Bahaya Infeksi Virus Herpes HSV-1 dan HSV-2, Apa Perbedaan Keduanya?

Sabtu, 3 Desember 2022 11:11 WIB

Anak 3 tahun yang tertular Herpes simpleks dari ciuman (MEN/WS/mirror.co.uk)

TEMPO.CO, Jakarta - Herpes termasuk infeksi virus yang ditularkan melalui kontak kulit, ada dua jenis yang paling umum, virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) dan tipe 2 (HSV-2), menyebabkan herpes mulut dan infeksi herpes genital.

Profesional Kesehatan Masyarakat Katie Wilkinson dalam laman verywellhealth, menulis setiap jenis biasanya menyebabkan infeksi virus pada bagian tubuh tertentu, ada kemungkinan menginfeksi mulut, alat kelamin, atau area anus. Keduanya memberikan dampak infeksi kronis jangka seumur hidup.

Baca: Mengenal Herpes Zoster, 3 Risiko Seseorang Kena Cacar Ular

Pengertian HSV-1 dan HSV-2

HSV-1 biasanya menimbulkan infeksi herpes oral, tetapi menyebabkan gejala pada area genital, karena saat di area tersebut virus ditularkan. Sedangkan, HSV-2 memiliki gejala pada area genital dan anus, ini menyebabkan infeksi di dalam atau di sekitar mulut.

Banyak orang terpapar HSV-1 saat masih anak-anak, seringkali antara usia 6 bulan dan 3 tahun. Perempuan saat melahirkan, memiliki banyak pasangan seksual, berhubungan seks untuk pertama kalinya di usia muda, dan pernah mengalami infeksi menular seksual cenderung mengidap herpes genital.

Advertising
Advertising

Memiliki HSV-2 kemungkinan besar meningkatkan risiko tertular infeksi HIV, sebab lesi herpes genital membuat HIV masuk ke dalam tubuh dengan lebih mudah. Orang yang memiliki HIV dan HSV-2 berisiko lebih tinggi menularkan jumlah HIV kepada orang lain.

Jika seseorang mengalami gejala, mereka cenderung datang dan pergi. Pusat Pengendali dan Pencegahan Penyakit (CDC) mencatat, kekambuhan herpes genital lebih sering terjadi pada HSV-2 dibandingkan dengan HSV-1. Profesor Emeritus Kedokteran Hunter Handsfield, MD menyatakan virus herpes bersifat laten tetapi tidak pernah sepenuhnya diberantas oleh sistem kekebalan tubuh.

Cara Membedakan HSV-1 dan HSV-2

Gejala herpes genital termasuk luka benjolan merah kecil atau lepuhan putih, bisul, dan keropeng, menurut situs health. Wabah awal disertai demam, pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan, sakit kepala, dan nyeri otot.

Gejala herpes oral meliputi luka berisi cairan di bibir, di dalam mulut, dan di belakang tenggorokan. Apalagi, kelenjar getah bening di leher juga bisa membengkak.

“Cara untuk mengetahui bahwa itu herpes dan jenisnya, dengan menguji pada saat lesi aktif dengan tes PC,” kata Dr Handsfield. Tes amplifikasi asam nukleat seperti tes PCR dilakukan dan dapat melibatkan pengumpulan sel atau cairan dari infeksi herpes aktif, yang berarti ada luka atau lesi herpes.

Terlepas, dari jenis apa yang menyerang, paling penting untuk mengetahui apakah Anda menderita herpes genital. Setelah mengetahui diagnosis, Anda dapat mengambil langkah-langkah menuju pencegahan dan pengobatan.

BALQIS PRIMASARI

Baca juga: 10 Fakta Herpes Zoster yang Perlu Diketahui

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

12 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

1 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

1 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

2 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

3 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

6 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

8 hari lalu

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

9 hari lalu

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Indonesia kehilangan devisa US$ 11,5 Miliar atau Rp 180 triliun per tahun. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

10 hari lalu

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.

Baca Selengkapnya

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

11 hari lalu

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.

Baca Selengkapnya