Pentingnya Deteksi Dini Kanker Serviks meski Tak Ada Keluhan

Reporter

Antara

Selasa, 31 Januari 2023 20:49 WIB

Ilustrasi kanker serviks. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Data Global Cancer Observatory 2020 mengungkap kanker payudara memiliki jumlah kasus baru tertinggi di Indonesia sebesar 65.858 kasus atau 16,6 persen dari total 396.914 kasus kanker. Kanker serviks (leher rahim) menempati urutan kedua dengan jumlah 36.633 kasus atau 9,2 persen dari total kasus kanker dengan kematian 21.003.

Kementerian Kesehatan pun mengingatkan masyarakat jangan enggan memeriksakan atau melakukan deteksi dini kanker serviks demi menekan angka kematian akibat penyakit yang banyak menyerang perempuan itu.

"Kalau di Indonesia, kanker serviks menempati urutan kedua. Kedua banyaknya, kedua tingkat kasus dan kematiannya. Kenapa banyak banget? Selain karena faktor risiko yang menyebabkan kanker serviks, program deteksi dini di Indonesia belum berjalan optimal. Jadi, ketemunya selalu stadium lanjut, akhirnya tingkat kematiannya tinggi," kata ahli madya epidemiologi Kemenkes, Sylviana Andinisari.

"Jadi, pemerintah itu sudah mengadakan program deteksi dini. Tapi mau disokong kayak gimana pun kalau enggak ada orang yang mau diperiksa susah," tambahnya.

Ia juga mengungkapkan alasan wanita enggan melakukan deteksi dini kanker serviks karena merasa malu dan takut mengetahui hasil pemeriksaan.

Advertising
Advertising

“Yang terbanyak selama ini kalau kita survei kenapa enggak mau periksa, satu karena malu, dua enggak pingin tahu hasilnya karena takut,” jelasnya.

Tetap deteksi meski tanpa keluhan
Sementara itu, spesialis kebidanan dan kandungan dr. Boy Abidin, Sp.OG(K) mengungkapkan deteksi dini kanker sangat perlu dilakukan meskipun tidak merasakan keluhan apapun sebab jika sudah timbul keluhan hal tersebut sudah masuk ke gejala stadium kanker.

“Yang menarik, proses perubahan ini terjadinya tidak mendadak. Yang sering kali kita temukan, pasien datang sudah dengan stadium 2, bahkan sstadium 4. Itu pentingnya deteksi dini,” jelasnya.

Kalau sudah ada keluhan pendarahan seusai berhubungan seks, keputihan yang berulang, kadang disertai darah hingga bau, dan nyeri panggul, sudah ada gejala-gejala kanker pada umumnya, itu bisa dibilang terlambat deteksi. Boy mengatakan wanita yang wajib melakukan pemeriksaan dini kanker serviks bukan hanya yang sudah menikah, yang sudah melakukan aktivitas seksual perlu melakukan pemeriksaan dini. Terlebih bagi yang melakukannya di bawah usia 20 tahun.

“Kalau kanker serviks semuda-mudanya yang sudah berhubungan seksual itu perlu dideteksi dini. Sampai 65 tahun itu perlu deteksi karena usia harapan hidup dianggap di bawah 70,” papar Boy.

Bagi yang sudah melakukan hubungan seksual di bawah usia 20 tahun perlu lakukan deteksi dini karena sel-selnya masih rentan. Begitu ada virus HPV masuk, terjadilah kerusakan itu. Deteksi dini juga sangat penting dilakukan karena proses perjalanan virus yang mengakibatkan kanker serviks baru muncul setelah 5-20 tahun. Sebelum terlambat, para wanita perlu melakukan deteksi dini dan melakukannya secara berulang lima tahun sekali.

“Mulai dari stadium normal kemudian prakanker, lalu masuk ke stadium kanker ini ada proses perjalanan 5 sampai 20 tahun. Jadi, virus itu masuknya mungkin 5 atau 10 tahun yang lalu. Dia enggak ada keluhan apa-apa. Karena tidak deteksi dini, kemudian dia sudah masuk stadium prakanker. Jadi, masuknya virus itu tidak serta merta langsung jadi kanker,” jelas Boy. "Para single parent yang sudah tidak melakukan aktivitas suami istri juga tetap periksa. Kalau sudah pernah melakukan aktivitas suami istri, ada kemungkinan virus itu masuk, jadi harus deteksi.”

Baca juga: Bulan Kesadaran Kanker Serviks: Ketahui Tanda-tanda Awal Kanker Serviks

Berita terkait

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

1 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

3 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

4 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

6 hari lalu

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

Setiap individu harus memahami tantangan yang dihadapi saat didiagnosis glaukoma dan harus mempertahankan kualitas hidup dengan manajemen tepat.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

6 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

10 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

11 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

11 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

14 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Kemenag Buka Pelatihan Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan

15 hari lalu

Kemenag Buka Pelatihan Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan

Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kemenag membuka pelatihan deteksi dini konflik sosial keagamaan.

Baca Selengkapnya