Pengalaman Tjandra Yoga Aditama, Mengapa Harga Obat di India Lebih Murah daripada Indonesia
Editor
Iwan Kurniawan
Kamis, 4 Juli 2024 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan atau Menkes Budi Gunadi Sadikin mengakui bahwa harga obat di Indonesia bisa tiga hingga lima kali lebih mahal dari Malaysia. Tjandra Yoga Aditama, Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, mengalaminya secara pribadi.
“Sebenarnya informasi harga obat di negara kita relatif lebih mahal dari negara tetangga memang sudah lama sekali kita dengar dan tampaknya belum kunjung teratasi sampai sekarang,” kata Tjandra dalam keterangannya yang diterima Tempo pada Rabu, 3 Juli 2024. “Harga obat kita pun jauh lebih mahal dari India.”
Tjandra menuturkan pengalamannya saat bertugas sebagai Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara di New Delhi, India selama 2015-2020. “Karena usia saya ketika di India sudah lebih dari 60 tahun, maka saya mengkonsumsi berbagai obat rutin dan selalu saya beli di New Delhi dan derajat kesehatan saya selalu terjaga dengan baik,” katanya.
Selama di India itu, kata dia, banyak teman-temannya yang dokter dari Indonesia minta dibelikan obat di sana. untuk mereka gunakan sehari-hari. Menurutnya, dari pengalaman dia dan teman-temannya, mutu obat dari India terjamin baik, yang antara lain ditandai dengan kemampuannya dalam menjaga kesehatan mereka. “Untuk saya, misalnya, kadar kolesterol selalu terjaga baik dan tekanan darah selalu terkontrol baik dengan obat-obatnya yang rutin dikonsumsi ini.”
Menurut Tjandra, salah satu sebab harga obat di India murah karena dikontrol ketat oleh pemerintah dan harganya tercetak pada kemasan obat. Hal ini membuat masyarakat tahu persis harga obat tersebut dan harganya pun sama di apotek mana pun di negeri itu. “Ini suatu contoh yang baik kalau bisa diterapkan juga di negara kita,” ujarnya.
Tjandra mencontohkan beberapa harga obat dari India yang dia konsumsi untuk menunjukkan seberapa murahnya dibandingkan di Indonesia. Harga 1 tablet Atorvastatin 20 mg di apotek di Jakarta adalah Rp 6.160 dan harga di India hanya 4,9 rupee atau Rp 1.000, jadi harga kita enam kali lebih mahal. Lalu, harga 1 tablet Clopidogrel 75 mg di Jakarta adalah Rp 7.835 dan di India hanya 7,7 rupee atau Rp 1.540, jadi harga kita lima kali lebih mahal dari harga di India.
"Obat ketiga saya, Telmisartan 40 mg, harganya di Jakarta adalah Rp 5.198 dan harga di India hanya 7,4 rupee atau Rp 1.500,” kata Tjandra. “Terakhir, obat hipertensi istri saya, Concor 2.5 mg, harganya di Jakarta adalah Rp 10.711, sementara harga di India hanya 7,8 rupee atau Rp 1.560. Jadi, harga obat ini di Jakarta enam kali lebih tinggi dari harga di New Delhi.”
Tjandra juga menyebut tingginya harga alat kesehatan yang berdampak pada biaya pelayanan kesehatan yang menjadi lebih mahal. “Tampaknya ini salah satu alasan juga kenapa ada banyak laporan bahwa melakukan tindakan kesehatan tertentu di Negeri Jiran memang lebih murah, soalnya harga obatnya sekian kali lebih murah dan demikian juga biaya pemeriksaan lainnya,” kata dia. “Ini juga dapat jadi salah satu alasan kenapa ada jutaan kunjungan warga kita ke luar negeri untuk berobat.”
Tjandra berharap ada langkah konkret yang akan dilakukan pemerintah sehingga harga obat yang dikonsumsi masyarakat dapat menjadi jauh lebih murah, sama seperti yang dinikmati rakyat Malaysia dan India.
Perbandingan Harga Obat Indonesia dan India
Jenis Obat | Harga Jakarta | Harga New Delhi** |
Atorvastatin 20 mg | Rp 6.160 | Rp 1.000 |
Clopidogrel 75 mg | Rp 7.835 | Rp 1.540 |
Telmisartan 40 mg | Rp. 5.198 | Rp 1.500 |
Concor 2.5 mg | Rp 10.711 | Rp 1.560 |
Keterangan
* Sumber: Tjandra Yoga Aditama.
** Harga di India dalam rupee yang sudah dikonversi ke rupiah.
Pilihan editor:
- 5 Fakta Prabowo Jalani Operasi Atasi Cedera Kaki Kirinya
- Tanda Anda Bukan Teman yang Baik, Bahkan Bermasalah