Ketahui Gejala Covid-19 Subvarian Arcturus, Bagaimana Menangkalnya?

Selasa, 18 April 2023 07:07 WIB

ilustrasi - Dokter memegang botol ampul kaca mengandung sel molekul virus corona Covid-19 asal Inggris yang telah mengalami mutasi RNA menjadi varian baru. (ANTARA/Shutterstock/pri.)

TEMPO.CO, Jakarta - Dua kasus Covid-19 subvarian Omicron XBB.1.16 atau yang dikenal bernama Arcturus ditemukan di DKI Jakarta. Kabar ini dibenarkan oleh Kementerian Kesehatan yang menyebutkan terdapat dua kasus ditemukan pada 23 dan 27 Maret 2023 dengan salah satunya baru pulang perjalanan ke luar negeri. Lantas, bagaimana gejala dari subvarian Arcturus yang perlu diwaspadai?

Dilansir Tempo.co pada 14 April 2023, kedua pasien ini mengalami gejala yang berbeda. Ngabila Salama, Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, yang menjelaskan bahwa pasien pertama yang terinfeksi subvarian Arcturus ini adalah laki-laki berusia 56 tahun dengan gejala ringan, seperti batuk pilek, dan nyeri otot.

Sementara pasien kedua adalah seorang perempuan berusia 30 tahun dengan gejala yang menyertai yaitu demam menggigil, mual muntah, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan batuk kering. Gejala lain yang dirasakan adalah anosmia yang baru muncul saat dirawat di rumah sakit.

Iwan Ariawan, epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, menuturkan bahwa penularan varian Arcturus atau XBB 1.16 melalui kontak dekat dan penularan melalui udara atau droplets. Jenis varian itu juga masih satu rumpun dengan Omicron sehingga penularannya cepat tetapi gejala yang ditimbulkan tidak terlalu berat.

Namun, varian Arcturus harus diantisipasi karena menimbulkan lonjakan kasus baru di India dan telah terdeteksi di Singapura dan Amerika Serikat.

Advertising
Advertising

Mutasi varian baru ini dapat dikendalikan selama masyarakat menjaga protokol kesehatan ketika beraktivitas. Salah satunya dengan memakai masker yang efektif menangkal penyebaran virus melalui udara. Di samping itu, vaksinasi Covid-19 juga masih ampuh membentuk antibodi untuk melawan virus dalam tubuh supaya tidak mengalami gejala berat maupun kematian.

Bagi masyarakat yang sudah mengalami gejala-gejala Covid-19 sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke layanan kesehatan terdekat. Gejala tersebut, seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, hidung tersumbat dan sulit mencium bau, demam, serta mual dan muntah.

Pilihan Editor: 2 Kasus Covid-19 Subvarian Arcturus di Jakarta, Begini Riwayat Perjalanan hingga Gejalanya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

7 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

8 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

19 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Yang Dilakukan Tasya Kamila bila Anak Batuk Pilek, Bisa Ditiru

10 hari lalu

Yang Dilakukan Tasya Kamila bila Anak Batuk Pilek, Bisa Ditiru

Tasya Kamila punya kiat sendiri untuk mengatasi batuk pilek pada anak-anaknya di rumah yang dapat ditiru oleh orang tua lainnya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

14 hari lalu

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

Cacar monyet atau Mpox bukanlah penyakit yang berasal dari Indonesia.

Baca Selengkapnya