TEMPO.CO, Jakarta - Oralit adalah obat dengan kandungan natrium klorida, kalium klorida, trisodium sitrat dihidrat, dan glukosa anhidrat. Efek samping yang dapat muncul dari minum oralit dalam pemakaian di luar peruntukan bisa memicu perut kembung, karena mengganggu gerakan usus.

"Oralit adalah larutan regidrasi oral yang merupakan jenis obat untuk mengatasi diare atau muntah yang bisa berakibat dehidrasi dan terganggu eletrolitnya," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi.

Selain itu, kelebihan natrium dalam sistem pencernaan berisiko mengganggu fungsi organ atau sistem tubuh lain. Pernyataan itu disampaikan Nadia merespons kicauan warganet tentang minum oralit setiap sahur ampuh membantu tubuh tidak haus dan lemas selama berpuasa.

Jangan borong oralit
Kementerian Kesehatan RI mengimbau masyarakat menggunakan oralit sesuai peruntukan dalam mengobati diare atau muntah. Nadia meminta masyarakat tidak memborong oralit di apotek, swalayan, maupun fasilitas penyedia layanan obat lain karena berisiko mengganggu ketersediaan obat bagi yang membutuhkan.

"Berpuasa sebenarnya merupakan suatu kebaikan bagi tubuh dan sudah banyak kajian terkait manfaat puasa dan kesehatan. Jadi tetap gunakan oralit sesuai peruntukannya," imbaunya.

Sebelumnya, salah satu narasi terkait oralit mencegah dehidrasi diunggah oleh pemilik akun Twitter @sdenta. "Tip puasa saya, sahur cukup segelas oralit dan segelas air putih. Batalin puasa juga cukup segelas oralit dan segelas air putih, lanjut hidrasi secukupnya sampai sebelum tidur. Makan besar sekali sebelum Isya, banyakin serat. Hindari buffet ayce, sisanya fokus ibadah," tulisnya.

Pilihan Editor: Narasi Keliru Oralit Cegah Dehidrasi saat Puasa, Pakar Ungkap Faktanya