Jangan Bungkus MSG yang Sudah Dibuka Hanya dengan Karet, Ini Alasannya

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Kamis, 15 Desember 2022 09:07 WIB

Talkshow dan Cooking Demo "Pentingnya Implementasi Food Safety Bagi UMKM" Pastikan Sajian Makanan Aman Dikonsumsi pada 12 Desember 2022

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Komunikasi Perkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia (P2MI) Satria Gentur Pinandita mengatakan bahwa penggunaan Monosodium Glutamamate alias MSG saat ini makin marak. Masyarakat dan pengusaha bisnis kuliner terus berinovasi membuat makanan sendiri di rumah maupun untuk berwirausaha. Salah satu alasannya karena MSG dapat memberi cita rasa kenikmatan yang lezat. Penggunaan MSG sesuai dengan takaran yang tepat merupakan tindakan penting yang harus diterapkan dalam industri makanan, namun bagaimana untuk memastikan sajian makanan aman untuk dikonsumsi.

Satria menerangkan bagaimana cara pengemasan produk penyedap rasa yang benar, yakni tidak boleh dikemas dengan cara dilipat bagian yang terbuka dan dibungkus dengan mengikat menggunakan karet. Satria menyarankan penggunaan produknya ketika sudah dibuka harus segera dipindahkan ke kotak penyimpanan bumbu. Hal ini dikarenakan sebagai produk asam amino atau glutamat memiliki sifat hidroskopis yang mudah menyerap udara sehingga terkontaminasi dengan berbagai kuman-kuman.

"Diikat dengan karet gelang bisa terkena udara dan terkontaminasi kuman disana kemudian dimasak sehingga menimbulkan masalah, dan yang disalahkan pasti MSGnya, padahal salah pada cara penyimpanannya yang tidak benar. Sehingga edukasi ini sangat penting. Kami pastikan P2MI selalu akan memberikan yang terbaik, dan kami bertanggung jawab dunia akhirat," kata Satria Talkshow dan Cooking Demo "Pentingnya Implementasi Food Safety Bagi UMKM" Pastikan Sajian Makanan Aman Dikonsumsi seperti dilansir Tempo pada 12 Desember 2022.

Satria, menjelaskan beberapa fakta bahwa masih ada artikel-artikel yang berkonotasi negatif terkait MSG muncul di berbagai media. Meskipun yang cukup mengembirakan, di mulai tahun 2016 tanggapan publik mengenai publikasi MSG ini mulai menurun. "Hal ini menunjukkan bahwa berita-berita konotasi negatif mulai menurun meskipun masih ada, kami dapatkan di tahun 2021 hanya tinggal 6 persen," katanya.

Ia pun menyadari pentingnya mengedukasi media, karena dari media pulalah masyarakat teredukasi. Sehingga tugas kami P2MI disini adalah memberikan informasi yang benar, yakni bagaimana penggunaan MSG atau MNG ini. Hal ini pastinya telah dan selalu ada dalam setiap produk kami dimana petunjuk penggunaan MSG dapat dilihat pada bungkus dari product MSG yang ada di pasaran," ungkap Satria.

Advertising
Advertising

Ada beberapa cara yang dilakukan P2MI dalam menepis hoax. Mereka melakukan edukasi melalui talk show, webinar, seminar dengan bekerja sama dengan media cetak, media televisi dan media online seperti yang dilakukan saat ini. "Kini kita juga terus mengedukasi melalui medsos seperti IG, LinkedIn, FB, TikTok, dengan menghadirkan postingan-postingan yang bersifat edukasi bahkan P2MI mempunyai website yg memberikan informasi tentang hal baik MSG," kata Satria.

MSG banyak digunakan oleh para pelaku dan bisnis kuliner khususnya pelaku UMKM. "Menyadari hal ini P2MI turut meningkatkan usaha UMKM dengan memberikan atau berbagi kiat-kiat dalam membangun usaha sekaligus memberikan materi yang berhubungan dengan pemakaian MSG, seperti demo cooking, berbagi resep dengan takaran MSG yang benar," katanya.

