Kenali Tanda dan Gejala Anak Korban Bullying
Reporter
Tempo.co
Editor
Mitra Tarigan
Minggu, 8 Januari 2023 12:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Masalah perundungan alias bully tidak boleh dianggap remeh. Ada berbagai dampak buruk yang bisa dialami anak ketika menjadi korban bullying. Dalam beberapa kasus, anak mungkin enggan mengadu soal aksi bully yang dilakukan kepadanya, maka penting bagi orang tua mengenal beberapa tanda dan gejala yang mungkin terlihat pada anak korban bully. "Mulailah waspada dan bertanya-tanya jika ada anak atau kerabat yang memperlihatkan hal-hal seperti anak cenderung menjadi pasif, sering menangis, timbul keluhan sakit perut atau sakit kepala tanpa sebab yang jelas," kata Dokter Anak Yuni Astria kepada Tempo beberapa waktu lalu.
Faktor lain yang menjadi tanda anak menjadi korban bully, Yuni menambahkan, adalah penurunan prestasi secara drastis, anak malas ke sekolah, cara bicara anak berubah tiba-tiba (cenderung rendah diri) serta sebagai tanda dapat terlihat memar pada anak yang sulit dicari penyebab pastinya. "Kebanyakan anak cenderung menutupi kejadian traumatik dialaminya (walaupun tidak selalu) sehingga kita sebagai orang dewasa yang melindungi mereka. Wajib “alert” atau sensitif terhadap perubahan yang dialami oleh sang anak," katanya.
Memang masih ada beberapa pendapat yang menilai bahwa tindakan perundungan, apalagi yang sederhana, adalah hal yang biasa yang terjadi karena pengaruh usia. Namun Yuni menilai hal itu tidak bisa dibenarkan. "Dampak tindakan bullying pada seorang anak amatlah besar," katanya.
Anak memiliki potensi besar untuk meniti masa depan. Ketika menjadi korban bully, ia dapat merasa tertekan secara fisik dan emosional. Dalam bentuk nyata, anak pun bisa mengalami penurunan prestasi di sekolah karena sulit konsentrasi bahkan anak bisa takut pergi ke sekolah. "Bahayanya lagi, apabila terus berlanjut anak bisa berkembang menjadi rendah diri, tidak percaya diri bahkan depresi. Hal tersebut sangat merugikan karena sangat mungkin akan mempengaruhi kinerjanya di masa mendatang." katanya.
Tidak hanya korban bully yang bisa mengalami dampak buruk. Pelaku bully pun bisa merasakan dampak buruk dari perbuatannya. "Jangan salah, bagi pelaku juga akan berdampak negatif sebab mereka cenderung agresif yang mengarah menjadi pelaku kriminal," katanya.
Yuni pun menyarankan agar para orang tua dan pihak yang terlibat dalam tumbuh kembang-anak, berkewajiban melakukan pengawasan dan memberikan perhatian yang cukup kepada anak agar mereka jangan sampai menjadi korban ataupun pelaku bullying.
"Jika Anda curiga telah terjadi bullying pada anak anda, biarkanlah anak bercerita dan bimbinglah anak untuk mengatasi permasalahannya serta berikanlah saran-saran motivasi," katanya.
Yuni pun mengajak agar para pengajar bisa ikut mengawasi perilaku anak saat di sekolah. "Kita sebagai orang tua maupun pihak yang terkait dalam tumbuh-kembang anak perlu untuk berkata dan bertindak secara arif dan bijaksana, jangan sampai anak kita menjadi korban atau pun pelaku bullying demi menyongsong masa depan anak yang cerah," katanya.
Baca: Mengenal Tindakan yang Termasuk Bullying