Psikiater Ungkap Beda Baby Blues dan Depresi Pascamelahirkan

Reporter

Antara

Kamis, 16 November 2023 22:24 WIB

Ilustrasi baby blues. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Psikiater di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Danti Filiadini menjelaskan perbedaan baby blues dengan depresi pascamelahirkan yang bisa dilihat dari lamanya durasi kesedihan yang dialami.

“Kalau baby blues itu kurang dari dua minggu, jadi sifatnya lebih sementara. Sedangkan depresi postpartum durasinya harus lebih dari dua minggu, jadi kesedihan dan suasana hati yang depresi itu menetap, enggak mudah mereda,” ujar Danti, Kamis, 16 November 2023.

Ia mengatakan depresi pascamelahirkan sering tidak terdiagnosis karena ibu yang baru melahirkan cenderung menutupi gejala karena khawatir terlihat lemah dan tidak bersyukur memiliki keturunan. Selain itu, ibu baru juga khawatir komentar orang-orang sekitar yang membandingkan anaknya dengan yang lain serta mengkritik keadaannya setelah melahirkan. Padahal, setelah melahirkan hormon-hormon dalam tubuh ibu sedang tidak stabil dan rentan mengalami depresi jika memendam perasaan tersebut hingga akhirnya dapat berdampak negatif tidak hanya pada diri sendiri namun juga bisa pada anak dan orang sekitar.

“Kalau depresi juga motivasi untuk beraktivitas jadi turun, emosinya meledak-ledak dan sulit dikendalikan, akhirnya dia enggak fokus untuk mengurus anaknya, tidak bisa memberikan ASI, tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari, bahkan perawatan diri kurang, otomatis kesehatan anaknya bisa terdampak,” tambah Danti.

Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mengatakan mulainya kejadian pada depresi pascamelahirkan juga tidak tiba-tiba. Depresi bisa terjadi mulai satu bulan setelah persalinan hingga satu tahun pertama. Sementara baby blues munculnya langsung, sekitar 2-3 hari setelah persalinan.

Advertising
Advertising

Gejala pada depresi pascamelahirkan adalah hilangnya minat pada kegiatan sehari-hari, gangguan tidur atau terlalu banyak tidur, gerakan yang lebih lambat atau lebih gelisah, lesu sepanjang hari, gangguan konsentrasi, dan adanya pikiran untuk mengakhiri hidup berulang kali.

“Kalau ada minimal lima gejala dalam dua minggu serta ada distress dan disfungsi dalam sehari-hari, itu bisa dibilang mengalami depresi,” tutur Danti.

Beda dengan depresi biasa
Ia juga menjelaskan stres dan depresi yang dialami orang biasa dan ibu melahirkan berbeda. Umumnya pada masa persalinan waktu kejadian dimulai dari selama kehamilan dan sudah bisa ada gejalanya empat minggu dari persalinan dan bertahan 6-8 minggu atau bisa bertahun-tahun jika tidak dapat penanganan yang sesuai.

Sementara itu, prevalensi ibu yang mengalami depresi pascamelahirkan juga lebih sedikit karena kondisinya yang lebih berat dan penanganan yang menyeluruh dibanding baby blues yang bersifat sementara dengan gejala yang lebih ringan dan tidak berpotensi menyakiti diri.

“Angka kejadian depresi postpartum ini satu dari tujuh wanita dapat mengalami dan dari data WHO sebesar 50 sampai 70 persen ibu pascamelahirkan di Indonesia mengalami baby blues, sementara sebesar 22,3 persen itu mengalami depresi postpartum,” jelas Danti.

Untuk mengetahui kondisi orang terdekat apakah mengarah pada depresi postpartum bisa melakukan skrining secara online melalui Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Ia berharap ibu yang baru melahirkan atau keluarga tidak melakukan diagnosis mandiri dan tetap melakukan konsultasi dengan tenaga profesional dan jangan ragu untuk bercerita.

Pilihan Editor: Ayah Juga Bisa Mengalami Baby Blues, Begini Penjelasannya

Berita terkait

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

9 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

10 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

11 hari lalu

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?

Baca Selengkapnya

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

15 hari lalu

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

Salah satu manfaat yang paling signifikan dari berlari di pagi hari adalah kemampuannya untuk mengurangi gejala depresi.

Baca Selengkapnya

Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

17 hari lalu

Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

Selain memahami bahaya persalinan, ibu hamil juga harus menyiapkan keperluan untuk membantu lancarnya proses kelahiran.

Baca Selengkapnya

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

20 hari lalu

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

20 hari lalu

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

Pemilik kolesterol tinggi perlu mewaspadai gejala menopause yang kian berat, terutama risiko penyakit kardiovaskular karena ketiadaan hormon estrogen.

Baca Selengkapnya

Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

27 hari lalu

Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

Aurelie Moeremans mengungkapkan dirinya saat ini tengah menepi dari media sosial untuk penyembuhan dari depresi yang dirasakannya.

Baca Selengkapnya

Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

29 hari lalu

Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

Selain pada mental, depresi juga bisa berdampak pada fisik dan sosial. Berikut gejala depresi pada fisik, mental, dan sosial.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Kim Jonghyun, Personel Grup SHINee yang Kariernya Berakhir Tragis

33 hari lalu

Perjalanan Kim Jonghyun, Personel Grup SHINee yang Kariernya Berakhir Tragis

Kematian tragis Jonghyun SHINee telah memunculkan perbincangan baru di Korea Selatan tentang tekanan yang berat yang diberikan oleh industri hiburan.

Baca Selengkapnya