Pasien Diminta Kritis pada Rekomendasi Tindakan Medis

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Sabtu, 10 Agustus 2024 01:54 WIB

Diskusi Investortrust Power Talk bertema "Pentingnya Layanan Kesehatan yang Layak dan Tepat bagi Publik"/Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menilai masih banyak pasien yang akhirnya cenderung menerima semua rekomendasi dari tim medis ketika mendapat perawatan di layanan kesehatan. Pasien seharusnya bisa lebih kritis dan menanyakan apakah tindakan ini apakah benar-benar perlu dilakukan. “Pasien mungkin tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk mempertanyakan atau memahami rekomendasi medis yang diberikan oleh dokter, sehingga mereka cenderung menerima semua tindakan yang disarankan tanpa mempertimbangkan apakah tindakan tersebut benar-benar diperlukan,” kata Agus Pambagio dalam sebuah diskusi Investortrust Power Talk bertema "Pentingnya Layanan Kesehatan yang Layak dan Tepat bagi Publik" dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 8 Agutsus 2024.

Primus Dorimulu, Chief Excutive Officer PT Investortrust Indonesia Sejahtera dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa apa yang diungkapkan Agus Pambagio soal overtreatment (tindakan layanan kesehatan berlebihan) makin menjadi perhatian banyak pihak. Isu makin mengemuka menyusul hasil temuan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) soal adanya fraud atau kecurangan terhadap jaminan kesehatan nasional oleh tiga rumah sakit swasta di Jawa Tengah dan Sumatera Utara . Fraud telah merugikan keuangan negara dalam hal ini BPJS Kesehatan hingga Rp 35 miliar.

“Fraud yang ditemukan KPK semakin menguatkan dugaan publik, ada praktik-praktik overutilitas atau overtreatment yang dilakukan pihak rumah sakit. Sejumlah kalangan bahkan menduga fenomena tersebut telah terjadi secara sistemik di banyak rumah sakit, dengan alasan untuk menutupi biaya investasi pengadaan alat kesehatan yang relatif tinggi,” kata Primus Dorimulu.

Dalam kesempatan yang sama, Pendiri Yayasan Orang Tua Peduli (YOP) Purnamawati Sujud menyampaikan, semua orang berhak mendapatkan layanan kesehatan yang terbaik seperti yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Berdasarkan ketentuan WHO, Dokter Spesialis Anak yang akrab disapa Wati ini mengatakan layanan yang berkualitas adalah ketika pasien menerima perawatan yang sesuai kebutuhan medis mereka dengan dosis yang sesuai kebutuhan individual, dalam jangka waktu yang memadai dan informasi yang akurat, serta biaya yang serendah mungkin. “Sederhananya, layanan kesehatan yang berkualitas dan aman adalah layanan yang berbasis bukti (evidence-based medicine),” kata Wati.

Sepakat dengan Wati, praktisi medis yang juga tergabung dalam Yayasan Orang Tua Peduli Emira E. Oepangat menyampaikan bahwa layanan yang berbasis bukti dipastikan akan menghasilkan layanan kesehatan yang berkualitas dan aman. Menurut Emira, layanan yang berbasis bukti akan merangkum sejumlah tindakan dari penyedia layanan kesehatan berupa rekam Mmedis yang lengkap, benar, dibuat dengan jelas dan ringkas, serta dengan persetujuan pasien. Selain itu, transparansi, manajemen kasus, dan jalur klinis juga termasuk elemen penting dalam sistem layanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien, efisiensi, dan koordinasi antar penyedia layanan kesehatan.

Advertising
Advertising

“Manfaat dari evidence-based medicine (EBM) mencakup pengendalian biaya yang dapat mencegah penipuan, pemborosan, dan penyalahgunaan, serta memastikan penggunaan data yang berpusat pada pasien untuk meningkatkan efektivitas klinis. Selain itu, EBM mendukung interoperabilitas yang telah diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan, memungkinkan pertukaran data yang lancar dan transparan, serta menyediakan data seumur hidup dan terbuka untuk penelitian dan inovasi,” kata Emira.

Bayi-Balita Cenderung Berisiko Alami Overtreatment dan Overmedication

Soal masih terjadinya tindakan kesehatan yang berlebihan, Wati mengungkapkan studi pola peresepan yang dilakukan YOP sejak 2003 sampai 2023 menunjukkan belum adanya perubahan yang berarti, terutama dalam hal overmedication dan overtreatment pada penyakit akibat infeksi yang kerap menyerang bayi dan balita. “Studi kami menunjukkan bahwa masih kerap ditemui perawatan berlebihan yang tidak diperlukan (unnecessary excessive) yang lebih membawa risiko daripada manfaat. Untuk itu salah satu edukasi yang kami lakukan adalah menekankan pada komunitas bahwa terapi itu tidak hanya obat, tetapi juga termasuk nasehat atau saran profesional, terapi non-obat, rujukan atau second opinion, dan kombinasi semuanya,” kata Wati.

