TEMPO.CO, Jakarta - Belum usai subvarian Omicron XBB, kini muncul lagi subvarian baru virus corona yang disebut Omicron BN.1. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menambahkan varian baru dari virus corona baru tersebut ke dalam daftar virus yang tengah dilacak.

Mengutip Fortune, meski baru saja ditambahkan ke daftar varian yang dilacak CDC, subvarian ini telah menyumbang empat persen dari infeksi yang tercatat di antara orang Amerika. Selain Amerika Serikat, Omicron BN.1 telah terdeteksi di lebih 30 negara lainnya, termasuk Australia, Inggris, India, hingga Austria.

Subvarian Omicron BN.1 merupakan turunan dari stealth omicron atau BA.2. Dikutip dari nzherald.co.nz, para ahli mencatat subvarian Omicron BN.1 menginfeksi 100 orang di Amerika Serikat. Tetapi, saat ini kasus dari subvarian tersebut telah mengalami peningkatan yang sangat pesat di negara tersebut.

Karena itu, para ahli menduga subvarian baru ini sangat menular dibandingkan subvarian atau varian Covid-19 lainnya. Para ahli menduga bahwa subvarian ini dapat menghindari sistem kekebalan tubuh manusia sehingga menyebabkan penyebaran lebih mudah terjadi.

Para ilmuwan internasional sepakat jika subvarian ini memiliki peluang untuk kebal sehingga memang berpotensi untuk menyebar lebih luas. Walaupun tingkat penyebarannya sangat signifikan, belum ada indikasi kalau Omicron BN.1 bisa menyebabkan kematian atau infeksi yang parah.

RINDI ARISKA

Baca juga: Komplit, Begini Kasus Covid-19 Kembali Naik Dipicu Omicron XBB