Satria berpesan kepada masyarakat untuk menggunakan MSG secukupnya. "Sesuai dengan kebutuhan, jangan khawatir dengan pemakaiannya di kuliner-kuliner yang bertebaran dan terus berinovasi saat ini. MSG tidak berbahaya aman namun yang terpenting adalah cara dan takaran pemakaian," lanjutnya.

Nutrisionis Ahli Madya Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan Mursalim, MPH turut menambahkan bahwa pemerintah ingin mengencarkan bahwa gizi seimbang itu sudah seharusnya diketahui oleh seluruh masyarakat, sehingga apa yang dimakan oleh masyarakat itu sudah memenuhi kecukupan gizi.

Mursalim mengatakan baiknya memang dihindari penggunaan bahan tambahan pangan di saat penggunaan bahan tambahan pangan pada bisnis kuliner saat ini. Bila memang memerlukan bahan tambahan pangan, ia sangat menyarankan agar bahan tambahan pangan itu berupa bahan alami.

"Kalau memang bisa dihindari namun jika ada BTP yang alami bisa dipilih untuk lebih baik. Meskipun tak sepraktis BTP yang tidak alami. Dalam mengelolah pangan itu harus diperhatikan, bahan pangan itu sendiri aman atau tidak, kedua bagaimana proses pengolahan dan yang ketiga bagaimana penyajiannya. Karena banyak yang kami temukan banyak terjadinya keracunan atau kasus itu terjadi akibat penyajian waktu yang terlewat," ujarnya.

Mursalim menambahkan bahwa sejauh ini belum ada artikel dimanapun yang menyatakan penyedap masakan menimbulkan berbagai masalah atau kasus. Memang ada beberapa kasus namun ini biasanya terjadi pada orang yang rentan dan sensitif terhadap MSG. "Yang sudah-sudah kami temukan kasus tersebut tidak berlangsung lama. Secara penggunaan bahan tambahan pangan yang telah mendapatkan izin edarnya dari BPOM dan kehalallanya sudah terbukti secara general aman, namun memang ada kasus tertentu namun tidak berakibat dan berdampak fatal pada kesehatan. Kami membenarkan bahwa selama ini penyedap MSG yang beredar di indonesia adalah aman untuk dikonsumsi," jelas Mursalim dalam sesi tanya jawab dengan media.

Ia turut menjelaskan, MSG tidak berbahaya jika dipergunakan dalam batas aturan yang telah ditentukan. Penggunaan dalam takaran terbatas dan sesuai dengan aturan yang diatur oleh indonesia semua aman. " Sekali lagi saya tegaskan, selama pemerintah Indonesia menyatakan bahwa yang dikeluarkan telah mendapatkan izin edar maka tidak berbahaya dikonsumsi. Yang tidak sesuai itu adalah penggunaanya yang berlebihan atau tidak sesuai dengan aturan yang telah ditentukan" ujar Mursalim.

Pemilik Coto Mangkasara, Florentina Panti Rahayu memaparkan pengetahuan Food Safety harus dimiliki bagi seluruh pengusaha bidang makanan dari tingkat golongan warung kaki 5 hingga hotel bintang 5. "Saya yang sudah hampir 15 tahun bergerak dalam bidang kuliner tentu sangat memperhatikan masalah food safety. Karena kita sebagai pengusaha itu harus berprinsip berdagang dengan beretika bermoral dan bertanggung jawab bagi masyarakat," ungkapnya.

Florentina menambahkan bahwa MSG pada zamannya ditemukan oleh seorang profesor di Jepang. Dalam arti melalui riset yg dapat dipertanggung jawabkan. Yang lebih penting mengedukasi masyarakat apa itu MSG sampai sejauh mana aman dikonsumsi dengan takaran yang benar dan memberi alternatif bahan-bahan lain yang dapat memperkuat cita rasa gurih dalam masakan.

"Saat ini ada kaldu jamur yang harus dibaca juga komposisinya kerana masih ada yang mengandung Monosodium Glutamate atau MSG. Jadi yang lebih penting itu mengedukasi bukan melarang," kata Florentina.