Menanggapi sejumlah kasus dan kecenderungan perawatan dan layanan kesehatan yang mengarah pada overtreatment, Anggota Komisi Kesehatan DPR RI Rahmad Handoyo, mengingatkan kembali para tenaga layanan dan fasilitas kesehatan untuk kembali pada tujuan utama dari penyediaan layanan kesehatan. “Para tenaga layanan kesehatan dalam upaya pemberian layanan kesehatan harus mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan yang bersifat promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan atau paliatif yang berdampak hanya kepada individu,” katanya.

Rahmad juga mengingatkan bahwa overtreatment juga bisa berimplikasi hukum bagi pelaku industri layanan kesehatan yang secara sengaja memberikan pelayanan melebihi standar pelayanan yang seharusnya diterima pasien. “Memang harus ada efek jera. Overtreatment, juga termasuk petugas layanan kesehatan yang bekerja sama dengan industri farmasi saat memberikan layanan kesehatan, bisa dipidanakan. Ada kasus tenaga medis menerima gratifikasi dari perusahaan farmasi, ini tentu bisa dipidanakan,” kata Rahmad.

Pilihan Editor: 10 Negara dengan Fasilitas Kesehatan Terbaik, Korea Selatan Termasuk

Berita terkait

Bawaslu Depok Ingatkan KPU soal TPS untuk Nakes yang Bekerja dan Pasien

13 jam lalu

Bawaslu Depok Ingatkan KPU soal TPS untuk Nakes yang Bekerja dan Pasien

Bawaslu Depok mengingatkan KPU untuk melakukan koordinasi soal TPS terdekat bagi tenaga kesehatan dan pasien di rumah sakit

Baca Selengkapnya

Ledakan Massal Pager di Lebanon: Rumah Sakit Kewalahan Menampung Korban

22 jam lalu

Ledakan Massal Pager di Lebanon: Rumah Sakit Kewalahan Menampung Korban

Sejumlah rumah sakit di seluruh Lebanon kewalahan merawat hampir 3.000 pasien setelah ledakan massal pager atau alat komunikasi penyeranta pada Selasa

Baca Selengkapnya

Arti Warna Gelang Medis yang Digunakan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit

5 hari lalu

Arti Warna Gelang Medis yang Digunakan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit

Setiap pasien rawat inap di rumah sakit biasanya dipakaikan gelang medis yang memiliki warna berbeda-beda antar pasien. Ini artinya.

Baca Selengkapnya

BPJS Kesehatan Raih Dua Penghargaan di Asian Technology Excellence Awards 2024

12 hari lalu

BPJS Kesehatan Raih Dua Penghargaan di Asian Technology Excellence Awards 2024

Pencapaian ini menjadi bukti bahwa BPJS Kesehatan terus berupaya memanfaatkan teknologi untuk mengoptimalkan layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bilang 3 Penyakit Ini Jadi Penyebab Kematian Tertinggi di Indonesia

12 hari lalu

Jokowi Bilang 3 Penyakit Ini Jadi Penyebab Kematian Tertinggi di Indonesia

Jokowi juga mengharapkan perbaikan layanan publik ini membuat warga ingin berobat di Tanah Air.

Baca Selengkapnya

Dikukuhkan jadi Guru Besar Binus University, Gatot Soepriyanto Soroti AI dalam Kecurangan Keuangan Perusahaan

13 hari lalu

Dikukuhkan jadi Guru Besar Binus University, Gatot Soepriyanto Soroti AI dalam Kecurangan Keuangan Perusahaan

Direktur Kampus Bina Nusantara (Binus) Bekasi Gatot Soepriyanto dikukuhkan menjadi guru besar tetap ke-32 dan resmi bergelar profesor.

Baca Selengkapnya

Inovasi Digital BPJS Kesehatan Jadi Sorotan di HMA 2024

21 hari lalu

Inovasi Digital BPJS Kesehatan Jadi Sorotan di HMA 2024

Selama lebih dari 10 tahun BPJS Kesehatan sebagai pengelola Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah membawa perubahan besar dalam sistem layanan kesehatan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Filipina Deteksi 2 Kasus Baru Mpox di Metro Manila

23 hari lalu

Filipina Deteksi 2 Kasus Baru Mpox di Metro Manila

Filipina telah mengonfirmasi dua kasus baru mpox dalam bentuk ringan MPXV Clade II di Metro Manila.

Baca Selengkapnya

Tim Medis Indonesia Rawat Pasien di Rumah Sakit Darurat di Gaza

24 hari lalu

Tim Medis Indonesia Rawat Pasien di Rumah Sakit Darurat di Gaza

Kantor berita pemerintah UEA melaporkan bahwa tim medis dari Indonesia telah bergabung dengan rumah sakit lapangan di Gaza untuk merawat para pasien Palestina.

Baca Selengkapnya

Jasa Raharja dan Holding IFG Tandatangani Komitmen Anti-Fraud Bersama BPKP

30 hari lalu

Jasa Raharja dan Holding IFG Tandatangani Komitmen Anti-Fraud Bersama BPKP

Rivan A. Purwantono mengatakan, penandatanganan komitmen ini dilakukan untuk memperkuat implementasi sistem anti-fraud di ekosistem holding BUMN asuransi, penjaminan dan investasi.

Baca Selengkapnya