Cegah Tragedi Kanjuruhan Terulang, Ajarkan Rivalitas Sehat pada Anak

Reporter

Antara

Senin, 3 Oktober 2022 20:45 WIB

Sejumlah alas kaki berserakan pascakerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, Senin, 3 Oktober 2022. Sampah hingga sejumlah alas kaki terlihat di tribun penonton pascakerusuhan. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

TEMPO.CO, Jakarta - Tragedi Kanjuruhan di Malang, 1 Oktober 2022, masih menyisakan duka. Tragedi Kanjuruhan bermula dari kericuhan yang terjadi setelah pertandingan Liga I antara Arema FC melawan Persebaya berakhir dengan skor 2-3 dan suporter Arema tak bisa menerima kekalahan itu.

Psikolog anak dan remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (UI), Vera Itabiliana Hadiwdjojo, membagikan kiat untuk para orang tua agar bisa mengajarkan rivalitas yang sehat kepada anak-anak. Hal itu perlu diajarkan agar ketika berada dalam situasi menang atau kalah anak bisa menyikapinya dengan positif dan tidak merugikan orang lain.

"Menekankan dalam pertandingan yang terpenting bukan hanya kemenangan tapi bagaimana menunjukkan performa terbaik hasil dari latihan selama ini. (Orang tua juga) dapat mengajarkan anak tentang sportivitas tentang bagaimana menghargai kemenangan lawan dan menerima kekalahan dengan lapang dada," kata Vera.

Orang tua sebagai pengajar pertama di keluarga harus berperan sebagai pemberi contoh agar anak memahami konsep rivalitas secara sehat dalam berbagai pertandingan ataupun kompetisi. Vera mengatakan pemberian pemahaman terkait rivalitas yang sehat kepada anak bisa dilakukan sejak usia dini.

Rivalitas sehat
Contoh mudah mengajarkan rivalitas sehat tersebut bisa dimulai dari tindakan orang tua dengan cara tidak membandingkan anak dengan kakak atau adik maupun temannya. Setelah berhasil memahami rivalitas dengan konsep tersebut, orang tua bisa mulai mengenalkan konsep rivalitas dalam skompetisi atau pertandingan di usia sekitar 9 tahun ke atas. Ajarkan anak menggambarkan emosi dengan cara yang baik dan tidak merugikan orang lain ketika mengalami situasi di luar ekspektasi.

Advertising
Advertising

"Ajarkan dan biasakan sejak dari rumah atau lingkungan keluarga bagaimana mengekspresikan emosi yang tidak menyakiti diri sendiri, tidak menyakiti orang lain, dan tidak merusak barang," tambah Vera.

Apabila mendampingi, ada baiknya orang tua bisa membantu anak menenangkan dirinya ketika mengalami emosi menggebu-gebu setelah mengalami kekalahan karena sangat wajar apabila dalam sebuah pertandingan orang bisa terbawa emosi mengingat adanya adrenalin tinggi yang bisa memicu hal tersebut.

"Sehingga perlu ada orang-orang yang bersiap untuk mengantisipasi hal ini," tuturnya.

Baca juga: Kiat Meraih Kebahagiaan dari Psikolog

Berita terkait

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

8 jam lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

11 jam lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

11 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

18 jam lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

1 hari lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

1 hari lalu

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

Fenomena beban emosional yang dipikul oleh anak perempuan tertua alias anak sulung perempuan di banyak keluarga, sejak mereka masih kecil.

Baca Selengkapnya

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

1 hari lalu

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

Sindrom putri sulung adalah beban yang dirasakan oleh anak sulung perempuan untuk berperan sebagai orang tua ketiga bagi saudara-saudaranya.

Baca Selengkapnya

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

2 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

2 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Viral Justin Bieber Menangis, Identik dengan Cengeng?

3 hari lalu

Viral Justin Bieber Menangis, Identik dengan Cengeng?

Justin Bieber menangis di Instagram. Reaksi warganet pun beragam. Bahkan istrinya, Hailey, ikut mengomentari dengan kata cengeng.

Baca Selengkapnya