TEMPO.CO, Jakarta - Masa libur sekolah sering digunakan banyak orang untuk mengkhitan anak laki-laki. Dokter bedah mengingatkan anak yang baru disunat atau khitan untuk mengurangi aktivitas yang menimbulkan gesekan seperti naik sepeda, motor, atau menunggang kuda selama satu pekan.
"Jangan sampai luka jahitan kembali terbuka karena ada gesekan dengan sadel," kata pakar bedah anak subspesialis bedah digestif anak Yessi Eldiyani, Selasa, 2 Juli 2024.
Anggota Perkumpulan Spesialis Bedah Anak Indonesia (Perbani) itu juga menyarankan pasien menggunakan celana dalam yang lebih longgar atau celana dalam sunat. Ia juga menyarankan membersihkan sisa air setelah berkemih dengan tisu atau kasa, khususnya tiga hari pertama setelah disunat.
Yessi mengatakan setelah tindakan sunat atau khitan, pasien akan mengalami beberapa reaksi jangka pendek yang tidak membahayakan sehingga tak perlu khawatir, salah satunya rasa ngilu pada kepala penis yang baru dikhitan. Rasa ngilu akan berangsur-angsur berkurang dalam kurun waktu 2-4 minggu.
"Hal tersebut wajar terjadi karena kepala penis menjadi lebih sensitif terhadap sentuhan atau ketika kontak dengan celana dalam," jelasnya.
Usia terbaik disunat
Saat ini, semakin banyak orang tua yang tak segan membawa anak untuk disunat sejak dini, bahkan sebelum berusia 1 tahun. Yessi mengatakan dari sisi medis tidak ada usia tertentu yang dipandang terbaik untuk sunat. Jika tidak ada masalah atau indikasi medis tertentu, khitanan dapat dilakukan kapan saja.
Selain adanya indikasi medis, khitan juga dilakukan untuk meminimalkan risiko infeksi saluran kemih. Yessi mengingatkan selain memperhatikan usia yang tepat untuk menjalani proses khitan, orang tua juga perlu memerhatikan kondisi kesehatan anak karena ada beberapa kondisi medis tertentu yang tidak disarankan untuk tindakan khitan karena dapat berisiko terjadinya komplikasi.
Kondisi medis tersebut di antaranya hipospadia, yakni kondisi pasien seakan-akan telah disunat dari dalam kandungan, dan anak mengalami kelainan pembekuan darah seperti hemofilia dan anemia aplastik. Dokter di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya itu mengingatkan orang tua untuk berkonsultasi dengan dokter apabila menemukan adanya kelainan organ atau kondisi medis tertentu pada anak.
"Ada baiknya tindakan khitan dilakukan di rumah sakit dengan dokter spesialis bedah umum atau spesialis bedah anak," sarannya.
Pilihan Editor: Mitos soal Sunat Jin, Simak Fakta Medisnya