Penuaan yang Terjadi Secara Cepat Bisa Jadi Tanda dari Sindrom Werner

Rabu, 15 Maret 2023 16:13 WIB

Penuaan Dini/Bisnis.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sindrom Werner merupakan kelainan genetik langka. Salah satu tanda dari penyakit ini adalah penuaan cepat yang dapat dimulai pada awal masa remaja atau dewasa muda. Orang dengan kelainan ini biasanya tumbuh normal sampai masa pubertas. Tanda-tanda yang terkait dengan penuaan yang signifikan biasanya mulai berkembang saat berusia dua puluhan.

Mengutip MedlinePlus, sindrom Werner diperkirakan mempengaruhi 1 dari 200.000 orang di Amerika Serikat. Sindrom ini lebih sering terjadi di Jepang, yakni mempengaruhi 1 dari 20.000 hingga 1 dari 40.000 orang.

Tanda dan gejala yang terkait dengan sindrom Werner meliputi:

  • Tinggi badan lebih rendah dari rata-rata
  • Rambut menipis, beruban, dan rontok
  • Suara serak
  • Kulit tipis dan mengeras
  • Lengan dan kaki kurus
  • Kondisi wajah yang tidak biasa.

Seiring berkembangnya sindrom Werner, pengidapnya dapat mengalami komplikasi kesehatan terkait dengan penuaan di usia awal yang meliputi katarak, borok kulit, pengerasan pembuluh darah, diabetes, osteoporosis (penipisan tulang), dan masalah kesuburan.

Orang dengan sindrom Werner memiliki peningkatan risiko kanker, terutama kanker tiroid, kanker kulit, dan sarkoma. Orang yang memiliki sindrom Werner biasanya hanya dapat bertahan hidup sampai usia akhir empat puluhan atau awal lima puluhan.

Advertising
Advertising

Sindrom Werner disebabkan mutasi pada gen WRN. Gen WRN memberikan instruksi untuk memproduksi protein Werner, yang dianggap melakukan beberapa tugas yang berkaitan dengan pemeliharaan dan perbaikan DNA. Protein ini juga membantu proses replikasi DNA untuk persiapan pembelahan sel.

Mutasi pada gen WRN sering menyebabkan produksi protein Werner nonfungsional pendek yang tidak normal. Penelitian menunjukkan bahwa protein yang dipersingkat ini tidak diangkut ke inti sel yang mana biasanya bersinggungan dengan DNA. Penelitian juga menunjukkan bahwa protein yang diubah dipecah lebih cepat di dalam sel daripada protein Werner normal.

Para ahli belum begitu memahami bagaimana mutasi gen WRN ini menyebabkan gejala sindrom Werner. Namun, dipercaya bahwa sel-sel dengan protein Werner dapat membelah lebih lambat atau berhenti membelah lebih awal dari biasanya.

Ini dapat menyebabkan masalah pertumbuhan. Perubahan protein menyebabkan kerusakan DNA menumpuk yang dapat mengganggu aktivitas sel normal dan menyebabkan masalah kesehatan yang terkait dengan kondisi ini.

Tidak ada obat khusus untuk sindrom Werner. Pengobatan penyakit ini melibatkan tim multidisiplin. Mengutip Cancer Net, perawatan yang disarankan untuk orang yang didiagnosis dengan sindrom Werner meliputi:

  • Skrining tahunan untuk diabetes tipe 2
  • Pemeriksaan profil lipid tahunan menggunakan tes darah
  • Pemeriksaan mata tahunan untuk mengawasi tanda-tanda katarak
  • Pemeriksaan fisik tahunan dengan perhatian khusus pada kesehatan jantung dan pemeriksaan dermatologi (kulit) untuk menyaring kanker yang terkait dengan sindrom Werner.

HATTA MUARABAGJA

Pilihan Editor: Tanda Kulit Mengalami Penuaan Dini dan Cara Mencegahnya

Berita terkait

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

4 jam lalu

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

Fenomena beban emosional yang dipikul oleh anak perempuan tertua alias anak sulung perempuan di banyak keluarga, sejak mereka masih kecil.

Baca Selengkapnya

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

12 jam lalu

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

Sindrom putri sulung adalah beban yang dirasakan oleh anak sulung perempuan untuk berperan sebagai orang tua ketiga bagi saudara-saudaranya.

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

1 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

6 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Tikus Sering Menjadi Hewan Percobaan, Ternyata Ini Alasannya

6 hari lalu

Tikus Sering Menjadi Hewan Percobaan, Ternyata Ini Alasannya

Biasanya, ketika melakukan penelitian dalam dunia medis, peneliti kerap menggunakan tikus. Lantas, mengapa tikus kerap menjadi hewan percobaan?

Baca Selengkapnya

Autisme Tak Selalu karena Faktor Genetik dan Bukan Penyakit

8 hari lalu

Autisme Tak Selalu karena Faktor Genetik dan Bukan Penyakit

Orang tua tidak usah cemas jika memiliki anak yang mengalami gangguan spektrum autisme karena tak selalu karena genetik dan bukan penyakit.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

9 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

9 hari lalu

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Indonesia kehilangan devisa US$ 11,5 Miliar atau Rp 180 triliun per tahun. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

16 hari lalu

Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

Psikolog mengatakan kondisi kesehatan mental seseorang ditentukan oleh berbagai faktor. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Cara Mudah Redakan Radang Gusi di Rumah

22 hari lalu

Cara Mudah Redakan Radang Gusi di Rumah

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan di rumah untuk pengobatan sementara radang gusi. Salah satunya kompres air dingin.

Baca Selengkapnya