Komplikasi, Faktor Risiko, dan Pencegahan Sindrom Patah Hati

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Minggu, 6 November 2022 18:57 WIB

Ilustrasi Patah Hati. (indiatimes)

TEMPO.CO, Jakarta - Sindrom patah hati merupakan suatu kondisi melemahnya ventrikel kiri, ruang pemompaan utama jantung. Mengutip Harvard Health Publising, ini biasanya terjadi akibat dari stres emosional atau fisik yang parah, seperti penyakit mendadak, kehilangan orang yang dicintai, kecelakaan serius, atau bencana alam seperti gempa bumi.

Sindrom patah hati biasanya kondisi sementara. Tapi beberapa orang mungkin terus merasa tak enak badan setelah jantungnya sembuh. Mengutip Cleveland Clinic, orang dengan sindrom patah hati mungkin mengalami nyeri dada mendadak atau mengira mereka mengalami serangan jantung. Sindrom patah hati hanya mempengaruhi sebagian dari jantung. Ini secara singkat mengganggu cara jantung memompa darah.

Faktor risiko sindrom patah hati

  • Gender, sindrom patah hati lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.
  • Usia, kebanyakan orang yang mengalami sindrom patah hati berusia lebih dari 50 tahun.
  • Kondisi kesehatan jiwa, orang yang memiliki atau mengalami kecemasan atau depresi mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena sindrom patah hati.

Komplikasi sindrom patah hati

Mengutip Mayo Clinic, kebanyakan orang yang mengalami sindrom patah hati dengan cepat pulih dan tidak memiliki efek jangka panjang. Namun terkadang kondisi tersebut terjadi lagi. Ini disebut kardiomiopati takotsubo berulang.

Advertising
Advertising

Adapun komplikasi yang bisa terjadi akibat sindrom pata hati, meliputi:

  • Ruptur ventrikel kiri (dinding bebas) jantung.
  • Penyumbatan aliran darah dari ventrikel kiri.
  • Gagal jantung (jantung Anda tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh Anda).
  • Bekuan darah di dinding ventrikel kiri.
  • Obstruksi saluran keluar ventrikel kiri.
  • Syok kardiogenik .
  • Blok atrioventrikular lengkap.
  • Kematian.

Pencegahan sindrom patah hati

Untuk mencegah episode lain dari sindrom patah hati, banyak penyedia layanan kesehatan merekomendasikan pengobatan jangka panjang dengan beta blocker atau obat-obatan serupa. Obat-obatan ini memblokir efek hormon stres yang berpotensi berbahaya pada jantung.

Memiliki stres kronis dapat meningkatkan risiko sindrom patah hati. Mengambil langkah-langkah untuk mengelola stres emosional dapat meningkatkan kesehatan jantung dan dapat membantu mencegah sindrom patah hati. Beberapa cara untuk mengurangi dan mengelola stres antara lain:

  • Melakukan lebih banyak latihan.
  • Latih kesadaran.
  • Terhubung dengan orang lain untuk mendukung pengobatan dan pencegahan sindrom patah hati.

KAKAK INDRA PURNAMA

Baca juga: Kaitan Sindrom Patah Hati dengan Masalah Jantung

Berita terkait

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

2 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

2 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

2 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

4 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

5 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

6 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

6 hari lalu

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Indonesia kehilangan devisa US$ 11,5 Miliar atau Rp 180 triliun per tahun. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

6 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

7 hari lalu

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

7 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya