Mekanisme Nyamuk Wolbachia yang Disebut Bisa Mengerem Kasus DBD

Reporter

Winda Oktavia

Editor

Dwi Arjanto

Kamis, 23 November 2023 19:20 WIB

Pengamatan sampel nyamuk Aedes aegipty ber-Wolbachia di Laboratorium WMP Yogyakarta. Riset ini dipimpin Profesor Adi Utarini dari UGM yang terpilih menjadi satu di antara 100 orang paling berpengaruh 2021 versi Majalah Time. Dok Tim WMP

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit tak hanya ditularkan dari individu ke individu, tapi juga ditularkan dari nyamuk seperti DBD. Nyamuk mendapatkan virus ketika mereka menggigit orang yang terinfeksi, lalu menularkannya kepada orang lain saat menggigit kembali.

Salah satu cara untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini adalah melalui penggunaan Wolbachia, yaitu sejenis bakteri yang umumnya ditemukan pada 50 persen spesies serangga, termasuk beberapa nyamuk. Wolbachia tidak membahayakan manusia, hewan dan lingkungan.

Dikutip dari World Mosquito Program (WMP), Wolbachia hidup di dalam sel serangga dan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui telur serangga. Nyamuk Aedes aegypti, vektor utama penyakit seperti demam berdarah, biasanya tidak membawa Wolbachia, sehingga Wolbachia dapat dimasukan ke dalam populasi mereka.

Metode penggunaan Wolbachia cukup sederhana. Wolbachia bersaing dengan virus-virus seperti demam berdarah (DBD), Zika, chikungunya, dan demam kuning dalam tubuh nyamuk, membuat virus sulit untuk bereproduksi. Dengan demikian, kemungkinan penularan virus dari orang ke orang oleh nyamuk akan berkurang.

WMP mengadopsi pendekatan ini dengan membiakkan nyamuk Wolbachia dan melepaskannya ke daerah yang terkena penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Nyamuk ini dilepaskan dengan dukungan komunitas lokal, pemerintah daerah, dan otoritas kesehatan setempat.

Advertising
Advertising

Penggunaan Wolbachia telah diujicoba di berbagai kota di seluruh dunia dengan hasil positif. Setelah uji coba di Australia sukses, Program Nyamuk Dunia melanjutkan uji coba di berbagai negara dengan persetujuan masyarakat yang terkena penyakit.

Nyamuk Wolbachia akan dilepaskan setiap 50 meter melintasi area target. Program ini terbukti berhasil melindungi hampir 11 juta orang di 14 negara pada Desember 2022. Di daerah-daerah di mana Wolbachia diterapkan secara efektif, penularan demam berdarah secara signifikan pun berkurang.

Dilansir dari Universitas Gadjah Mada di UGM.ac.id, penelitian teknologi Wolbachia sudah dilakukan di Yogyakarta selama 12 tahun sejak 2011 lalu. Penelitian ini dimulai dari tahapan penelitian fase kelayakan dan keamanan (2011-2012), fase pelepasan skala terbatas (2013-2015), fase pelepasan skala luas (2016-2020), dan fase implementasi (2021-2022).

Dari hasil studi ini, menunjukkan bahwa nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia mampu menurunkan kasus demam berdarah atau DBD sebesar 77,1 persen dan menurunkan risiko rawat inap karena demam berdarah sebesar 86 persen. Bahkan, WMP telah direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO) Vector Control Advisory Group sejak 2021.

PIlihan editor: Satu Dasawarsa Adopsi Nyamuk Wolbachia, Angka DBD Yogyakarta Disebut Turun Drastis

Berita terkait

Pelaku Wisata hingga Mantan Wakil Wali Kota Yogyakarta Soroti Larangan Study Tour

3 jam lalu

Pelaku Wisata hingga Mantan Wakil Wali Kota Yogyakarta Soroti Larangan Study Tour

Menurutnya study tour memiliki efek domino pada hidupnya pariwisata sekaligus perekonomian daerah, terutama di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Pentas Rebon di Taman Budaya Yogyakarta Hadir Lagi, Campuran Seni Ketoprak, Teater, dan Dagelan Mataraman

16 jam lalu

Pentas Rebon di Taman Budaya Yogyakarta Hadir Lagi, Campuran Seni Ketoprak, Teater, dan Dagelan Mataraman

Pentas Rebon kolaborasi pertunjukan seni ketoprak, teater dan Dagelan Mataraman dari komunitas budaya kabupaten/kota di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Cerita Mahfud MD Sematkan Pepatah Sakral di Prasasti Asrama Mahasiswa Madura Yogya

1 hari lalu

Cerita Mahfud MD Sematkan Pepatah Sakral di Prasasti Asrama Mahasiswa Madura Yogya

Mahfud MD didapuk meresmikan asrama mahasiswa Madura Yogyakarta yang baru selesai direnovasi pada Senin 20 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Respons PHRI Yogyakarta Soal Wacana Pelarangan Study Tour

1 hari lalu

Respons PHRI Yogyakarta Soal Wacana Pelarangan Study Tour

Study tour dinilai menunjuang program pemerintah terutama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Baca Selengkapnya

Ratusan Pelari Diajak Susuri Spot Ikonik di Kampus UGM Yogyakarta

2 hari lalu

Ratusan Pelari Diajak Susuri Spot Ikonik di Kampus UGM Yogyakarta

Event lari Pejuang Run di Yogyakarta, Ahad, 19 Mei 2024, digelar untuk menyambut Hari Kebangkitan Nasional.

Baca Selengkapnya

Bus Study Tour Pelajar Yogyakarta Tertimpa Tiang Listrik di Bali, Disdik : Tak Ada Korban

2 hari lalu

Bus Study Tour Pelajar Yogyakarta Tertimpa Tiang Listrik di Bali, Disdik : Tak Ada Korban

Bus study tour yang tertimpa tiang listrik itu diganti dengan unit baru yang unitnya didatangkan dari Jember Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

3 hari lalu

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

Persoalan sampah di Yogyakarta seolah tak kunjung usai penutupan permanen Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Piyungan awal Mei 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

4 hari lalu

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

Puluhan orang tersengat ubur-ubur. Sebelumnya akhir April, sejumlah wisatawan dilaporkan tersengat ubur ubur saat bermain di Pantai Krakal Gunungkidul

Baca Selengkapnya

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

4 hari lalu

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

Penggemar tanaman anggrek yang berencana melancong ke Yogyakarta akhir pekan ini, ada festival menarik yang bisa disaksikan.

Baca Selengkapnya

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

4 hari lalu

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

Indonesian Heritage Agency (IHA) yang bertugas menangani pengelolaan museum dan cagar budaya nasional sejak September 2023.

Baca Selengkapnya