Menelisik Penyebab Anak Perempuan Rentan Mengalami Gangguan Dismorfik Tubuh

Selasa, 2 April 2024 13:45 WIB

Lana Condor. Instagram.com/@lanacondor

TEMPO.CO, Jakarta - Gangguan Dismorfik Tubuh (Body Dysmorphic Disorder/BDD) merupakan kondisi mental yang ditandai oleh persepsi yang terdistorsi terhadap penampilan fisik seseorang, bahkan ketika tak ada kecacatan yang nyata.

Kenali Gangguan Dismorfik

Dikutip dari Mayo Clinic, orang dengan gangguan ini cenderung terobsesi dengan ketaksempurnaan yang mereka anggap pada tubuh atau wajah mereka. Hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang parah dan mengganggu kehidupan sehari-hari mereka.

Belum diketahui secara spesifik apa penyebab gangguan dismorfik tubuh. Seperti banyak kondisi kesehatan mental lainnya, gangguan dismorfik tubuh dapat disebabkan oleh kombinasi beberapa masalah.

Ini termasuk riwayat gangguan dalam keluarga, evaluasi atau pengalaman negatif tentang tubuh atau citra diri Anda, dan fungsi otak yang tidak normal atau tingkat bahan kimia otak yang tidak normal. disebut serotonin.

Anak perempuan lebih rentan mengalami gangguan dismorfik tubuh

Advertising
Advertising

Gangguan dismorfik tubuh biasanya dimulai pada awal masa remaja dan menyerang pria maupun perempuan.

Namun, sebuah studi mengatakan anak perempuan terutamanya remaja, berpotensi enam kali lebih sering mengalami gangguan dismorfik tubuh yang dapat memberi dampak negatif pada kualitas hidup anak.

Dikutip dari Medical Daily, gangguan dismordik tubuh merupakan suatu kondisi kesehatan mental di mana penderitanya merasa terdapat kekurangan pada fisiknya dan dipikirkan secara berlebihan.

Dalam studi itu, penyakit mental itu mampu membuat penderitanya merasakan emosi negatif yang berdampak signifikan pada kualitas hidup. Kondisi tersebut seringkali tidak terdeteksi dan penderitanya sulit mendapatkan pengobatan di usia mudanya.

Profesor Psikolog dari Universitas College London Georgina Krebs menyebut biasanya penderita mengalami gejala seperti berpikir berlebihan tentang kekurangan atau kecacatan tubuh yang mungkin dirasa tidak penting oleh orang lain.

Gejala lainnya, yaitu penderita berulangkali memeriksa penampilannya di depan cermin atau mengambil foto dirinya (selfie) sambil mengalami serangan panik saat melihat kekurangan pada dirinya, merasa malu atau jijik pada tubuhnya, merasa takut karena berpikir orang lain akan menatap, menghakimi atau mengolok tubuhnya.

Krebs yang juga menjabat sebagai pemimpin Peneliti Georgina Krebs itu mengatakan gejala selanjutnya adalah timbul rasa memerlukan prosedur medis berulang, seperti bedah kosmetik, untuk memperbaiki kekurangannya hingga pikiran untuk menyakiti diri sendiri.

Penyebabnya sendiri belum diketahui secara pasti. Tapi para ahli percaya bahwa faktor-faktor seperti genetika, struktur otak, pengaruh budaya, dan riwayat pengalaman masa kecil yang buruk termasuk pelecehan, penelantaran, atau intimidasi dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi tersebut.

“Karena orang-orang muda dengan BDD cenderung tidak secara spontan mengungkapkan gejala-gejala mereka kecuali jika ditanya secara langsung, maka sangat penting bagi dokter untuk menggunakan alat skrining BDD dan bertanya langsung kepada orang-orang muda tentang masalah penampilan mereka,” kata Krebs dikutip dari Antaranews.

Lebih lanjut melalui studi terbarunya, ia menganalisis data lebih dari 7.600 anak-anak dan remaja yang menjadi bagian dari survei kesehatan di Inggris.

Survei tersebut mencakup pertanyaan mengenai apakah anak tersebut pernah mengalami kekhawatiran tentang penampilannya. Responden yang menjawab sedikit atau banyak menjalani pemeriksaan tambahan untuk gangguan dismorfik tubuh.

Hasil yang diterbitkan dalam Journal of American Academy of Child and Adolescent Psychiatry menunjukkan bahwa gangguan dismorfik tubuh mempengaruhi 1,8 persen anak perempuan dibandingkan 0,3 persen anak laki-laki.

Para peneliti mencatat bahwa sekitar 70 persen anak-anak yang didiagnosis dengan BDD juga mengalami setidaknya satu gangguan psikologis lain seperti kecemasan dan depresi. Sehingga pasien muda dinilai memerlukan skrining gangguan kecemasan dan depresi hingga penyakit penyerta.

Kemudian sekitar setengah atau 42 persen orang-orang dengan BDD melaporkan tindakan menyakiti diri sendiri atau upaya bunuh diri, dibandingkan dengan hanya persen persen di antara mereka yang tidak mengalami gangguan tersebut.

“Keasyikan penampilan merupakan fenomena klinis yang signifikan, terkait dengan morbiditas substansial. Diperlukan untuk meningkatkan kesadaran akan gangguan disformik tubuh, meningkatkan praktik skrining, dan mengurangi hambatan terhadap pengobatan berbasis bukti" tulis para peneliti.

Pilihan editor: Lana Condor Ungkap Rutinitas Harian untuk Melawan Body Dysmorphia

Berita terkait

Doomscrolling Pertama Kali Muncul Pada Awal Pandemi Covid-19, Berdampak bagi Kesehatan Mental

1 hari lalu

Doomscrolling Pertama Kali Muncul Pada Awal Pandemi Covid-19, Berdampak bagi Kesehatan Mental

Doomscrolling mengacu pada kebiasaan terus-menerus menelusuri berita buruk atau negatif di media sosial atau internet, sering untuk waktu yang lama.

Baca Selengkapnya

Kasus Persetubuhan Anak hingga Korban Melahirkan dan Depresi Mandek, Kak Seto akan Datangi Polres Tangsel

1 hari lalu

Kasus Persetubuhan Anak hingga Korban Melahirkan dan Depresi Mandek, Kak Seto akan Datangi Polres Tangsel

"Kami akan pertanyakan dulu kenapa ini begitu lama. Karena yang diprihatinkan, polres berbelit-belit," kata Kak Seto.

Baca Selengkapnya

11 Daftar Makanan Ultra Proses atau Makanan Instan yang Membahayakan Kesehatan

3 hari lalu

11 Daftar Makanan Ultra Proses atau Makanan Instan yang Membahayakan Kesehatan

Para ahli lebih menyarankan masyarakat untuk membatasi makanan ultra proses alias makanan instan yang tidak memberikan nutrisi-nutrisi berharga.

Baca Selengkapnya

Psikologi Ibu dan Anak: Manfaat Emosional Hingga Fisik Mendengarkan Suara Ibu

4 hari lalu

Psikologi Ibu dan Anak: Manfaat Emosional Hingga Fisik Mendengarkan Suara Ibu

Suara ibu tidak berakhir saat bayi lahir, melainkan menjadi inti dari hubungan yang kuat dan perkembangan anak, termasuk harmoni emosi ibu dan anak.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Ungkap Modus Staf Kelurahan Setubuhi Anak di Bawah Umur hingga Depresi

4 hari lalu

Kuasa Hukum Ungkap Modus Staf Kelurahan Setubuhi Anak di Bawah Umur hingga Depresi

Kasus persetubuhan anak yang diduga dilakukan oleh Holid, pengurus komite sekolah yang juga staf kelurahan, ini terjadi beberapa tahun silam.

Baca Selengkapnya

Sebab Anak Perempuan Lebih Rentan Terserang Lupus

12 hari lalu

Sebab Anak Perempuan Lebih Rentan Terserang Lupus

Dokter anak menyebut anak perempuan lebih berisiko terkena lupus dibanding laki-laki dengan perbandingan 9:1. Ini sebabnya.

Baca Selengkapnya

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

12 hari lalu

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

UN Women memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, Gaza, akan memperburuk penderitaan 700.000 perempuan dan anak perempuan Palestina

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

17 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

18 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

19 hari lalu

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?

Baca Selengkapnya