Hindari Memasak dengan Suhu Tinggi, Risiko Kanker Mengintai

Reporter

Antara

Jumat, 16 Juni 2023 09:57 WIB

Ilustrasi memasak. Unsplash.com/Jason Briscoe

TEMPO.CO, Jakarta - National Cancer Institute menyebut makanan yang dimasak dengan suhu tinggi bisa mempengaruhi DNA makanan, yang bisa menimbulkan risiko kanker. Menurut laporan Medical Daily, riset yang mereka buat menunjukkan memasak dengan suhu tinggi dapat merusak DNA pada makanan yang berkaitan dengan risiko munculnya berbagai jenis kanker.

Saat orang mengonsumsi makanan, DNA dalam makanan tersebut ikut termakan. Ketika memasak makanan dengan panas tinggi, molekul kecil akan terbentuk, yang berinteraksi dengan DNA sehat seseorang saat dicerna. Para ahli menyatakan molekul kecil yang diinduksi panas bersifat karsinogenik atau dapat memicu pertumbuhan sel kanker. Namun, apakah suhu tinggi dapat merusak DNA makanan masih menjadi hipotesis.

"Riset kami menimbulkan banyak pertanyaan tentang risiko kesehatan kronis yang sama sekali belum dijelajahi. Namun, mungkin substansial, mengonsumsi makanan yang dipanggang, digoreng, atau disiapkan dengan suhu panas tinggi," kata peneliti sekaligus penulis riset Eric Kool.

Untuk menguji dampak suhu tinggi terhadap DNA makanan, tim riset dari Universitas Stanford, National Institute of Standards and Technology, Universitas Maryland, dan Universitas Negeri Colorado, memasak daging babi dan sapi giling, serta kentang dengan dua cara berbeda. Cara pertama, daging direbus dalam air panas selama 15 menit pada suhu 100 derajat Celcius. Kedua, daging dipanggang dalam oven yang sangat panas selama 20 menit pada suhu 220 derajat Celcius.

Setelah daging matang, mereka memeriksa DNA makanan tersebut dan menemukan semua makanan yang diuji memiliki DNA yang rusak saat dimasak, terutama pada suhu yang sangat tinggi. Kerusakan DNA berpotensi menyebabkan perubahan pada gen seseorang. Perubahan gen bisa membuat sel-sel dalam tubuh mulai berkembang biak terlalu banyak dan tanpa kendali sehingga dapat menimbulkan kanker.

Advertising
Advertising

Di samping itu, para peneliti juga melakukan eksperimen pada tikus. Mereka menyuntikkan sel yang dibentuk di laboratorium dan memberi tikus makanan yang mengandung DNA rusak akibat panas. Mereka menemukan sel tersebut menyerap DNA yang rusak sehingga mengakibatkan kerusakan DNA di dalam sel. Tikus percobaan tersebut kemudian mengalami kerusakan DNA pada sel yang melapisi usus kecil setelah makan.

"Kami telah menunjukkan memasak dengan suhu tinggi dapat merusak DNA dalam makanan dan menemukan konsumsi DNA ini dapat menjadi sumber risiko genetik. Temuan ini benar-benar dapat mengubah persepsi kita tentang penyiapan dan pemilihan makanan," kata Kool.

Peneliti masih perlu melakukan banyak hal untuk melihat apakah makanan yang dimasak dengan suhu tinggi juga berpengaruh terhadap DNA manusia.

"Studi kami menimbulkan banyak pertanyaan soal risiko kesehatan kronis dari makanan yang dipanggang, digoreng, atau yang dimasak dengan suhu tinggi, yang sebelumnya belum terjelajahi namun substansial," tegasnya.

Pilihan Editor: Awas, Memasak Terlalu Lama Sebabkan Polusi Udara

Berita terkait

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

14 jam lalu

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

Kemenkes minta jemaah haji mewaspadai virus MERS-CoV pada musim haji. Berikut gejalanya dan risiko terinfeksi virus ini.

Baca Selengkapnya

Pengobatan Kanker Dikabarkan Bikin Raja Charles III Kehilangan Indera Perasa

4 hari lalu

Pengobatan Kanker Dikabarkan Bikin Raja Charles III Kehilangan Indera Perasa

Raja Charles III dikabarkan mengalami kehilangan indera perasa sebagai efek samping dari pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

5 hari lalu

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

Raja Charles III sempat berbagi pengalaman dengan veteran Angkatan Darat yang menderita kanker

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

8 hari lalu

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

UGM mengukuhkan Edi Suharyadi sebagai guru besar aktif FMIPA UGM ke-42.Ini profil dan pidato pengukuhannya soal perkembangan riset bidang nanomaterial

Baca Selengkapnya

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

8 hari lalu

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

Musisi Bob Marley meninggal dunia karena penyakit melanoma. Apa itu? Bagaimana cara mencegahnya?

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

15 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

16 hari lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

17 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

19 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

20 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya