Spesialis Saraf Jelaskan Segala Hal tentang Penyakit Parkinson

Reporter

Antara

Jumat, 17 Mei 2024 11:13 WIB

Legenda sepak bola Jerman Franz Beckenbauer berpose setelah dimasukkan ke dalam Hall of Fame, sebuah pameran permanen untuk menghormati legenda sepak bola Jerman di Museum Sepak Bola Jerman di Dortmund, Jerman, 1 April 2019. Beckenbauer kerap didera penyakit diantaranya parkinson, demensia dan sempat melakukan operasi jantung pada tahun 2016 dan 2017. Ina Fassbender/Pool via REUTERS/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis saraf di RS Siloam Lippo Village Tangerang, Rocksy Fransisca V. Situmeang, mengutip Ted Dawson, direktur Institute for Cell Engineering John Hopkins Medicine, menjelaskan secara teori 15 persen penyakit Parkinson dipengaruhi faktor genetik.

Parkinson merupakan salah satu penyakit neurodegeneratif yang terjadi sejalan dengan proses penuaan sistem saraf di otak ketika zat dopamin mengalami penurunan hingga 30 persen. Namun, seiring berjalannya waktu dan umur seseorang, penuaan sistem saraf mengalami kemunduran dan bisa terjadi mulai usia 50, 40, bahkan 30 tahun.

"Namun, dengan pemahaman secara medis yang semakin baik mengenai pengaruh genetik dalam penyakit Parkinson, genetik dapat menjadi faktor yang bisa menurunkan penyakit Parkinson,” ujar Rocksy.

Gejala, perawatan dan pola hidup
Menurut Rocksy, gejala Parkinson disingkat TRAP, yaitu tremor, rigidity (kaku), akinesia (gerakan lebih lambat), dan postural instability (ketidakstabilan postur). Ada juga gejala secara nonmotorik, seperti susah tidur, gangguan penciuman, gangguan buang air besar, dan susah menelan.

Jika terkena Parkinson, segera hubungi spesialis saraf untuk pengecekan lebih lanjut. Pemberian obat-obatan yang tepat dapat meningkatkan kualitas hidup pasien menjadi lebih baik. Pasien Parkinson butuh latihan rutin untuk gerak otot agar tidak mengalami kekakuan.

Advertising
Advertising

"Parkinson merupakan penyakit yang tidak bisa dicegah namun kita dapat meminimalkan terkena Parkinson dengan memperbaiki pola hidup,” ujar Rocksy.

Dokter lulusan Universitas Indonesia itu menyebut konsumsi makanan bergizi, cukup minum, buah dan sayur (tanpa pestisida), serta lingkungan yang bersih dapat meminimalisasi Parkinson. Tingkat stres pun mempengaruhi orang terkena Parkinson. Karena itu, perlu untuk terus mengontrol emosi dan menghindari hal-hal yang dapat memicu bertambahnya stres.

Jenis pengobatan
Ada tiga jenis pengobatan yang dapat digunakan untuk pasien Parkinson, melalui obat-obatan, terapi fisik, dan metode operasi. Obat-obatan menjadi metode utama dalam mengelola Parkinson. Dokter dapat meresepkan berbagai macam obat yang bertujuan untuk mengontrol gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Fisioterapi menjadi bagian penting dalam mengelola Parkinson. Terapis fisik akan bekerja sama dengan pasien untuk mengembangkan program latihan khusus untuk meningkatkan kekuatan, keseimbangan, dan koordinasi gerakan. Latihan kondisi dan keseimbangan dapat membantu pasien meningkatkan kemampuan bergerak dan mengurangi risiko jatuh.

Pilihan Editor: Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

Berita terkait

5 Kota dengan Tingkat Stres Paling Rendah di Dunia

5 hari lalu

5 Kota dengan Tingkat Stres Paling Rendah di Dunia

5 kota dengan tingkat stres rendah di dunia karena kualitas udara, tingkat kejahatan, infrastruktur transportasi, dan kualitas hidup yang baik.

Baca Selengkapnya

5 Kota di Dunia yang Paling Memicu Stress, Jakarta Masuk Daftar

5 hari lalu

5 Kota di Dunia yang Paling Memicu Stress, Jakarta Masuk Daftar

Alasan 5 kota ini dianggap paling membuat stres.

Baca Selengkapnya

Film Dokumenter I Am: Celine Dion Merekam Perjuangan Sang Diva Hadapi Penyakit Stiff Person Syndrome

5 hari lalu

Film Dokumenter I Am: Celine Dion Merekam Perjuangan Sang Diva Hadapi Penyakit Stiff Person Syndrome

Idap penyakit langka stiff person syndrome, penyanyi Celine Dion ceritakan perjuangannya melalui film dokumenter berjudul I Am: Celine Dion.

Baca Selengkapnya

45 Tahun Lalu Muhammad Ali Pensiun, Ini Alasannya Gantung Sarung Tinju

10 hari lalu

45 Tahun Lalu Muhammad Ali Pensiun, Ini Alasannya Gantung Sarung Tinju

45 tahun lalu Muhammad Ali mengumumkan pensiun dari dunia tinju di tengah masa jayanya. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Kasus Ekstrem Akibat Bersin, dari Gigi Copot sampai Patah Tulang Wajah

12 hari lalu

Kasus Ekstrem Akibat Bersin, dari Gigi Copot sampai Patah Tulang Wajah

Meski terlihat tak berbahaya, bersin punya kekuatan besar yang bisa mengakibatkan cedera serius pada sebagian orang.

Baca Selengkapnya

Ragam Alasan Orang Kehilangan Cinta dan Hubungan Berantakan

15 hari lalu

Ragam Alasan Orang Kehilangan Cinta dan Hubungan Berantakan

Ada beberapa alasan kita tak cinta lagi pada pasangan sehingga berujung perpisahan. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

Tanda Sikap Canggung yang Tak Boleh Diabaikan, Tanda Gangguan di Otak

15 hari lalu

Tanda Sikap Canggung yang Tak Boleh Diabaikan, Tanda Gangguan di Otak

Pakar saraf menjelaskan ragam gerakan canggung terkait kondisi yang lebih serius sehingga perlu berkonsultasi dengan dokter.

Baca Selengkapnya

5 Tantangan Hidup yang Dihadapi Generasi Z

23 hari lalu

5 Tantangan Hidup yang Dihadapi Generasi Z

Generasi Z menghadapi tantangan yang kompleks dan beragam dalam kehidupan mereka.

Baca Selengkapnya

Neurolog Ungkap Penyebab Migrain Lebih Sering Menyerang Wanita

24 hari lalu

Neurolog Ungkap Penyebab Migrain Lebih Sering Menyerang Wanita

Neurolog menyebut perempuan lebih berisiko mengalami migrain dibanding laki-laki dengan risiko kambuh lebih tinggi dan waktu pemulihan lebih lama.

Baca Selengkapnya

Sulit Konsentrasi? Hindari Makanan dan Minuman Berikut

24 hari lalu

Sulit Konsentrasi? Hindari Makanan dan Minuman Berikut

Pola makan juga bisa bikin sulit konsentrasi. Berikut jenis makanan dan minuman yang sudah terbukti secara ilmiah bisa mengganggu konsentrasi.

Baca Selengkapnya