Mengenali Kondisi Jenis Trauma yang Berlainan Penyebabnya

Reporter

Novita Andrian

Editor

Bram Setiawan

Sabtu, 8 Oktober 2022 05:39 WIB

Ilustrasi trauma (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi psikologis yang tertekan karena peristiwa menandakan trauma. Penyebabnya bermacam-macam antara lain, pelecehan, perang, bencana, kecelakaan. Tidak semua orang yang stres akan mengalami trauma.

Mengutip Medical News Today, beberapa orang mengalami gejala trauma setelah beberapa pekan. Sedangkan sebagian yang lain juga mengalami efek trauma jangka panjang. Menurut American Psychological Association, trauma respons emosional terhadap peristiwa mengerikan.

Seseorang mungkin mengalami trauma sebagai respons terhadap peristiwa yang dianggap mengancam atau berbahaya secara fisik atau emosional. Seseorang yang mengalami trauma merasakan berbagai emosi setelah kejadian maupun dalam jangka panjang. Trauma muncul tersebab kewalahan, tidak berdaya, terkejut, atau mengalami kesulitan memproses pengalaman. Trauma juga menyebabkan gejala fisik.

Jika gejala trauma tidak berkurang tingkatnya bisa saja menandakan telah berkembang menjadi masalah kesehatan mental. Kondisi itu gangguan stres pascatrauma atau PTSD.

Baca juga: Trauma, Britney Spears Sebut Kemungkinan Tak Akan Tampil di Panggung Lagi

Jenis trauma

Advertising
Advertising



1. Trauma akut

Hasil dari satu peristiwa stres atau berbahaya.


2. Trauma kronis

Hasil dari paparan berulang dan berkepanjangan terhadap peristiwa yang sangat menegangkan. Contohnya, termasuk kasus pelecehan, intimidasi, atau kekerasan dalam rumah tangga.


3. Trauma kompleks

Hasil dari paparan berbagai peristiwa traumatis.


4. Trauma sekunder

Trauma ini mengembangkan gejala dari kontak dekat dengan seseorang yang pernah mengalami peristiwa traumatis.

Kondisi trauma

Seseorang mengalami trauma perasaan itu timbul saat mengingat peristiwa kelam . Kondisi trauma mengganggu aktivitas keseharian, bahkan rentan menghilangkan rasa percaya terhadap orang lain.

Dari segi kognitif, ingatan kejadian traumatis memicu perasaan cemas, ketakutan berlebih, dan perasaan tertekan, dikutip dari American Psychiatric Association. Gejala trauma anak-anak antara lain mengalami kesulitan tidur, perasaan takut, tak ingin ditinggal sendiri walaupun sebentar.

Anak-anak juga cenderung bersikap agresif ketika diajak membahas masa lalu dan marah secara tiba-tiba. Orang yang trauma setelah mengalami stres emosional yang besar dan berlebih. Kondisi itu menyebabkan orang tidak bisa mengendalikan perasaan sendiri, sehingga muncul trauma.

Baca: Perlunya Pendampingan bagi Penyintas Insiden yang Trauma

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

14 jam lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

21 jam lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

7 Ciri-ciri Sigma Male yang Perlu Diketahui

23 jam lalu

7 Ciri-ciri Sigma Male yang Perlu Diketahui

Berikut ciri-ciri yang bisa dikenali dari orang yang memiliki karakter sigma male.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

3 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

3 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

3 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

6 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

7 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

7 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

7 hari lalu

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.

Baca Selengkapnya