Apakah Paku Berkarat Dapat Membuat Tetanus? Berikut Penjelasannya

Selasa, 2 Juli 2024 11:30 WIB

Petugas kesehatan menyuntikan vaksin pada santri Madrasah Muhammadiyah dalam ruang kelas pesantren di Kelurahan Kebon Pisang, Bandung, Rabu, 11 November 2020. Sedangkan kelas 2 dan 5 mendapat imunisasi lanjutan tetanus difteri, sebagai bagian dari program pemerintah di Bulan Imunisasi Anak Sekolah. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Tetanus adalah salah satu penyakit infeksius yang serius, disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium tetani. Meskipun insidensinya rendah di negara-negara maju berkat program vaksinasi yang efektif, tetanus tetap menjadi perhatian di beberapa daerah yang minim fasilitas medis.

Dilansir dari Webmd, Clostridium tetani adalah bakteri anaerob yang dapat ditemukan di tanah, debu, dan kotoran hewan. Bakteri ini menghasilkan neurotoksin yang disebut tetanospasmin, yang menyebar melalui sistem saraf, menyebabkan kekakuan otot yang khas dari penyakit ini. Infeksi biasanya terjadi melalui luka terbuka yang terkontaminasi dengan spora bakteri tetanus. Bahkan luka kecil sekalipun dapat menjadi tempat masuknya bakteri ini, terutama jika terpapar dengan benda-benda yang terkontaminasi.

Gejala tetanus biasanya dimulai dengan kekakuan otot rahang (lockjaw), membuat penderitanya kesulitan untuk membuka mulut atau menelan. Kekakuan otot ini dapat menyebar ke leher, bahu, punggung, dan seluruh tubuh. Serangan kejang yang menyakitkan sering terjadi, yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan komplikasi serius lainnya. Perlu dicatat bahwa gejala tetanus bisa muncul dalam waktu 4 hingga 21 hari setelah infeksi, dengan rata-rata 7 hingga 10 hari.

Diagnosis tetanus didasarkan pada gejala klinis dan riwayat paparan terhadap luka yang berpotensi terkontaminasi. Tidak ada tes laboratorium spesifik untuk diagnosis tetanus, sehingga diagnosis sering kali berdasarkan pada gejala klinis. Pengobatan tetanus melibatkan beberapa langkah, termasuk membersihkan luka secara menyeluruh untuk menghilangkan bakteri tetanus, administrasi vaksin dan immunoglobulin tetanus untuk meningkatkan kekebalan pasien, dan terapi antibiotik untuk membunuh bakteri.

Seperti yang dilansir dari Healthline, tetanus tidak disebabkan langsung oleh besi yang berkarat. Sebagai gantinya, penyebab utama tetanus adalah bakteri Clostridium tetani yang masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka yang terkontaminasi dengan spora bakteri ini. Meskipun begitu, besi yang berkarat atau benda-benda lain yang terkontaminasi dengan tanah atau kotoran hewan bisa menjadi tempat hidup bagi bakteri tetanus.

Advertising
Advertising

Jadi, besi berkarat sendiri tidak menyebabkan tetanus tetapi dapat berperan sebagai media bagi bakteri untuk masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka yang terkontaminasi. Oleh karena itu, menjaga kebersihan dan merawat luka dengan baik sangat penting untuk mencegah risiko infeksi tetanus.

Perawatan tetanus membutuhkan perhatian medis yang intensif, terutama pada kasus yang lebih parah. Pasien sering memerlukan pengawasan ketat untuk mengelola kejang otot dan menjaga fungsi vital tubuh. Terapi suportif, seperti ventilasi mekanis untuk mendukung pernapasan, juga mungkin diperlukan. Komplikasi dari tetanus bisa sangat serius, termasuk gagal napas, gangguan jantung, atau bahkan kematian.

Pencegahan tetanus sangat penting dan dapat optimal melalui vaksinasi yang tepat. Vaksin DTaP (difteri, tetanus, dan pertusis) diberikan secara rutin kepada anak-anak untuk memberikan perlindungan terhadap tetanus sejak usia dini. Setelah vaksinasi dasar, booster dosis direkomendasikan setiap 10 tahun untuk mempertahankan kekebalan. Selain vaksinasi, menjaga kebersihan luka dengan membersihkan dan melindungi luka dari kontaminasi adalah kunci untuk mencegah infeksi tetanus.

