Waspadai Anak Terserang Infeksi Pernapasan RSV, Cek Gejalanya

Reporter

Bisnis.com

Jumat, 30 Desember 2022 21:27 WIB

Ilustrasi anak demam. saidsupport.org

TEMPO.CO, Jakarta - Infeksi pernapasan serius yang disebut respiratory syncytial virus (RSV) dapat menyerang segala usia. Bahkan, infeksi ini lebih mudah menyebar saat cuaca dingin, saat banyak orang cenderung berada di dalam ruangan sehingga intensitas interaksi menjadi lebih tinggi.

Orang juga dapat menularkan RSV di awal tahun. Misalnya, pada 2022, musim RSV dimulai lebih awal dengan jumlah kasus yang tinggi pada Oktober. Tetapi, RSV akan menjadi masalah serius bila menyerang bayi karena saluran udara belum berkembang dengan baik sehingga mereka tidak dapat mengeluarkan lendir seperti anak yang lebih besar atau orang dewasa. Selain itu, saluran udaranya lebih kecil sehingga dapat mengalami penyumbatan saluran napas dengan mudah dan menyebabkan kesulitan bernapas.

Pada banyak orang, RSV menyebabkan gejala pilek, seringkali disertai batuk. Pada bayi, RSV dapat menyebabkan penyakit lebih serius yang disebut bronkiolitis. Bayi dengan bronkiolitis mengalami mengi bersamaan dengan batuk. RSV dapat menyebabkan infeksi parah lain, termasuk pneumonia. Dalam beberapa kasus, bayi mungkin perlu menerima perawatan di rumah sakit.

RSV adalah infeksi pernapasan yang umum dan terkadang serius pada bayi. Beberapa gejala termasuk kesulitan bernapas, lesu, batuk. Melansir dari Healthline, dengan mengenali gejala dan kapan harus mencari bantuan dapat menjaga bayi tetap aman.

Gejala pada bayi
Pada anak yang lebih besar, RSV dapat menyebabkan gejala yang mirip flu. Namun pada bayi, virus menyebabkan gejala yang lebih parah. Gejala RSV sering muncul 4-6 hari setelah terpapar virus. Namun, bayi mungkin mulai mengalami gejala lebih awal atau lebih lambat. Adapun, gejala yang mungkin dialami bayi dengan RSV meliputi:

Advertising
Advertising

-Napas menjadi lebih cepat.
-Kesulitan bernapas dan makan.
-Batuk
-Demam
-Rewel
-Lesu
-Pilek
-Bersin
-Sesak napas sehingga bernapas menggunakan otot dada.
-Mengi atau napas menimbulkan suara.

Beberapa bayi lebih mungkin mengalami gejala RSV, termasuk yang lahir prematur, bayi dengan masalah jantung, riwayat mengi, atau gangguan pernapasan. Meskipun gejalanya ringan, penting untuk menghubungi dokter anak jika mencurigai bayi menderita RSV. Selalu dapatkan perawatan medis darurat jika bayi tampak kesulitan bernapas. Gejala darurat yang harus diwaspadai meliputi:

-Dehidrasi, termasuk ubun-ubun cekung (titik lunak), popok kering, atau tidak ada produksi air mata saat menangis.

-Sulit bernapas, yang dapat mencakup garis tulang rusuk yang terlihat melalui kulit (retraksi) saat bernapas.

-Kuku atau mulut biru, yang merupakan sianosis, indikasi mereka tidak mendapatkan cukup oksigen dan dalam keadaan tertekan yang parah.

-Demam lebih dari 38°C pada bayi di bawah 3 bulan.

-Demam lebih dari 39°C pada anak-anak dari segala usia.

-Cairan hidung kental yang membuat anak sulit bernapas.

RSV vs COVID-19
RSV dan COVID-19 adalah infeksi pernapasan dan memiliki banyak gejala serupa. Kedua kondisi tersebut dapat menyebabkan demam, batuk, pilek, dan bersin. Sakit perut, muntah, atau diare juga dapat terjadi pada bayi dengan COVID-19.

Apakah RSV menular? Ketika bayi yang sehat menderita RSV, mereka dapat menularkan infeksi tersebut selama 3-8 hari. Usahakan untuk memisahkan anak yang terkena infeksi dari saudara atau anak lain untuk mencegah penularan. RSV ditularkan melalui kontak langsung dan tidak langsung dengan orang yang memiliki infeksi aktif.

Penularan dapat melibatkan menyentuh tangan seseorang setelah bersin atau batuk, dan kemudian menggosok mata atau hidung. Sering mencuci tangan dengan air sabun hangat setidaknya selama 20 detik adalah cara terbaik untuk mengurangi risiko RSV. Penting juga untuk membantu bayi menutupi bersin dan batuk.

Virus juga dapat hidup di permukaan yang keras, seperti tempat tidur bayi atau mainan, selama beberapa jam. Jika bayi menderita RSV, bersihkan mainan dan permukaan tempat bermain dan makan secara teratur untuk membantu mengurangi penyebaran kuman.

Baca juga: Kenali Gejala Kanker Paru lewat Karakter Batuk

Berita terkait

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

1 hari lalu

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

Bisakah penyakit Lyme akibat gigitan serangga disembuhkan? Tentu saja asal tak terlambat diobati karena komplikasinya beragam.

Baca Selengkapnya

5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

2 hari lalu

5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

Berikut beberapa teknik pernapasan yang dapat Anda praktikkan untuk memeprmudah tidur pada malam hari

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

4 hari lalu

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.

Baca Selengkapnya

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

7 hari lalu

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

Menjaga kebersihan tangan merupakan upaya mencegah berbagai penyakit infeksi dan bagian dari cara hidup sehat. Ini cara yang dianjurkan.

Baca Selengkapnya

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

8 hari lalu

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda

Baca Selengkapnya

Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

10 hari lalu

Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

Terapi ikan bisa menghilangkan sel kulit mati, namun dapat berbahaya jika kebersihan kolam tidak terjaga.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

20 hari lalu

Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

Masyarakat diminta mewaspadai penyakit kronis yang bisa timbul kembali di masa Lebaran karena tidak dikontrol seperti saat berpuasa.

Baca Selengkapnya

WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

22 hari lalu

WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

Hepatitis B menyebabkan 83 persen kematian dan hepatitis C menyumbang 17 persen di dunia.

Baca Selengkapnya

Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

24 hari lalu

Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

Berikut cara melakukan teknik pernapasan 4-7-8 untuk membantu meredakan stres dan mengurangi kecemasan. Bagaimana tahapannya?

Baca Selengkapnya

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

27 hari lalu

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.

Baca Selengkapnya