Mengapa Bisa Ular Kobra Sangat Berbahaya? Begini Penjelasan Ilmiahnya

Sabtu, 29 Oktober 2022 10:49 WIB

Ilustrasi ular kobra.techexplorist.com

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pawang ular Imam Rokhani, 49 tahun, warga Desa Ngrayung di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, tewas dipatuk ular kobra jenis King Cobra berukuran 4,5 meter yang dipeliharanya selama lima tahun terakhir pada Minggu 23 Oktober 2022.

Menurut keterangan dari Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Trenggalek Triadi Atmono, kejadian bermula ketika Imam sedang mengganti air minum ular peliharaannya. Namun sayangnya ia pun dipatuk oleh peliharaannya sendiri tanpa bantuan keamanan lebih, sehingga membuat dirinya meninggal dunia saat dilarikan ke rumah sakit.

Gigitan ular kobra sudah seharusnya selalu ditanggap dengan serius. Entah itu sebelum terjadi atau setelah kejadian dipatuk sekalipun. Lantas, apakah berbahay bisa ular king kobra dan seberapa besar dampaknya ketika dipatuk? Berikut adalah penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Baca: Ular Kobra Muncul di Permukiman, Ini Hal-hal yang Perlu Diketahui

Mengapa bisa ular kobra berbahaya?

Advertising
Advertising

Menjawab poin ini mungkin secara jelas terdapat dua jenis gigitan yang berada pada ular, yaitu gigitan kering dan gigitan berbisa. Sementara itu, ular berjenis King Cobra memilik gigitan berbisa yang berbahaya karena dapat mentranmisikan racun.

Namun dikutip dari National Geographic, King cobra memiliki sifat pemalu dan sebisa mungkin menghindari kontak dengan manusia semisal memungkinkan. Peringatan tersebut diperlihatkan oleh King Cobra dengan mengeluarkan desisnya yang terdengar hampir seperti anjing yang menggeram.

Namun King Kobra lebih sering ditemukan di hutan hujan dan dataran India, Cina selatan, dan Asia Tenggara, dan warna mereka dapat sangat bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Mereka mungkin dapat ditemukan di perkotaan karena telah dirawat oleh pemiliknya, meski habitat yang cocok sebenarnya adalah termasuk hutan, semak bambu, rawa bakau, padang rumput dataran tinggi, dan di sungai.

Sementara itu, jenis ular ini memiliki bentuk paling panjang mencapai 18 kaki atau setara 5,49 meter, yang dapat menjadikannya sebagai ular terpanjang dari semua ular berbisa. Jika disandingkan dengan manusia, mereka dapat mengangkat sepertiga tubuhnya dari tanah dan menatap mata orang dewasa.

Terutama ketika dalam mode menyerang atau melumpuhkan mangsanya, King Cobra akan bersiap-siap mengeluarkan racunnya. Perlu diketahui juga bahwa semua jenis ular berbisa memakai racun sebagai sistem pertahanan mereka dari para predator.

Seperti dikutip dari letstalkscience.ca, racun ular diproduksi di bagian belakang kepala ular di kelenjar ludah. Lalu ular memakai raing berlubang seperti jarum suntuk untuk memberikan racunnya. Saat ular menggigit, otot-otot di kepalanya menekan kelenjar racun. Hal tersebut selanjutnya mendorong cairan melalui taringnya dan masuk ke dalam daging mangsanya.

Akan tetapi, racun dari ular berjenis King Cobra juga bukan yang terkuat dibandingkan ular berbisa lainnya. Diketahui King Kobra mempunyai jumlah neurotoksin hingga dua persepuluh ons cairan yang dapat mereka keluarkan dalam satu gigitan. Hal tersebut diperkirakan dapat membunuh 20 orang sekaligus atau setara satu gajah.

Sementara dikutip dari clevelandclinic.org, neurotoksin dapat menyebabkan kelumpuhan atau kerusakan pada sistem saraf seseorang. Tidak hanya itu, racunnya akan mempengaruhi sistem pernapasan sehingga berpotensi menyebabkan gagal jantung dan napas berhenti.

FATHUR RACHMAN

Baca juga: Pawang Ular Tewas Digigit Kobra di Trenggalek, Bagaimana Mengatasi Gigitan Ular?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

29 hari lalu

Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.

Baca Selengkapnya

Cara Jaga Kesehatan Paru-paru yang Dianjurkan Pulmonolog

33 hari lalu

Cara Jaga Kesehatan Paru-paru yang Dianjurkan Pulmonolog

Pulmonolog membagi tips untuk menjaga kesehatan paru-paru dan sistem pernapasan sepanjang hayat. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

39 hari lalu

Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

Neuroferritinopathy penyakit genetik yang hanya dimiliki sekitar 100 orang di dunia. Bagaimana gejala dan pengobatannya?

Baca Selengkapnya

Pimpinan Pesantren di Trenggalek dan Anaknya Mengaku Cabuli Santriwati Sejak 2021

40 hari lalu

Pimpinan Pesantren di Trenggalek dan Anaknya Mengaku Cabuli Santriwati Sejak 2021

Polisi menetapkan bapak dan anak pengasuh pondok pesantren di Trenggalek sebagai tersangka pencabulan

Baca Selengkapnya

Lebih Banyak Menyerang Wanita, Simak Penjelasan Pakar soal Migrain

47 hari lalu

Lebih Banyak Menyerang Wanita, Simak Penjelasan Pakar soal Migrain

Selain multiple sclerosis dan stroke, migrain juga lebih banyak menyerang wanita. Pakar beri saran pencegahan dan cara mengatasi.

Baca Selengkapnya

Kiai dan Anaknya di Trenggalek Ditetapkan jadi Tersangka Pencabulan Santriwati

47 hari lalu

Kiai dan Anaknya di Trenggalek Ditetapkan jadi Tersangka Pencabulan Santriwati

M, 72 tahun; dan anaknya, F, 37 tahun, dilaporkan empat orang ke Polres Trenggalek atas dugaan tindak pencabulan santriwati

Baca Selengkapnya

Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

48 hari lalu

Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

Deteksi dini penting untuk mencegah glaukoma tidak semakin parah. Dokter mata sebut penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Kiai di Trenggalek dan Anaknya Diduga Lecehkan Belasan Santri sejak 2021

48 hari lalu

Kiai di Trenggalek dan Anaknya Diduga Lecehkan Belasan Santri sejak 2021

seorang pengasuh pondok pesantren dan anaknya di Trenggalek, Jawa Timur, diduga melakukan pelecehan seksual terhadap 12 santriwati

Baca Selengkapnya

4 Ikan Beracun yang Berbahaya jika Dikonsumsi

52 hari lalu

4 Ikan Beracun yang Berbahaya jika Dikonsumsi

Tak semua ikan bisa dimakan lantaran ada berbagai ikan yang mengandung racun dan mengakibatkan fatal bagi siapa pun yang mengonsumsinya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tetrodotoxin, Racun Berbahaya pada Ikan Buntal

53 hari lalu

Mengenal Tetrodotoxin, Racun Berbahaya pada Ikan Buntal

Tidak hanya pada ikan buntal, tetrodotoxin juga ada pada katak, guritam, dan amfibi.

Baca Selengkapnya