Kasus tetanus jarang terjadi di negara-negara maju berkat keberhasilan program vaksinasi. Namun, di beberapa wilayah yang kurang berkembang, di mana akses terhadap perawatan medis dan vaksin yang memadai sangat terbatas, tetanus masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Pencegahan dan pengobatan dini tetap menjadi fokus utama untuk mengurangi beban penyakit ini di seluruh dunia.

Pilihan Editor: Vaksin Palsu, Ketika Cairan Infus Dicampur Vaksin Tetanus

Berita terkait

5 Fakta Wabah Virus yang Menyerang Israel

2 hari lalu

5 Fakta Wabah Virus yang Menyerang Israel

Virus West Nile kembali mewabah di Israel, dengan 100 kasus terkonfirmasi dan 8 pasien dalam kondisi kritis.

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Perkembangan Kasus Bakteri Pemakan Daging dan Upaya Pencegahan

6 hari lalu

Pakar Ingatkan Perkembangan Kasus Bakteri Pemakan Daging dan Upaya Pencegahan

Pakar kesehatan mengatakan bakteri pemakan daging bisa menyebar dengan cepat dan menimbulkan kematian hanya dalam waktu 48 jam.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Sebut Imunisasi Ganda Aman Terkait Kematian Bayi di Sukabumi

6 hari lalu

Kemenkes Sebut Imunisasi Ganda Aman Terkait Kematian Bayi di Sukabumi

Kombinasi vaksin pada imunisasi ganda tidak menimbulkan masalah kesehatan kronis. Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk melihat dampaknya.

Baca Selengkapnya

Ada Bakteri Pemakan Daging di Jepang, Ini Gejalanya

6 hari lalu

Ada Bakteri Pemakan Daging di Jepang, Ini Gejalanya

Ada penyakit infeksi bakteri pemakan daging yang kini sedang mengalami peningkatan kasus di Jepang. Simak gejalanya.

Baca Selengkapnya

Alasan Tak Disarankan Pakai Loofah saat Mandi

6 hari lalu

Alasan Tak Disarankan Pakai Loofah saat Mandi

Dermatolog punya pendapat sendiri tentang penggunaan loofah. Perhatian utama adalah kebersihan dan risiko infeksi kulit karena bakteri.

Baca Selengkapnya

Israel Izinkan 19 Anak Palestina Sakit Tinggalkan Gaza, Pertama dalam 2 Bulan

8 hari lalu

Israel Izinkan 19 Anak Palestina Sakit Tinggalkan Gaza, Pertama dalam 2 Bulan

68 warga Palestina - terdiri atas19 anak-anak yang sakit atau terluka bersama pendamping mereka - telah diizinkan keluar dari Jalur Gaza

Baca Selengkapnya

Inilah Perbedaan Vaksinasi dan Imunisasi yang Perlu Diketahui

10 hari lalu

Inilah Perbedaan Vaksinasi dan Imunisasi yang Perlu Diketahui

Vaksinasi dan imunisasi adalah istilah yang berkaitan erat namun memiliki perbedaan mendasar.

Baca Selengkapnya

6 Langkah Mengurangi Risiko STSS, Penyakit Apakah Itu?

15 hari lalu

6 Langkah Mengurangi Risiko STSS, Penyakit Apakah Itu?

Apakah itu penyakit infeksi bakteri STSS? Berikut 6 cara mengurangi risiko terdampak penyakit ini.

Baca Selengkapnya

Parlemen Filipina akan Selidiki Operasi Propaganda Anti-vaksin Cina oleh Pentagon

15 hari lalu

Parlemen Filipina akan Selidiki Operasi Propaganda Anti-vaksin Cina oleh Pentagon

Pentagon menjalankan kampanye propaganda pada 2020- 2021 untuk merendahkan vaksin Sinovac dari Cina di Filipina dan negara lain

Baca Selengkapnya

Makanan Manis Bisa Bikin Bau Mulut

24 hari lalu

Makanan Manis Bisa Bikin Bau Mulut

Mengonsumsi makanan tertentu dapat berperan besar menyebabkan bau mulut. Hal ini juga dapat mengganggu keseimbangan mikrobioma mulut.

Baca Selengkapnya