TEMPO.CO, Jakarta - Lidah buaya Pontianak dikembangkan dan dibudidayakan di Pontianak, khususnya di Siantan Hulu pada 1980. Jenis lidah buaya yang dibudidayakan di daerah Pontianak adalah Aloevera aloesinensies. Jenis ini banyak disukai karena pelapahnya besar serta mudah untuk diolah dan dipasarkan.

Lidah buaya dapat diolah menjadi berbagai makanan dan minuman seperti jeli, selai, dodol, es krim, cendol, teh lidah buaya, tepung lidah buaya, dan lainnya. Bagian lidah buaya yang diolah adalah dagingnya karena mengandung bahan organik yang baik untuk tubuh.

Menurut Furnawanthi dalam buku yang berjudul Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya si Taman Ajaib, lidah buaya mengandung komponen air sebanyak 99,5 persen. Kandungan lainnya adalah lemak 0,67 persen, karbohidrat 0,043 persen, protein 0,038 persen, Vitamin A 4 persen, dan Vitamin C 3,476 miligram.

Unsur utama dari cairan lidah buaya adalah aloin, emodin, resin, gum dan kandungan lainnya seperti minyak Atsiri. Lidah Buaya juga mengandung nutrisi lain seperti mineral Zn, K, Fe dan Vitamin seperti A, B1, B2, B12, C, E, inositol, asam folat dan kholin.

Lidah buaya mengandung zat mineral dan zat antiorganik seperti kalsium, potasium, sodium, choline, magnesium, zinc, copper, chromium. Zat ini sangat berguna untuk pertumbuhan tulang, pembentukan dan pergantian jaringan, pengaturan metabolisme tubuh manusia, dan pengaturan gerak untuk syaraf.

Zat utama dalam lidah buaya adalah zat lignin yangdapat menembus dan meresap ke dalam kulit agar terjaga kelembabannya. Selain itu, ada zat saponin yang mengandung antiseptik. Zat ini biasanya digunakan untuk bahan kosmetik serta minyak atsiri berguna untuk antibiotik.

Lidah buaya juga mengandung enzim yang bermanfaat untuk kesehatan, di antaranya selulase, katalase, alkaline phospate, bardykinase, amylase, carboxy peptidase, aliase, dan lipase. Enzim ini berfungsi untuk menghindari peradangan.

MELINDA KUSUMA NINGRUM

Baca juga: Gel Lidah Buaya, Manfaatnya untuk Pencernaan dan Perawatan Kulit