Pro dan Kontra Tato, Apakah Berpotensi Sebabkan Kanker Kulit?

Selasa, 16 Januari 2024 11:10 WIB

Ilustrasi tato. Discovery.com

TEMPO.CO, Jakarta - Tato sudah menjadi hal yang tidak asing lagi dalam kehidupan masyarakat. Kendati, masih menjadi pro dan kontra dalam masyarakat. Tidak hanya dianggap berseberangan dengan kepercayaan tertentu, tato juga diduga berpotensi memunculkan kanker kulit. Namun, apakah benar tato memunculkan kanker kulit?

Dilansir dari laman cancercenter.com, tidak ada penelitian yang pasti dapat membuktikan bahwa pembuatan tato berpotensi langsung pada kanker kulit. Kendati demikian, bukan berarti tato tidak memiliki resiko-resiko lainnya terkait bahan tertentu dalam tinta tato.

Tinta tato masa kini biasanya mengandung air, gliserin, dan pigmen pewarna. Namun, para peneliti menemukan bahwa produk tersebut mungkin juga mengandung zat lain yang lebih mengkhawatirkan, seperti lak, bahan pengawet, amonia dan nikel, serta logam berat dan kontaminan lainnya. Banyak dari zat-zat ini dianggap berpotensi beracun atau karsinogenik.

Penelitian yang dilakukan oleh State University of New York (SUNY) di Binghamton menganalisis 56 tinta populer yang digunakan oleh seniman tato Amerika. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa 23 di antaranya mengandung pewarna azo yang tidak berbahaya secara kimia utuh, tetapi dapat menjadi pewarna yang bersifat karsinogenik jika terkena bakteri atau sinar ultraviolet.

Kemudian, pada jurnal berjudul TATTOOS: What Do People Really Know About the Medical Risks of Body Ink? (2018), menemukan bahwa tinta tato mengandung nanopartikel atau partikel mikroskopis yang mampu menembus kulit dan masuk ke pembuluh darah di bawahnya. Beberapa bukti menunjukkan nanopartikel ini berkaitan dengan kerusakan saraf dan efek toksik pada otak.

Advertising
Advertising

Selain risiko dari tinta tato, jarum yang digunakan pun dapat memberi resiko infeksi. Infeksi virus, seperti HIV dan hepatitis C dapat terjadi jika jarum suntik sudah terkontaminasi atau tidak steril. Selain itu, bagi orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh rendah, tato dapat berpotensi infeksi virus, seperti staphylococcus aureus dan streptococcus pyogenes.

Oleh karena itu, bagi Anda yang ingin melakukan tato penting untuk memperhatikan lisensi dan pengalaman seniman tato, praktik sanitasinya, tinta dan bahan-bahan yang digunakan, serta jenis peralatan yang digunakan. Kemudian, bagi penderita kondisi tertentu penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan tato.

Pilihan Editor: Artis Aurelie Moeremans Hapus Tato, Berikut yang Harus Diperhatikan Sebelum Melakukannya

Berita terkait

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

12 hari lalu

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

Bisakah penyakit Lyme akibat gigitan serangga disembuhkan? Tentu saja asal tak terlambat diobati karena komplikasinya beragam.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

15 hari lalu

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.

Baca Selengkapnya

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

18 hari lalu

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

Menjaga kebersihan tangan merupakan upaya mencegah berbagai penyakit infeksi dan bagian dari cara hidup sehat. Ini cara yang dianjurkan.

Baca Selengkapnya

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

20 hari lalu

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda

Baca Selengkapnya

Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

21 hari lalu

Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

Terapi ikan bisa menghilangkan sel kulit mati, namun dapat berbahaya jika kebersihan kolam tidak terjaga.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

32 hari lalu

Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

Masyarakat diminta mewaspadai penyakit kronis yang bisa timbul kembali di masa Lebaran karena tidak dikontrol seperti saat berpuasa.

Baca Selengkapnya

WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

33 hari lalu

WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

Hepatitis B menyebabkan 83 persen kematian dan hepatitis C menyumbang 17 persen di dunia.

Baca Selengkapnya

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

39 hari lalu

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.

Baca Selengkapnya

Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

40 hari lalu

Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

Flu Singapura merupakan infeksi yang diakibatkan oleh virus. Penyakit ini sering menjangkiti anak-anak, terutama di bawah 7 tahun.

Baca Selengkapnya

Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

45 hari lalu

Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

Otoritas kesehatan Jepang telah memperingatkan adanya lonjakan infeksi radang tenggorokan yang berpotensi mematikan

Baca Selengkapnya