Sebab Kematian Akibat Kanker Banyak di Negara Berkembang

Reporter

Antara

Selasa, 14 Februari 2023 09:57 WIB

Ilustrasi kanker (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Berdasarkan data Globocan tahun 2021, dilaporkan jumlah kasus kanker payudara di Indonesia sebanyak 65.858 kasus dan kasus kanker leher rahimnya (serviks) mencapai 36.633 kasus. Kedua jenis kanker itu menjadi dua penyebab kematian tertinggi pada perempuan Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun menyatakan dari 10 juta kematian akibat kanker di dunia, sekitar 70 persen di antaranya terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Jadi memang pada tahun 2020 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah memperkirakan ada hampir 10 juta kematian per tahun, 70 persen kematian disebabkan oleh kanker, terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Eva Susanti.

Ia menuturkan jumlah kasus, baik kematian ataupun kasus baru di negara maju, lebih sedikit karena penanganannya jauh lebih baik. Sayangnya, hal serupa belum bisa diwujudkan di negara-negara berkembang.

“Keduanya (kanker payudara dan serviks) sekaligus juga menjadi penyakit katastropik (penyakit yang membutuhkan penanganan medis lama dan berbiaya mahal) yang pembiayaannya terbesar kedua dengan estimasi sekitar 3,5 triliun,” tambahnya.

Peran lintas sektor
Sementara itu, data Globocan tahun 2020 menyebut, leukemia menjadi kanker yang paling banyak menyerang anak-anak. Estimasi terdapat sekitar 11 ribu kasus baru kanker pada anak usia 0-19 tahun di Indonesia.

Advertising
Advertising

“Sebetulnya kasus kanker ini dapat ditangani sejak awal. Diperkirakan sekitar 30 sampai 50 persen kasus kanker masih bisa dicegah dengan menghindari faktor risiko dan melakukan deteksi dini secara berkala,” jelasnya.

Menurut Eva, dengan tingginya kasus kanker di Indonesia, penguatan peran seluruh lintas sektor menjadi kunci penting untuk terus menyuarakan kalimat mencegah lebih baik daripada mengobati. Dengan begitu, tujuan untuk menangani kanker lebih baik di masa depan bisa dikerjakan secara optimal bersama-sama. Eva berharap semua pihak dapat berkontribusi mempersempit kesenjangan pada pasien kanker saat memberikan layanan kesehatan sekaligus meningkatkan pengetahuan masyarakat pada kanker yang lebih difokuskan pada deteksi dini.

“Sinergi dan kolaborasi berbagai pihak, terutama pemerintah swasta, juga pemerhati organisasi profesi, kemudian organisasi ke masyarakat juga dengan memperhatikan segala hal yang sudah kita lakukan, berbagai upaya selama ini, tapi memang harus dilakukan secara lebih masif lagi,” ucapnya.

Pilihan Editor: Gejala Kanker Payudara yang Sering Diabaikan

Berita terkait

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

7 jam lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

2 hari lalu

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

Setiap individu harus memahami tantangan yang dihadapi saat didiagnosis glaukoma dan harus mempertahankan kualitas hidup dengan manajemen tepat.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

2 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

6 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

7 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

7 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

10 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Kemenag Buka Pelatihan Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan

11 hari lalu

Kemenag Buka Pelatihan Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan

Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kemenag membuka pelatihan deteksi dini konflik sosial keagamaan.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

12 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

13 hari lalu

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.

Baca Selengkapnya