Dilanjutkannya, Coto Mangkasara Daeng Rhulie miliknya memang menambahkan MSG dalam masakannya meskipun pada dasarnya coto makassar itu berbahan daging yang sudah menghasilkan rasa gurih dengan ditambahkan tulang-tulang besar sehingga membuat kaldu yang cukup. "Tapi untuk memenuhi selera masyarakat saya juga menambahkan kaldu untuk memperkuat rasa gurihnya. Yang terpenting adalah dalam skala besar atau kecil usaha kita harus memiliki Standard Oprasional Prosedure (SOP). SOP itulah yg harus ditaati oleh pengusaha dan karyawannya. Dari mulai belanja bahan kita kan sudah tentukan apa saja yang harus kita belanja dan bagaimana takaran serta penyajiannya," kata Florentina.

Baca: Bisakah MSG Bantu Turunkan Risiko Hipertensi?

Berita terkait

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

3 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

9 Bazar Ramadan di Kuala Lumpur dan Selangor yang jadi Surga Kuliner selama Bulan Suci

46 hari lalu

9 Bazar Ramadan di Kuala Lumpur dan Selangor yang jadi Surga Kuliner selama Bulan Suci

Bazar Ramadan di Kuala Lumpur dan Selangor menawarkan hidangan lezat tradisional Melayu.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan Industri Kuliner Semakin Pesat, Intip Rahasia Kue Mengembang Sempurna

55 hari lalu

Pertumbuhan Industri Kuliner Semakin Pesat, Intip Rahasia Kue Mengembang Sempurna

Pesatnya pertumbuhan ini tak lepas dari masifnya penggunaan media sosial yang mendorong munculnya tren-tren kuliner kekinian.

Baca Selengkapnya

Makan Siang Gratis: Uji Coba Airlangga, Dana BOS, sampai Peringatan WHO dan Reaksi Gibran

1 Maret 2024

Makan Siang Gratis: Uji Coba Airlangga, Dana BOS, sampai Peringatan WHO dan Reaksi Gibran

Program makan siang gratis pasangan capres-cawapres Prabowo-Gibran itu, tiba-tiba jadi bahasan dalam sidang kabinet pemerintahan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Daftar Harga Franchise Warteg Bahari dan Cara Membelinya

28 Februari 2024

Daftar Harga Franchise Warteg Bahari dan Cara Membelinya

Kini Anda bisa bergabung dengan franchise Warteg Bahari dengan paket mulai dari Rp135 juta. Ketahui benefit dan cara daftarnya.

Baca Selengkapnya

Apakah Ibu Hamil Boleh Makan Mi Instan? Ini Penjelasannya

11 Februari 2024

Apakah Ibu Hamil Boleh Makan Mi Instan? Ini Penjelasannya

Mi instan umumnya tinggi kandungan MSG dan sodium. Lantas, apakah ibu hamil boleh makan mi instan? Ini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Oyster Mentah Jadi Hidangan Mewah, Ini Plus Minus Mengonsumsi Tiram Itu

16 Januari 2024

Oyster Mentah Jadi Hidangan Mewah, Ini Plus Minus Mengonsumsi Tiram Itu

Oyster merupakan salah satu jenis tiram yang menjadi makanan mewah.

Baca Selengkapnya

13 Jenis Bisnis Kuliner yang Kekinian dan Populer di Sosial Media

6 Desember 2023

13 Jenis Bisnis Kuliner yang Kekinian dan Populer di Sosial Media

Bingung ingin memulai bisnis kuliner apa? Intip ide-ide bisnis kuliner anak muda yang populer dan kekinian berikut ini. Pasti banyak yang suka.

Baca Selengkapnya

Kurangi MSG dan Pakai 10 Alternatif Ini sebagai Bumbu Masakan

4 Desember 2023

Kurangi MSG dan Pakai 10 Alternatif Ini sebagai Bumbu Masakan

10 bahan alternatif berikut dapat menjadi opsi pilihan untuk menggantikan MSG.

Baca Selengkapnya

5 Makanan yang Dapat Memicu Gejala Vertigo

22 November 2023

5 Makanan yang Dapat Memicu Gejala Vertigo

Vertigo dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk makanan. Berikut beberapa makanan yang dapat memicu gejala vertigo.

Baca Selengkapnya