Alasan Industri Media Harus Prioritaskan Kesetaraan Gender dan Keberagaman

Senin, 2 September 2024 22:55 WIB

Ilustrasi difabel. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Penerapan prinsip kesetaraan gender, keberagaman, dan inklusivitas —gender equality, diversity, and inclusion atau GEDI penting dimiliki media massa. (GEDI) di media massa bukan hanya soal kepatuhan terhadap standar sosial, tetapi juga merupakan langkah untuk meningkatkan kualitas dan daya saing industri media.

Myra Abdallah, Senior Manager Communications GEDI & Digital Safety di WAN-IFRA Women in News, menjelaskan alasan mendasar mengapa penerapan GEDI sangat penting khususnya bagi media massa.

Memahami GEDI dan Penerapannya

GEDI, yang merupakan singkatan dari kesetaraan gender, keberagaman, dan inklusi sering kali dikenal dengan berbagai istilah seperti DER yakni keanekaragaman, kesetaraan dan inklusi atau GEDSI yaitu kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial. Meskipun ada beberapa perbedaan terminologi, esensi dari GEDI adalah sama—yakni menciptakan lingkungan yang adil dan inklusif.

Abdallah mengatakan ketika seseorang berbicara tentang kesetaraan gender, namun celah gender di industri media masih sangat besar. Statistik menunjukkan bahwa perempuan hanya memegang satu dari empat posisi editorial teratas di organisasi media besar dunia dan satu dari tujuh posisi bisnis teratas. "Perempuan juga jarang tampil sebagai penulis utama atau pakar dalam media, hanya sekitar 25 persen," katanya dalam diskusi di kawasan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat pada Jumat, 23 Agustus 2024.

Advertising
Advertising

Myra Abdallah, Senior Manager, Communications, GEDI & Digital Safety di WAN-IFRA Women in News saat ditemui di kawasan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat pada Jumat, 23 Agustus 2024. TEMPO/Adinda Jasmine

Masalah ini diperburuk dengan adanya laporan bahwa 40 persen jurnalis perempuan dan non-konformis gender mengalami pelecehan seksual, sementara 75 persen jurnalis asing mengalami kekerasan daring pada 2021. Angka-angka ini menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai kesetaraan gender.

Manfaat GEDI bagi Media Massa

Penerapan GEDI menawarkan berbagai manfaat bagi media massa. Pertama, menarik talenta. Sekitar 70 persen pencari kerja ingin bergabung dengan organisasi yang merepresentasikan mereka dan memiliki keberagaman serta inklusi. Kedua, meningkatkan kreativitas. Bekerja dengan orang yang memiliki latar belakang berbeda dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi. Ketiga, meningkatkan reputasi dan kredibilitas.

Abdallah menjelaskan, penelitian Microsoft Advertising mengungkapkan bahwa 64 persen konsumen cenderung mempercayai perusahaan yang menunjukkan keberagaman dalam pemasaran mereka. "Dalam konteks media massa, hal ini berarti bahwa penerapan GEDI dapat meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan publik terhadap konten yang diproduksi," kata Abdallah .

Selain itu, 63 persen responden juga merasa bahwa iklan yang mempromosikan keberagaman lebih relevan.

Menurut Abdallah , media massa yang menerapkan GEDI cenderung menarik lebih banyak talenta berkualitas. Kandidat cenderung memilih perusahaan yang mencerminkan nilai-nilai keberagaman dan inklusi, sehingga meningkatkan kualitas dan kreativitas tim. Kemudian, lingkungan kerja yang beragam memacu kreativitas dan inovasi. Individu dengan latar belakang berbeda dapat memberikan perspektif yang unik, memperkaya konten dan pendekatan editorial.

Tak hanya itu, konten yang inklusif lebih mudah diakses oleh audiens yang lebih luas. Bahkan ia merinci, konten dengan penggunaan bahasa inklusif dan penyediaan aksesibilitas seperti terjemahan dan infografis yang mudah dibaca akan berkontribusi pada reputasi positif dan keterlibatan pembaca yang lebih tinggi.

Khin Thandar, Director of Southeast Asia at WAN-IFRA Women In News saat ditemui di kawasan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat pada Jumat, 23 Agustus 2024. TEMPO/Adinda Jasmine

Menerapkan GEDI dalam media massa bukan hanya tentang memenuhi standar sosial, tetapi juga merupakan strategi untuk meningkatkan kualitas dan daya saing media. "Dengan mengadopsi prinsip-prinsip ini, media dapat menciptakan konten yang lebih relevan, menarik, dan kredibel," ujar Abdallah menambahkan.

