Sering Terinfeksi COVID-19, Risiko Kematian Semakin Besar

Reporter

Antara

Rabu, 21 Desember 2022 20:21 WIB

Ilustrasi Vaksinasi Covid-19. TEMPO/Hilman Fathurrahman

TEMPO.CO, Jakarta - Waspadalah, jangan remehkan COVID-19. Vaksinolog Dirga Sakti Rambe mengingatkan risiko kematian semakin membesar kalau terlalu sering tertular COVID-19 karena dapat mengganggu fungsi sejumlah organ tubuh penting.

“Menurut saya jangan terlalu sering terkena COVID-19. Justru kalau bisa tidak kena Covid sama sekali karena dampak jangka panjangnya terutama nanti bisa berbahaya dan berisiko,” kata Dirga dalam Virtual Class: Kasus COVID-19 Terus Terkendali, Rabu, 21 Desember 2022.

Dirga menuturkan setiap kali orang terkena infeksi COVID-19, antibodi terhadap Covid akan muncul atau menjadi lebih tinggi. Bahkan, antibodi bisa menjadi ganda karena didapatkan dari vaksinasi maupun infeksi. Ia menekankan infeksi COVID-19 sangat berbahaya dan jahat karena dapat menyerang berbagai organ tubuh selain saluran pernapasan atas. Misalnya jantung, paru-paru, otak, atau saraf.

“Jadi, penelitian menunjukkan ternyata dampak ini terakumulasi. Kalau ada orang yang terkena Covid satu kali, itu (dampaknya) beda dengan orang yang dua atau tiga kali terkena. Jadi, setelah dilakukan penelitian di organ tubuhnya ternyata berbeda,” jelasnya.

Risiko kematian meningkat
Dengan terganggunya berbagai organ itu, maka risiko kematian pasien COVID-19 dapat meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan yang hanya terinfeksi satu kali. Karena itu, dalam menyambut libur Natal dan Tahun Baru 2023, Dirga meminta semua pihak yang melakukan mobilitas sosial untuk tidak kehilangan kepedulian serta kewaspadaan karena COVID-19 masih ada di lingkungan sekitar dan siap menular kapan pun di mana pun.

Advertising
Advertising

Salah satu upaya yang dapat dijalankan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi sesama selain vaksinasi dapat dilakukan dengan rajin swab antigen atau PCR jika memiliki gejala berupa batuk dan pilek. Pemeriksaan itu perlu disegerakan mengingat tidak ada satu pun pihak yang dapat membedakan apakah gejala tersebut merupakan COVID-19, influenza, dan penyakit lain.

Dirga menyebut data di DKI Jakarta menunjukkan orang yang meninggal kebanyakan karena terlambat melakukan swab dan memiliki komorbid. Akibatnya, terjadi keterlambatan penanganan karena gejalanya yang sudah terlanjur parah. Selain swab, ia juga meminta semua pihak membantu pemerintah mempercepat vaksinasi COVID-19, terutama pada lansia, melalui booster kedua supaya risiko peburukan dan kematian dapat ditekan, bahkan dicegah dan terkendali.

“Terutama bagi yang di atas 40 tahun, punya komorbid, kalau batuk dan pilek wajib swab karena tujuannya agar lebih peduli dan jangan sampai menularkan ke orang lain,” tegasnya.

Baca juga: Batuk Berkepanjangan, Hati-hati Gejala Long COVID-19

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

15 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

14 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya