6 Cara Melakukan Diet Intermittent Fasting

Reporter

Winda Oktavia

Editor

Nurhadi

Kamis, 9 Maret 2023 08:08 WIB

Ilustrasi diet. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Selain menurunkan berat badan, diet intermittent fasting membantu tubuh mengendalikan tekanan darah dan kolesterol karena tubuh melakukan pembakaran lemak lebih efektif saat berpuasa. Metode diet ini juga dapat membuat hormon insulin lebih sensitif terhadap makanan.

Diet ini bisa dilakukan dengan beberapa cara. Dilansir dari Medical News Today, berikut enam cara melakukan puasa intermiten:

1. Puasa selama 12 jam sehari

Aturan diet ini sederhana, seseorang perlu melakukan puasa 12 jam setiap hari. Menurut beberapa peneliti, puasa selama 10-16 jam bisa menyebabkan tubuh mengubah simpanan lemaknya menjadi energi, yang melepaskan keton ke dalam aliran darah sehingga dapat mendorong penurunan berat badan.

Jenis puasa intermiten ini merupakan pilihan yang baik untuk pemula. Hal ini karena waktu puasa relatif kecil, sebagian besar puasa terjadi saat tidur, dan orang tersebut dapat mengonsumsi kalori dalam jumlah yang sama setiap hari.

Advertising
Advertising

2. Puasa selama 16 jam

Puasa selama 16 jam sehari dan makan selama 8 jam disebut metode 16:8 atau diet leangains. Selama diet ini, laki-laki berpuasa selama 16 jam setiap hari, dan perempuan berpuasa selama 14 jam. Jenis puasa intermiten ini bermanfaat bagi seseorang yang telah mencoba puasa 12 jam tetapi tidak mendapatkan manfaatnya.

Pada puasa ini, orang biasanya menyelesaikan makan malamnya pada jam 8 malam. Lalu melewatkan sarapan keesokan harinya, tidak makan lagi sampai siang. Penelitian menemukan bahwa membatasi waktu makan hingga 8 jam dapat melindungi mereka dari obesitas, peradangan, diabetes, dan penyakit hati.

3. Puasa 2 hari dalam seminggu

Orang yang melakukan diet 5:2 makan makanan sehat dalam jumlah standar selama 5 hari dan mengurangi asupan kalori pada 2 hari lainnya. Selama 2 hari puasa, pria umumnya mengonsumsi 600 kalori dan wanita 500 kalori.

Biasanya, orang memisahkan hari puasa mereka dalam seminggu. Misalnya, mereka berpuasa pada Senin dan Kamis serta makan teratur pada hari lainnya. Harus ada setidaknya 1 hari non-puasa di antara hari-hari puasa.

4. Puasa hari alternatif

Ada beberapa variasi rencana puasa hari alternatif, yang melibatkan puasa dua hari sekali. Bagi sebagian orang, puasa alternatif berarti sama sekali menghindari makanan padat pada hari puasa, sementara orang lain mengizinkan hingga 500 kalori.

Sebuah studi melaporkan bahwa puasa alternatif efektif untuk menurunkan berat badan dan kesehatan jantung pada orang dewasa yang sehat dan kelebihan berat badan. Para peneliti menemukan bahwa 32 peserta kehilangan rata-rata 5,2 kilogram (kg), selama periode 12 minggu.

Puasa ini adalah bentuk ekstrim dari puasa intermiten dan mungkin tidak cocok untuk pemula atau mereka yang memiliki kondisi medis tertentu.

5. Puasa mingguan 24 jam

Puasa sepenuhnya selama 1 atau 2 hari dalam seminggu dikenal sebagai diet eat-stop-eat. Puasa ini membuat seseorang tidak makan selama 24 jam dari sarapan ke sarapan atau makan siang ke makan siang. Orang-orang yang menjalani diet ini dapat minum air putih, teh, dan minuman bebas kalori lainnya selama masa puasa.

Pengguna diet ini harus kembali ke pola makan yang teratur pada saat tidak puasa. Hal ini karena puasa 24 jam dapat mengurangi asupan kalori total seseorang tetapi tidak membatasi makanan tertentu yang dikonsumsi orang tersebut. Namun cara ini dapat menjadi tantangan, dan dapat menyebabkan kelelahan, sakit kepala, atau mudah marah.

6. The Warrior Diet

The Warrior Diet adalah bentuk puasa intermiten yang relatif ekstrim. Diet ini melibatkan makan sangat sedikit. Biasanya hanya beberapa porsi buah dan sayuran mentah, dengan puasa selama 20 jam, lalu makan satu kali di malam hari. Waktu untuk makan biasanya hanya sekitar 4 jam.

Selama fase makan 4 jam, orang harus memastikan bahwa mereka mengonsumsi banyak sayuran, protein, dan lemak sehat. Mereka juga harus memasukkan beberapa karbohidrat dalam makanannya. Namun ada beberapa risiko yang muncul karena tidak akan makan cukup nutrisi, seperti serat. Hal ini dapat meningkatkan risiko kanker dan memberikan efek buruk pada kesehatan pencernaan dan kekebalan tubuh.

WINDA OKTAVIA

Pilihan Editor: Mengenal Diet Intermittent Fasting dan Beberapa Tips Menjalankannya

Berita terkait

Bukan Penyakit, Ini yang Perlu Dipahami soal Mual

14 jam lalu

Bukan Penyakit, Ini yang Perlu Dipahami soal Mual

Mual merupakan gejala dibanding kondisi kesehatan. Apa saja penyebabnya dan yang perlu dilakukan untuk mengatasinya?

Baca Selengkapnya

Fakta Mulut yang Unik dan Anda Mungkin Belum Tahu

4 hari lalu

Fakta Mulut yang Unik dan Anda Mungkin Belum Tahu

Mulut adalah bagian tubuh penting dan pintu saluran pencernaan. Berikut fakta menarik dan aneh terkait mulut sebagai organ yang kompleks.

Baca Selengkapnya

Sering Disisihkan dari Piring Makan karena Pahit, Ketahui Manfaat Luar Biasa Pare

10 hari lalu

Sering Disisihkan dari Piring Makan karena Pahit, Ketahui Manfaat Luar Biasa Pare

Pare merupakan salah satu sayuran yang menyimpan beragam manfaat kesehatan yang luar biasa.

Baca Selengkapnya

10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

15 hari lalu

10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

Peradangan bisa memicu berbagai penyakit kronis bila didiamkan, seperti penyakit jantung dan kanker. Namun, ada cara untuk mencegahnya.

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

15 hari lalu

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?

Baca Selengkapnya

Puasa Syawal Berapa Hari? Ini Waktu Pelaksanaan dan Bacaan Niatnya

18 hari lalu

Puasa Syawal Berapa Hari? Ini Waktu Pelaksanaan dan Bacaan Niatnya

Puasa Syawal berapa hari? Puasa Syawal dilakukan selama 6 hari setelah Idul Fitri. Berikut ini ketentuan, waktu pelaksanaan, dan bacaan niatnya.

Baca Selengkapnya

Rayakan Lebaran 12 April 2024, Siapa Jemaah Islam Aboge di Banyumas?

19 hari lalu

Rayakan Lebaran 12 April 2024, Siapa Jemaah Islam Aboge di Banyumas?

Jemaah Islam Aboge di Banyumas baru merayakan lebaran pada Jumat, 12 April 2024, sehari setelah Idul Fitri yang ditetapkan Kemenag. Siapakah mereka?

Baca Selengkapnya

Ikon Lebaran, Ini 5 Fakta Menarik Soal Ketupat di Indonesia

24 hari lalu

Ikon Lebaran, Ini 5 Fakta Menarik Soal Ketupat di Indonesia

Ketupat sudah ada sejak masa pra-Islam di Indonesia, mulai populer untuk Idul Fitri atau lebaran sejak dikenalkan Sunan Kalijaga.

Baca Selengkapnya

Umat Hindu Bagikan Ribuan Paket "Bhoga Sevanam" kepada Umat Islam yang Menjalankan Ibadah Puasa

24 hari lalu

Umat Hindu Bagikan Ribuan Paket "Bhoga Sevanam" kepada Umat Islam yang Menjalankan Ibadah Puasa

Panitia Nasional Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1946/2024 membagikan ribuan paket "Bhoga Sevanam" kepada umat Islam yang berpuasa.

Baca Selengkapnya

Istri Ketua Kampung Bayam Cerita Suaminya Ditangkap Polisi, Seperti Penculikan

28 hari lalu

Istri Ketua Kampung Bayam Cerita Suaminya Ditangkap Polisi, Seperti Penculikan

Ketua Kampung Bayam, Furqon ditangkap. Warga menyebut penangkapan yang dilakukan Polres Jakarta Utara itu sebagai penculikan.

Baca Selengkapnya