COVID-19 Masih Ada, Kemenkes Minta Tingkatkan Prokes dan PHBS

Reporter

Antara

Selasa, 28 Mei 2024 12:06 WIB

Ilustrasi vaksinasi Covid-19. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, meminta untuk kembali menerapkan protokol kesehatan serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam merespons potensi peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia.

"COVID-19 tidak sepenuhnya hilang meski saat ini statusnya sudah endemi. Masih ada potensi munculnya varian atau subvarian baru yang berpotensi menyebabkan peningkatan kasus, bahkan kematian," kata Syahril di Jakarta, Selasa, 28 Mei 2024.

Untuk mencegah penyebaran kasus, Syahril mengimbau untuk tetap menerapkan protokol kesehatan seperti cuci tangan, memakai masker bila sakit, termasuk saat berada di kerumunan. Selain itu, masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi COVID-19, khususnya pada kelompok berisiko.

“Upaya kewaspadaan dan pencegahan masih sama, yaitu segera lakukan vaksinasi COVID-19 lengkap dan penguat, terutama untuk kelompok lansia dan orang dengan penyakit penyerta,” imbaunya.

Selain itu, PHBS seperti rajin mencuci tangan dan melakukan etika batuk atau bersin masih relevan untuk mencegah penularan kasus.

Advertising
Advertising

"Jika merasa sakit untuk dapat segera memeriksakan diri ke fasyankes terdekat, menggunakan masker, dan hindari berkontak dengan banyak orang," sarannya.

Bagi masyarakat yang hendak bepergian ke luar daerah atau ke luar negeri, Syahril mengimbau untuk mengikuti protokol kesehatan yang diterapkan di wilayah yang dituju.

"Varian yang bersirkulasi saat ini KP.1 dan KP.2, tingkat penularan yang rendah dan tidak ada bukti menyebabkan sakit berat. Akan tetapi, kewaspadaan harus tetap kita jaga,” katanya.

Subvarian JN.1
Berdasarkan data Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) yang dihimpun ASEAN BioDiaspora Virtual Center per 19 Mei 2024, varian COVID-19 yang bersirkulasi di kawasan negara-negara ASEAN pada 2023-2024 didominasi oleh JN.1. Data Laporan Mingguan Nasional COVID-19 Kemenkes RI periode 12-18 Mei 2024 mencatat 19 kasus konfirmasi, 44 kasus rawat ICU, dan 153 kasus rawat isolasi, tren positivity rate mingguan di angka 0,65 persen dan nol kematian, tren orang yang dites per minggu mencapai 2.474 orang.

Sementara itu, epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, mengatakan COVID-19 subvarian JN.1 beserta turunannya, KP.1 dan KP.2, memang tidak menimbulkan gejala yang lebih berat tapi memiliki kemampuan menembus perlindungan vaksinasi. Dia mengatakan dampak COVID-19 saat ini bukan lagi bersifat akut tapi bisa menimbulkan dampak kronis yang berkepanjangan seperti komplikasi pada kelompok orang berisiko.

"Itu sudah semakin baik kemampuannya, lebih cepat, mudah menginfeksi. Apalagi kalau belum vaksinasi, bisa fatal, bahkan ketika menimpa orang komorbid atau lanjut usia atau, bahkan pada anak," katanya.

Pilihan Editor: Penyebab Meningitis pada Anak Sering Sulit Didiagnosis

Berita terkait

3 Hal yang Disinyalir Penyebab Tupperware Bangkrut

6 hari lalu

3 Hal yang Disinyalir Penyebab Tupperware Bangkrut

Tupperware dan beberapa anak usahanya mengajukan permohonan pailit

Baca Selengkapnya

Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes Hindari Wartawan Saat Keluar dari KPK, Diperiksa Kasus Pengadaan APD Covid-19

16 hari lalu

Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes Hindari Wartawan Saat Keluar dari KPK, Diperiksa Kasus Pengadaan APD Covid-19

Sebelumnya, sudah ada banyak nama yang dipanggil KPK untuk diperiksa sebagai saksi kasus dugaan korupsi APD Covid-19

Baca Selengkapnya

Pemprov Papua Minta Warga Gunakan Masker untuk Cegah Penularan Mpox

16 hari lalu

Pemprov Papua Minta Warga Gunakan Masker untuk Cegah Penularan Mpox

Pemprov Papua melalui Dinas Kesehatan setempat meminta masyarakat agar mulai menerapkan penggunaan masker guna mencegah penularan virus Monkeypox (Mpox) atau cacar monyet

Baca Selengkapnya

Menteri BUMN Erick Thohir Merger AP I dan AP II Jadi PT Angkasa Pura Indonesia, Sejak Kapan Direncanakan?

18 hari lalu

Menteri BUMN Erick Thohir Merger AP I dan AP II Jadi PT Angkasa Pura Indonesia, Sejak Kapan Direncanakan?

Erick Thohir merger PT Angkasa Pura I (Persero)atau AP I dan AP II melalui proses integrasi yakni PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports.

Baca Selengkapnya

Perhatikan Kesehatan Anak untuk Cegah Cacar Monyet

21 hari lalu

Perhatikan Kesehatan Anak untuk Cegah Cacar Monyet

WHO menyebutkan anak-anak berisiko lebih tinggi terkena cacar monyet, bahkan lebih parah dibanding orang dewasa. Jaga selalu kesehatannya.

Baca Selengkapnya

Saran BRIN untuk Cegah Penularan Mpox

24 hari lalu

Saran BRIN untuk Cegah Penularan Mpox

Penerapan kembali disiplin protokol kesehatan seperti masa pandemi Covid-19 perlu dilakukan demi mencegah penularan Mpox.

Baca Selengkapnya

BPS Beberkan Dampak Penduduk Kelas Menengah Turun Kelas: Perekonomian Kurang Resilien

27 hari lalu

BPS Beberkan Dampak Penduduk Kelas Menengah Turun Kelas: Perekonomian Kurang Resilien

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti membeberkan dampak proporsi jumlah penduduk kelas menengah yang turun kelas.

Baca Selengkapnya

Usut Korupsi Bansos Presiden di Masa Pandemi Covid-19, KPK Periksa Mantan Kepala Biro Kemensos

28 hari lalu

Usut Korupsi Bansos Presiden di Masa Pandemi Covid-19, KPK Periksa Mantan Kepala Biro Kemensos

KPK terus memeriksa sejumlah pihak yang terlibat dalam pengadaan Bansos Presiden di masa pandemi Covid-19. Kerugian negara sementara Rp 125 Miliar.

Baca Selengkapnya

BPS: 9,48 Juta Penduduk Kelas Menengah Turun ke Ambang Rentan Miskin

30 hari lalu

BPS: 9,48 Juta Penduduk Kelas Menengah Turun ke Ambang Rentan Miskin

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar mengatakan ada 9,48 juta penduduk kelas menengah yang turun kelas ke ambang rentan miskin.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ungkap Peran Jokowi Ketika Pandemi Covid-19

31 hari lalu

Prabowo Ungkap Peran Jokowi Ketika Pandemi Covid-19

Presiden terpilih Prabowo Subianto membela Presiden Jokowi yang kebijakan dan kinerjanya kerap mendapatkan kritikan.

Baca Selengkapnya