Siapa Saja yang Diprioritaskan Mendapatkan Vaksin Mpox?

Selasa, 3 September 2024 10:21 WIB

Ilustrasi MPOX. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Mewabahnya cacar monyet atau monkeypox (Mpox) di Indonesia telah mendorong pemerintah untuk mendatangkan vaksin guna menanggulangi penyebaran penyakit ini. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan vaksinasi Mpox hanya akan diberikan kepada kelompok yang berisiko tinggi, sesuai dengan rekomendasi World Health Organization (WHO).

Menurut Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, Prima Yosephine, kelompok yang paling berisiko terpapar Mpox dan layak menerima vaksin adalah lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL). Selain itu, vaksin juga direkomendasikan untuk individu yang telah melakukan kontak langsung dengan penderita cacar monyet dalam dua minggu terakhir.

“Petugas kesehatan yang menangani kasus Mpox juga akan diberikan vaksin untuk mencegah penularan infeksi virus ini,” kata Prima dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta pada Rabu, 28 Agustus 2024. Ia menambahkan bahwa petugas laboratorium yang bekerja dengan spesimen virologi di daerah yang telah melaporkan kasus Mpox juga masuk dalam kategori kelompok risiko tinggi.

Namun, Kemenkes menegaskan bahwa anak-anak tidak termasuk dalam kelompok sasaran vaksinasi Mpox di Indonesia. Vaksinasi ini dilakukan sebagai langkah pencegahan dan belum direkomendasikan untuk dilakukan secara massal.

Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Mpox yang dikeluarkan oleh Kemenkes pada 2023 menyebutkan bahwa vaksinasi Mpox masih bersifat sebagai pelengkap terhadap langkah pencegahan utama, seperti surveilans, pelacakan kontak, isolasi, dan perawatan pasien. Vaksin ini diberikan sebagai tindakan pencegahan setelah terpapar (post exposure) bagi mereka yang pernah kontak dengan penderita Mpox.

Advertising
Advertising

"Salah satu kriteria penerima vaksin Mpox adalah individu yang pernah kontak dengan penderita Mpox, sebagai tindakan pencegahan setelah terpapar," ujar Prima. Namun, ia menekankan bahwa tidak semua orang yang pernah kontak dengan penderita Mpox akan terinfeksi, sehingga imunisasi ini lebih bersifat pencegahan.

Vaksin Mpox yang digunakan di Indonesia adalah Modified Vaccinia Ankara-Bavarian Nordic (MVA-BN), yaitu vaksin turunan smallpox generasi ketiga yang bersifat non-replicating. Vaksin ini telah mendapat rekomendasi dari WHO untuk digunakan selama wabah Mpox. Namun, ketersediaan vaksin ini masih terbatas di Indonesia, sehingga daerah yang melaporkan adanya kasus Mpox akan diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin MVA-BN.

Khusus di Bali, vaksinasi juga akan diprioritaskan karena akan dilaksanakan pertemuan internasional Indonesia Africa Forum pada 1-3 September 2024, di mana beberapa peserta berasal dari daerah yang terdampak Mpox. "Upaya mitigasi risiko ini penting untuk mencegah penularan selama acara tersebut berlangsung," tambah Prima.

KARUNIA PUTRI | IRSYAN HASYIM

Pilihan Editor: Mobilitas Wisatawan Tinggi, Yogyakarta Waspadai Penularan Cacar Monyet

Berita terkait

WHO Mengutuk Ulah Israel Tembaki Konvoi Tim Kesehatan PBB di Jalur Gaza

2 jam lalu

WHO Mengutuk Ulah Israel Tembaki Konvoi Tim Kesehatan PBB di Jalur Gaza

Tedros Adhanom Ghebreyesus mengutuk insiden di mana tank Israel menembaki konvoi yang dipimpin WHO di Gaza

Baca Selengkapnya

Ketahui Batas Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak Dalam Sehari

19 jam lalu

Ketahui Batas Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak Dalam Sehari

Konsumsi gula tersebut setara dengan 4 sendok makan gula per orang per hari atau 50 gram per orang per hari.

Baca Selengkapnya

Usut Kematian Mahasiswa PPDS Undip Aulia Risma, Polisi Periksa 34 Orang Termasuk Senior Korban

1 hari lalu

Usut Kematian Mahasiswa PPDS Undip Aulia Risma, Polisi Periksa 34 Orang Termasuk Senior Korban

Kabid Humas Polda Jateng menyatakan pemeriksaan masih sekitar mahasiswa PPDS, rekan seangkatan serta senior dan junior dari Aulia Risma

Baca Selengkapnya

Malaysia Laporkan Kasus Mpox Baru, Pasien Tidak ke Luar Negeri

1 hari lalu

Malaysia Laporkan Kasus Mpox Baru, Pasien Tidak ke Luar Negeri

Mpox yang dipicu oleh virus cacar monyet ditemukan lagi di Malaysia. Seperti apa gejalanya?

Baca Selengkapnya

Dekan FK Unpad Sebut Jam Kerja Mahasiswa PPDS Diatur oleh Rumah Sakit, Bukan Fakultas

1 hari lalu

Dekan FK Unpad Sebut Jam Kerja Mahasiswa PPDS Diatur oleh Rumah Sakit, Bukan Fakultas

FK Unpad selama ini menyekolahkan PPDS di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Baca Selengkapnya

Permendikbud Anti-Bullying yang Baru Tengah Digodok, Kemenkes Bakal Usulkan Ini

1 hari lalu

Permendikbud Anti-Bullying yang Baru Tengah Digodok, Kemenkes Bakal Usulkan Ini

Kemendikbudristek akan melibatkan Kemenkes untuk menyiapkan Permendikbud anti-bullying yang baru menyusul kasus dugaan perundungan di PPDS Undip

Baca Selengkapnya

Kemenkes Akan Dilibatkan dalam Pembahasan Permendikbud Anti-perundungan

2 hari lalu

Kemenkes Akan Dilibatkan dalam Pembahasan Permendikbud Anti-perundungan

Kemendikbudristek akan libatkan Kemenkes untuk menyiapkan Permendikbud anti-perundungan baru menyusul kasus dugaan perundungan di PPDS Undip

Baca Selengkapnya

Buntut Kasus Perundungan, Kemenkes Akan Atur Jam Kerja Dokter PPDS

2 hari lalu

Buntut Kasus Perundungan, Kemenkes Akan Atur Jam Kerja Dokter PPDS

Siti Nadia Tarmizi, mengatakan, Kemenkes berencana mengatur jam kerja mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di rumah sakit

Baca Selengkapnya

Usut Dugaan Pemerasan Dokter Aulia Risma PPDS Undip, Polda Jawa Tengah Telusuri Aliran Dana Rekeningnya

2 hari lalu

Usut Dugaan Pemerasan Dokter Aulia Risma PPDS Undip, Polda Jawa Tengah Telusuri Aliran Dana Rekeningnya

Kemenkes juga mengungkap dugaan pemerasan yang berkaitan dengan kasus perundungan yang dialami dokter Aulia Risma, mahasiswa PPDS Undip.

Baca Selengkapnya

Dekan FK Undip Minta Kemenkes Izinkan 84 Mahasiswa PPDS Praktik di RSUP Kariadi

3 hari lalu

Dekan FK Undip Minta Kemenkes Izinkan 84 Mahasiswa PPDS Praktik di RSUP Kariadi

Dekan FK Undip Yan Wisnu Prajoko, meminta Kemenkes mengizinkan 84 mahasiswa PPDS praktik di RSUP Kariadi.

Baca Selengkapnya