Wastra Indonesia selain Batik: Jumputan, Tenun, Songket, dan Kain Sulam

Rabu, 12 Oktober 2022 17:55 WIB

Peserta membawa kain songket saat mengikuti parade 1.000 songket, pada Festival Pandai Sikek, di Nagari Pandai Sikek, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Sabtu 27 Agustus 2022. Festival Pandai Sikek tersebut digelar Nagari Pandai Sikek dalam rangka memperkenalkan seni budaya dan produk khas daerah itu seperti tenun songket dan ukiran. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

TEMPO.CO, Jakarta - Wastra atau kain tradisional adalah peninggalan turun temurun leluhur yang menjadi salah satu kekayaan budaya Indonesia. Umumnya, masyarakat Indonesia hanya mengenal batik sebagai salah satu wastra yang diakui PBB sebagai warisan tak benda Indonesia.

Selain batik, sebenarnya ada empat wastra lainnya yang terdiri dari jumputan, tenun, songket, dan kain sulam. Masing-masing kain ini berciri khas yang dapat dibedakan dari simbol, warna, ukuran hingga material yang digunakan.

  • Jumputan

Dikutip dari publikasi Pelatihan Pembuatan Batik Jumput dari jurnal.unipasby.ac.id, batik jumputan adalah batik yang dikerjakan dengan cara ikat celup. Cara ikat celup yang dimaksud adalah dengan mengikat dengan tali kemudian dicelup dengan warna.

Kata “jumputan" berasal dari bahasa Jawa menjumput. Menjumput berarti memungut atau mengambil dengan semua ujung jari tangan. Penggunaan teknik celup ikat ini dapat ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Batik jumputan juga sering juga disebut dengan batik ikat celup karena proses pembuatannya dengan mengikat dan mencelupkan kain ke dalam pewarna.

Dalam pembuatan jumputan, kain yang digunakan pada batik jumput adalah kain mori, bahan yang lazim digunakan dalam pembatikan. Kain mori dapat dipilih sesuai kebutuhan yang dikehendaki dari mulai golongan mori yang paling halus sampai yang berkuali rendah. Selain kain mori, dalam pembuatan jumputan juga dapat menggunakan kain katun dan sutera karena memudahkan proses pengikatan dan pencelupan.

  • Songket

Merujuk pada publikasi Kain Songket dari digilib.unimed.ac.id, songket merupakan karya seni kerajinan tangan masyarakat Melayu dengan cara ditenun menggunakan alat-alat tradisional. Dalam bahasa Melayu, songket disebut dengan “kait” atau “mengait”. Yang dapat diartikan sebagai menyulam. Menurut KBBI, songket merupakan kain tenun yang bersulam benang emas, dan menyongket adalah menyulam dengan benang emas atau perak.

Advertising
Advertising

Songket merupakan salah satu pilihan utama dalam pakaian di acara-acara besar seperti pesta pernikahan dan acara resmi. Kain ini kerap dikenakan dengan kebaya. <!--more-->

  • Tenun

Tenun adalah hasil kerajinan yang berupa bahan kain yang dibuat dari benang (kapas, sutra, dan sebagainya) dengan cara memasuk-masukkan pakan secara melintang pada lungsin. Dilansir dari jurnal Klasifikasi Kain Tenun Berdasarkan Tekstur dan Warna dengan Metode K-NN oleh journal.untar.ac.id, setiap kain tenun yang dibuat biasanya berdasarkan kebudayaan, adat istiadat, kebiasaan budaya dan kehidupan sehari-hari daerah masing-masing.

Berdasarkan jenisnya, kain tenun dapat terbagi menjadi 4, yakni tenun sederhana, tenun ikat lungsin, tenun ikat songket, dan tenun ikat pakan. Tenun sederhana banyak dijumpai di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Sulawesi Tenggara, juga Tapanuli.

Tenun ikat lungsin banyak dijumpai di daerah NTB, NTT, Maluku, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Papua Barat. Tenun ikat pakan banyak dijumpai dari daerah Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah. Tenun songket banyak terdapat di daerah Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Lampung, Banten, Maluku Utara.<!--more-->

Pengerajin kain tenun tradisional tengah memperagakan pembuatan kain ulos di Kafe Brew and Brother, Tarutung, Tapanuli utara, Selasa, 26 Oktober 2021. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Perayaan Hari Ulos Nasional. Dok Unesco

  • Kain Sulam

Mengutip publikasi Sulam Motif Flora dan Fauna Ditinjau dari Warna dan Komposisi dari jurnal.unimed.ac.id, pengertian kain sulam dapat disamakan dengan brodir, suji, dan tekat, yakni hiasan dari benang yang dijahitkan pada kain.

Berbagai sumber menunjukkan, kain sulam banyak diproduksi di Gorontalo yang disebut dengan karawo, sulam jelujur dari Lampung, hingga kain sulam dari Nusa Tenggara

Situs sumbarprov.go.id menyatakan Kota Bukittinggi adalah penghasil kain sulam karancang yang banyak digunakan pada mukena, jilbab, baju kurung, dan baju koko. Sulaman Kerancang sangat halus dengan lubang lubang yang terbentuk dari jalinan benang bordir. Lubang-lubang inilah yang disebut dengan kerancang.

Seorang pembordir harus memperhitungkan kekuatan tarikan benang ke kain..Jika tarikan benang terlalu kuat, kain di sekitar kerancang akan mengkerut. Sebaliknya, bila tarikan benang kurang kuat, jalinan kerancang akan tidak “padat” dan “rapat”, serta mudah putus.

MUHAMMAD SYAIFULLOH

Baca juga: Djournal Coffee Kenalkan Wastra Nusantara Lewat Nusa Rasa Oat Series

Berita terkait

Angkat Tenun Bima, Festival Rimpu Mantika jadi Daya Tarik Turis Mancanegara

15 jam lalu

Angkat Tenun Bima, Festival Rimpu Mantika jadi Daya Tarik Turis Mancanegara

Festival Rimpu Mantika tidak hanya pawai semata, selain tradisi busana, juga disuguhkan kekayaan keindahan budaya Bima dan ekonomi kreatif.

Baca Selengkapnya

Pawai Rimpu Mantika di Bima Diikuti Puluhan Ribu Peserta, Ada Fashion Show

1 hari lalu

Pawai Rimpu Mantika di Bima Diikuti Puluhan Ribu Peserta, Ada Fashion Show

Pawai rimpu merupakan acara puncak dari Festival Rimpu Mantika Kota Bima 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

1 hari lalu

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

Kain tenun Bima yang sudah ada sejak sebelum Islam masuk ke Bima ini memiliki ciri khas, misalnya warna hitam pada tenun Donggo.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

5 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

6 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

9 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

34 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

36 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

53 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

Meraup Cuan di Kerajinan Kain Shibori

56 hari lalu

Meraup Cuan di Kerajinan Kain Shibori

Bagaimana pengrajin asal Yogyakarta meraup keuntungan dari kerajinan kain shibori.

Baca Selengkapnya