Director of Southeast Asia WAN-IFRA Women in News Khin Thandar mengatakan pemilik perusahaan yang belum menerapkan kesetaraan gender, keberagaman, dan inklusivitas perlu mengubah pola pikir mereka. Menurut Thandar, dengan berpikir secara inklusif, kita jadi bisa memperhatikan hal-hal detail yang sebelumnya terlewatkan. Untuk membuat kantor lebih inklusif, setiap orang perlu mempertimbangkan sebanyak mungkin kategori sosial dalam membuat kebijakan. "Termasuk soal gender, usia, disabilitas, etnis, dan agama," kata Thandar.

Pilihan Editor: Program Gender Action Plan, UI Pernah Sosialisasikan untuk Dorong Keadilan dan Kesetaraan Gender

Berita terkait

Korban Genosida Israel di Gaza: 41.200 Orang Tewas Termasuk 173 Jurnalis, Lebih 95.300 Orang Terluka

1 hari lalu

Korban Genosida Israel di Gaza: 41.200 Orang Tewas Termasuk 173 Jurnalis, Lebih 95.300 Orang Terluka

Genosida Israel terhadap Palestina kian brutal. Jumlah korban sekitar 41.200 orang mayoritas perempuan dan anak-anak tewas, termasuk 173 jurnalis.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Karier Najwa Shihab hingga Sederet Penghargaannya

2 hari lalu

Perjalanan Karier Najwa Shihab hingga Sederet Penghargaannya

Najwa Shihab adalah salah satu jurnalis perempuan yang diperhitungkan saat ini. Berikut perjalanan kariernya dan sejumlah penghargaannya.

Baca Selengkapnya

Najwa Shihab Berulang Tahun Hari ini, Berikut Profil Putri Quraish Shihab

2 hari lalu

Najwa Shihab Berulang Tahun Hari ini, Berikut Profil Putri Quraish Shihab

Jurnalis yang dikenal lewat acara "Mata Najwa" telah dikenal luas sebagai sosok yang berani dalam menyampaikan aspirasi. Ini profil Najwa Shihab.

Baca Selengkapnya

BEI Sebut Market Cap Pasar Modal Indonesia Terbesar se-ASEAN, Angkanya Tembus Rp 12,7 Triliun

11 hari lalu

BEI Sebut Market Cap Pasar Modal Indonesia Terbesar se-ASEAN, Angkanya Tembus Rp 12,7 Triliun

BEI mencatat ada 936 perusahaan yang saat ini mencantumkan sahamnya dengan nilai kapitalisasi pasar hingga Agustus 2024 menembus angka Rp 12,7 triliun.

Baca Selengkapnya

LBHAP PP Muhammadiyah Kecam Teror Berulang Terhadap Jurnalis Bocor Alus Tempo

15 hari lalu

LBHAP PP Muhammadiyah Kecam Teror Berulang Terhadap Jurnalis Bocor Alus Tempo

Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik (LBHAP) PP Muhammadiyah mengecam tindakan teror terhadap salah satu jurnalis Tempo Hussein Abri Dongoran.

Baca Selengkapnya

Ramai-ramai Desak Polisi Usut Teror terhadap Wartawan Bocor Alus Politik Tempo

15 hari lalu

Ramai-ramai Desak Polisi Usut Teror terhadap Wartawan Bocor Alus Politik Tempo

Teror ini merupakan teror yang kedua kalinya dialami oleh wartawan Bocor Alus Tempo. Sejumlah pihak mendesak polisi usut peristiwa tersebut.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Minta Polisi Segera Tangkap Pelaku Teror terhadap Wartawan Bocor Alus Politik Tempo

15 hari lalu

Dewan Pers Minta Polisi Segera Tangkap Pelaku Teror terhadap Wartawan Bocor Alus Politik Tempo

Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu menanggapi insiden teror terhadap wartawan Bocor Alus Tempo, Hussein Abri Dongoran.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Nilai Kekritisan Media pada Isu Kesejahteraan, Kerap Berbanding Terbalik Dengan Kondisi Jurnalisnya

18 hari lalu

Dewan Pers Nilai Kekritisan Media pada Isu Kesejahteraan, Kerap Berbanding Terbalik Dengan Kondisi Jurnalisnya

Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu menyampaikan pentingnya para pekerja media atau jurnalis menyadari hak-hak perlindungan dan kesejahteraan yang dijamin Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999

Baca Selengkapnya

Jokowi Hanya Tersenyum saat Ditanya soal Pura-pura Wawancara dengan Jurnalis

19 hari lalu

Jokowi Hanya Tersenyum saat Ditanya soal Pura-pura Wawancara dengan Jurnalis

Deputi Protokol dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana membantah bahwa Istana melakukan pura-pura wawancara bersama Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Ketika Jokowi Pura-pura Wawancara dengan Jurnalis, Banjir Kritik dari Warganet

20 hari lalu

Ketika Jokowi Pura-pura Wawancara dengan Jurnalis, Banjir Kritik dari Warganet

Jokowi dalam satu pekan ini memberikan dua pernyataan pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Baca Selengkapnya