Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pakar Ingatkan Perkembangan Kasus Bakteri Pemakan Daging dan Upaya Pencegahan

Reporter

image-gnews
Bakteri pemakan daging Vibrio vulnificus. Kredit: Wikipedia
Bakteri pemakan daging Vibrio vulnificus. Kredit: Wikipedia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Profesor Tjandra Yoga Aditama menjelaskan sejumlah praktik pencegahan penyakit infeksi bakteri pemakan daging yang kini sedang mengalami peningkatan kasus di Jepang.

"Sudah banyak dibicarakan tentang Streptococcal Toxic Shock Syndrome (STSS) atau yang secara awam disebut sebagai bakteri pemakan daging yang sedang ada peningkatan kasusnya di Jepang dan jadi berita penting di dunia," kata Tjandra di Jakarta, Minggu, 30 Juni 2024.

Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit serta Kepala Balitbangkes Kementerian Kesehatan itu mengatakan bakteri pemakan daging bisa menyebar dengan cepat dan menimbulkan kematian hanya dalam waktu 48 jam. Ia mengatakan angka kematian dapat mencapai 30 persen atau jauh lebih tinggi dari kematian COVID-19 yang di bawah 5 persen.

"Saat ini belum ada vaksin untuk penyakit tersebut," ujarnya.

Gejala bisa berawal dari keluhan demam, nyeri otot, muntah, dan dapat memburuk secara cepat karena bakteri melepaskan racun yang menyebabkan respons peradangan luas, syok, dan kerusakan berbagai organ dalam tubuh. Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu menjelaskan dugaan kasus tersebut mengalami tren peningkatan di Jepang.

"Selama pandemi COVID-19 banyak masyarakat yang relatif tidak banyak kontak dengan bakteri karena jaga jarak dan lainnya dan menyebabkan tidak adanya ketahanan alamiah," jelasnya.

Dugaan lain adalah pelemahan sistem imun pasca-COVID-19. Menurut Tjandra, Pemerintah Hongkong melalui Badan Perlindungan Kesehatan Kementerian Kesehatan setempat memberi seruan pada warganya yang akan bepergian untuk waspada terhadap peningkatan infeksi tersebut.

"Pemerintah Malaysia juga bergerak cepat dan menyebutkan berkoordinasi dengan WHO untuk mendapat informasi yang lebih jelas. Malaysia memonitor secara ketat kemungkinan kasus ini di negara mereka melalui Crisis Preparedness and Response Center divisi infeksi pemerintah mereka," paparnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yang perlu dilakukan pemerintah
Sementara itu, Pemerintah Thailand mengeluarkan Travel Advisory for Thais bagi warganya yang akan ke Jepang, yang meliputi persiapan sebelum berangkat, apa yang harus dilakukan selama bepergian, kewaspadaan terhadap risiko tinggi, dan apa yang harus dilakukan sesudah kembali, kata Tjandra.

"Mungkin baik juga kalau pemerintah kita mempertimbangkan untuk melakukan hal serupa," katanya.

Ia mengatakan Pemerintah Jepang melakukan monitoring aktif situasi penyakit ini dan meningkatkan penyuluhan kesehatan ke masyarakatnya. Sedangkan, Pemerintah Amerika Serikat melalui Pusat Pencegahan dan Pengendalian (CDC)mengatakan yang termasuk kelompok risiko tinggi terkena STTS termasuk lansia, pemilik luka terbuka, dan juga pasien yang baru menjalani pembedahan.

"WHO pada Desember 2022 pernah pula melaporkan peningkatan kasus invasive Group A Streptococcus (iGAS) di Perancis, Irlandia, Belanda, Swedia dan Inggris, utamanya pada anak-anak. Hanya memang tidak seperti peningkatan di Jepang sekarang ini," jelasnya.

Tjandra menambahkan perkembangan di Jepang perlu terus diamati mendalam dan juga perlu melakukan antisipasi dengan baik dan tidak mengabaikannya begitu saja. "Tapi di sisi lain kita tidak perlu harus khawatir berlebihan pula. Harus disadari bahwa berbagai penyakit masih akan tetap bermunculan dan kewaspadaan senantiasa dari aparat kesehatan merupakan salah satu kunci pengendaliannya, di dunia dan juga di negara kita," tegasnya.

Pilihan Editor: 6 Fakta Wabah Bakteri Pemakan Daging di Jepang

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apakah Paku Berkarat Dapat Membuat Tetanus? Berikut Penjelasannya

8 jam lalu

Petugas kesehatan menyuntikan vaksin pada santri Madrasah Muhammadiyah dalam ruang kelas pesantren di Kelurahan Kebon Pisang, Bandung, Rabu, 11 November 2020. Sedangkan kelas 2 dan 5 mendapat imunisasi lanjutan tetanus difteri, sebagai bagian dari program pemerintah di Bulan Imunisasi Anak Sekolah. TEMPO/Prima Mulia
Apakah Paku Berkarat Dapat Membuat Tetanus? Berikut Penjelasannya

Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Clostridium belum tentu disebabkan tertusuk benda berkarat.


Kunjungan Wisatawan Mancanegara Meningkat Tahun Ini, Tertinggi Sejak Covid-19

1 hari lalu

Penumpang berjalan setibanya di Terminal Kedatangan Domestik di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Sabtu, 27 Mei 2023. Gubernur Bali I Wayan Koster menilai harga tiket pesawat udara saat ini masih mahal sehingga menghambat pemulihan arus kedatangan wisatawan domestik ke Pulau Bali pascapandemi. ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Kunjungan Wisatawan Mancanegara Meningkat Tahun Ini, Tertinggi Sejak Covid-19

BPS mencatat kunjungan wisatawan mancanegara sejak Januari-Mei 2024 mencapai 5,2 juta orang, akumulasi tersebut tertinggi sejak pandemi Covid-19


Ada Bakteri Pemakan Daging di Jepang, Ini Gejalanya

1 hari lalu

Ilustrasi bakteri. reddit.com
Ada Bakteri Pemakan Daging di Jepang, Ini Gejalanya

Ada penyakit infeksi bakteri pemakan daging yang kini sedang mengalami peningkatan kasus di Jepang. Simak gejalanya.


Alasan Tak Disarankan Pakai Loofah saat Mandi

2 hari lalu

Ilustrasi loofah. News.com.au
Alasan Tak Disarankan Pakai Loofah saat Mandi

Dermatolog punya pendapat sendiri tentang penggunaan loofah. Perhatian utama adalah kebersihan dan risiko infeksi kulit karena bakteri.


6 Fakta Wabah Bakteri Pemakan Daging di Jepang

5 hari lalu

Ilustrasi bakteri. reddit.com
6 Fakta Wabah Bakteri Pemakan Daging di Jepang

Belum ada vaksin khusus untuk menangani wabah bakteri pemakan daging di Jepang


Tersangka Korupsi APD Covid-19, Eks Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Jalani Pemeriksaan di KPK

5 hari lalu

Mantan Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes, Budi Sylvana, memenuhi panggilan penyidik untuk menjalani pemeriksaan, di gedung KPK, Jakarta, Rabu, 26 Juni 2024. Budi Sylvana diperiksa sebagai tersangka dan belum menjalani penahanan terkait penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) Covid-19 mencapai Rp3,03 triliun di Kementerian Kesehatan tahun anggaran 2020-2022. TEMPO/Imam Sukamto
Tersangka Korupsi APD Covid-19, Eks Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Jalani Pemeriksaan di KPK

KPK memeriksa eks Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Budi Sylvana yang telah ditetapkan sebagai tersangka korupsi APD Covid-19.


Perjalanan Kasus Korupsi Bansos Presiden yang Rugikan Negara Rp 125 Miliar

5 hari lalu

Warga memeriksa bantuan sosial berupa paket sembako dari Presiden di kawasan Cipete Selatan, Jakarta, Rabu, 29 April 2020. Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Sosial menyalurkan bantuan paket sembako senilai Rp 600 ribu per tiga bulan kedepan untuk menekan dampak pandemi COVID-19. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perjalanan Kasus Korupsi Bansos Presiden yang Rugikan Negara Rp 125 Miliar

Perjalanan kasus korupsi bansos presiden yang rugikan negara sebesar Rp 125 Miliar. Bantuan sosial pada masa Covid-19.


Kerugian Sementara Korupsi Bansos Presiden untuk Covid-19 di Jabodetabek Capai Rp 125 Miliar

6 hari lalu

Warga memeriksa bantuan sosial berupa paket sembako dari Presiden di kawasan Cipete Selatan, Jakarta, Rabu, 29 April 2020. Kementerian Sosial menargetkan penyaluran sembako sebanyak 1,9 juta untuk keluarga rentan terdampak COVID-19 di wilayah Jabodetabek. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kerugian Sementara Korupsi Bansos Presiden untuk Covid-19 di Jabodetabek Capai Rp 125 Miliar

KPK mengungkap kerugian sementara korupsi bansos presiden untuk Covid-19 di Jabodetabek mencapai Rp 125 miliar.


KPK Masih Usut Korupsi Bansos Presiden untuk Penanganan Covid-19 di Jabodetabek

6 hari lalu

Tessa Mahardhika Sugiarto sebagai Juru Bicara KPK yang baru saat sesi perkenalan dengan awak media, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 7 Juni 2024. KPK resmi menunjuk mantan Penyidik berasal dari institusi Polri, Tessa Mahardhika Sugiarto sebagai Jubir KPK menggantikan posisi yang sebelumnya dijabat oleh oleh Ali Fikri. Selain itu, Tessa Mahardhika juga pernah mengikuti seleksi untuk jabatan Direktur Pengaduan Masyarakat KPK pada 2020 dan Direktur Koordinasi dan Supervisi Wilayah I pada 2023.  TEMPO/Imam Sukamto
KPK Masih Usut Korupsi Bansos Presiden untuk Penanganan Covid-19 di Jabodetabek

Penyidikan bansos presiden ini sudah berjalan sejak persidangan perkara bansos sebelumnya.


KPK Terbitkan Larangan Bepergian ke Luar Negeri Terhadap 3 Orang dalam Kasus Korupsi APD Kemenkes

6 hari lalu

Juru Bicara (Jubir) Bidang Penindakan dan Kelembagaan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK Tessa Mahardhika Sugiarto di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Jumat, 7 Juni 2024. Tempo/Mutia Yuantisya
KPK Terbitkan Larangan Bepergian ke Luar Negeri Terhadap 3 Orang dalam Kasus Korupsi APD Kemenkes

Larangan ini untuk mendukung kelancaran proses penyidikan KPK ihwal dugaan korupsi pengadaan alat pelindung diri Covid-19 pada 2020.