuh. Akibatnya seseorang keracunan karbon monoksida dan kekurangan oksigen.
6. Tersedak
Tersedak juga rentan menyebabkan penyumbatan di tenggorokan, trakea dan bronkus. Kondisi ini bisa menyebabkan asfiksia. Balita lebih rentan mengalami asfiksia akibat tersedak. Sebab, balita suka memasukkan barang-barang yang dipegang ke dalam mulut.
Baca: Fungsi Oximeter Membaca Kadar Oksigen dalam Darah
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.