Penyebab Kanker Kolorektal, Gaya Hidup dan Makanan Tak Sehat

Reporter

Antara

Rabu, 12 April 2023 16:12 WIB

Ilustrasi kanker usus besar. shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut kanker kolorektal menempati peringkat keempat dari total kasus kanker di Indonesia pada 2018. Sedangkan menurut Kementerian Kesehatan RI, kanker kolorektal merupakan dua besar kasus kanker yang paling banyak menyerang pria dengan tingkat kejadian 15,9 per 100.000 orang dan tingkat kematian 10,8 per 100.000 kasus.

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, Sp.PD, mengatakan lingkungan dan gaya hidup menjadi faktor risiko kanker kolorektal yang menyerang jaringan usus besar (kolon) dan usus paling bawah sampai anus (rektum). Sekitar 95 persen faktor risiko itu ada di lingkungan, kebiasaan, serta gaya hidup, dan terutama pada kanker kolorektal adalah bahan-bahan makanan yang masukn ke dalam usus.

Menurut Aru, saat ini gaya hidup masyarakat Indonesia sudah hampir sama dengan negara maju, terlihat dari berkurangnya rempah-rempah dan serat yang dikonsumsi dalam makanan sehari-hari. Padahal, serat serta rempah-rempah seperti jahe dan kunyit dapat mengurangi risiko kanker usus besar.

Gaya hidup tak sehat
Makan makanan tinggi lemak, termasuk daging merah, secara berlebihan serta kebiasaan merokok dan minum alkohol juga juga dapat menjadi penyebab kanker kolorektal. Gejala di antaranya nyeri pada perut, berat badan turun, merasa lemah berlebihan, buang air besar berdarah, dan perubahan pola buang air besar.

"Perubahan pola buang air besar ini yang kadang-kadang terjadi sebelum ada gejala-gejala lain," ujar Aru.

Advertising
Advertising

Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu mengatakan saat ini kasus kanker kolorektal naik amat pesat, termasuk di kalangan usia muda, karena gaya hidup yang tidak sehat. Kanker kolorektal juga menyerang usia muda di Amerika Serikat sehingga batas usia skrining turun dari 50 tahun menjadi 45 tahun.

Masalahnya, 70 persen dari pasien kanker kolorektal baru berkonsultasi ke dokter ketika sudah memasuki stadium tiga bahkan empat. Padahal, penanganan kanker kolorektal akan semakin mudah dan efektif jika ditemukan lebih awal melalui deteksi dini, di antaranya dengan metode pemeriksaan kondisi anus, DNA feses, kadar CEA dalam darah, tes darah samar pada kotoran, dan penapis tumor M2-PK dari kotoran.

Pilihan Editor: 5 Jenis Kanker yang Paling Sering Diderita Pria, Kanker Prostat Urutan Pertama

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

48 menit lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

3 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

4 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

4 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

7 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Kemenag Buka Pelatihan Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan

9 hari lalu

Kemenag Buka Pelatihan Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan

Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kemenag membuka pelatihan deteksi dini konflik sosial keagamaan.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

9 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

10 hari lalu

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

13 hari lalu

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?

Baca Selengkapnya

OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

13 hari lalu

OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

OJ Simpson meninggal pada usia 76 tahun. Ia sempat menjadi sorotan publik dikaitkan dengan kematian mantan istrinya, Nicole Brown Simpson.

Baca Selengkapnya