Meski Gejala Ringan, Jangan Sepelekan Omicron XBB

Reporter

Antara

Selasa, 1 November 2022 14:16 WIB

Ilustrasi Omicron. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19, Reisa Broto Asmoro, menjelaskan varian Omicron XBB memiliki ciri khas membuat pasien bergejala ringan dan kemampuan yang lebih cepat menyebar.

“Memang varian XBB ini, biasanya gejalanya lebih ringan karena meski dia bermutasi, tingkat fatalitasnya lebih rendah,” katanya.

Ia menuturkan dalam pemantauan pemerintah terhadap Omicron XBB, pasien yang terkena varian itu kebanyakan mengalami gejala ringan berupa batuk, pilek, demam, ngilu atau nyeri otot, kelelahan, sakit kepala, nyeri sendi, dan kedinginan. Varian lain seperti Delta, cenderung dilaporkan menyerang pernapasan bawah. Namun varian XBB yang masih termasuk keluarga Omicron menyerang pernapasan atas.

“Kalau keluarga Omicron memang gejalanya lebih banyak di pernapasan atas, jadi biasanya gejala yang muncul itu pasti ada demam, kedinginan, ngilu, nyeri otot, nyeri sendi, ada batuk, pilek, kelelahan, sakit kepala. Yang membedakan itu mual, muntah, ada juga yang mengalami sesak napas,” ujar Reisa.

Gejala relatif ringan
Walaupun gejala pasien dapat dikatakan ringan dengan fatalitas yang rendah, ciri khas lain yang patut diwaspadai adalah tingkat penularan infeksi yang cepat. Ia menyatakan tingginya lonjakan kasus di Singapura karena penularan Omicron XBB berlangsung cepat atau melebihi 0,79 kali penularan yang terjadi saat gelombang subvarian BA.5, dan 0,46 kali dari gelombang BA.2.

Advertising
Advertising

Menurutnya, semua pihak harus bersyukur karena mutasi baru COVID-19 semakin menunjukkan kelemahan. Namun, ia meminta semua pihak tidak menyepelekan hal tersebut karena berpotensi meningkatkan fatalitas dan keterisian rumah sakit (BOR).

“Kita harus bersyukur sejak sekarang dan semoga ke depannya juga tidak ada yang mengalami kematian dan mungkin ini juga banyak sekali dipengaruhi adanya upaya untuk vaksinasi diri sendiri. Meskipun dia gejalanya lebih ringan, kita juga tetap harus meningkatkan imunitas supaya tetap kuat melawan virus ini,” katanya.

Reisa mengimbau semua pihak memperkuat kembali protokol kesehatan, baik memakai masker, mencuci tangan, maupun menjaga jarak. Masyarakat diharapkan juga segera melengkapi dosis vaksinasi COVID-19 agar imunitas terus terjaga dari infeksi penularan virus.

Hal lain yang ia tekankan tentang pentingnya semua pihak saling menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi sesama, terutama kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, atau pemilik komorbid yang belum bisa vaksinasi.

“Jadi kita harus hati-hati, upayakan periksa diri, kenali kesehatan diri sendiri, dan kalau memang punya penyakit penyerta utamakan bisa tetap terus mengonsumsi obat-obatan dan konsul kepada dokter pribadi,” ucap Reisa.

Baca juga: Ciri Omicron XBB yang Perlu Dikenali

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

12 hari lalu

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

Meski biasanya dialami lansia atau usia 65 tahun ke atas, orang yang lebih muda juga bisa kena Alzheimer. Kenali tahapannya agar waspada gejalanya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

13 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya