Psikolog Ingatkan Dampak Hukuman Fisik pada Anak

Reporter

Antara

Jumat, 4 Oktober 2024 20:27 WIB

Ilustrasi orang tua memarahi anak/anak menangis. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Menghukum anak memunculkan banyak dampak psikologis dan sebaiknya tidak memukul, melakukan hukuman fisik maupun verbal. Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Prof. Dr. Rose Mini Agoes Salim M.Psi, mengatakan hukuman fisik belum tentu cocok untuk semua anak dalam upaya mengubah perilakunya.

“Karena yang terjadi banyak sekarang orang tua melakukan hukuman fisik anak tetap tidak berubah, Itu artinya hukuman ini tidak membuat anak jera dan mengubah perilakunya, mungkin harus dengan pendekatan lain,” kata psikolog yang biasa disapa Romi ini, Jumat, 4 Oktober 2024.

Dia mengatakan banyak alasan anak melakukan pelanggaran. Biasanya karena tidak mengetahui atau tidak memiliki pemahaman terhadap aturan yang berlaku, ingin mencari perhatian di sekitar, atau terpaksa melakukan pelanggaran karena situasi tertentu.

Hukuman fisik seperti memukul tidak bisa dijadikan alat untuk bisa membuat perilaku anak berubah. Dalam prosesnya, anak harus mengetahui konsekuensi melakukan pelanggaran tersebut dan manfaat jika tidak melanggar peraturan. Romi juga mengatakan mengubah perilaku anak harus dilihat dari sisi kognitif, afektif, dan psikomotor yang disebut dengan shaping atau membentuk perilaku.

“Bisa dengan cara macam-macam, jadi memberikan informasi pemahaman dulu, kognitif, afektif, baru psikomotor supaya dalam proses perilaku dia paham kalau ini untuk kebaikan dia. Mungkin dia tidak akan melakukan lagi hal-hal yang buruk lagi,” jelasnya.

Advertising
Advertising

Beri pemahaman
Ia menjelaskan orang tua bisa memberikan pemahaman melalui komunikasi secara kognitif dan melihat dampak emosinya jika dia tidak melakukan pelanggaran. Dari cara ini secara psikomotor anak akan menghentikan perilaku buruk tersebut. Pemahaman tentang konsekuensi juga perlu diberikan agar anak paham kenapa tidak boleh melakukan hal yang melanggar ketentuan.

Menurutnya, hukuman tidak harus selalu diberikan jika anak membuat kesalahan. Namun juga tidak boleh terlalu dimanjakan dengan hadiah sebagai tanda anak menuruti kemauan orang tua karena bisa merusak mentalnya dan selalu mengharapkan imbalan.

“Hukuman kalau bisa diambil sebagai langkah terakhir. Kalau masih bisa diajak bicara, masih bisa memberikan informasi kepada anak kenapa dia melakukan pelanggaran itu, nasihat dengan volume suara masih tidak terlalu tinggi sehingga anak tidak takut pada orang tua,” paparnya.

Anak yang sering diberikan hukuman bisa menjadikan mereka pemberang atau kasar di luar rumah karena melihat apa yang diperlakukan orang tua kepadanya. Anak juga bisa jadi tertekan, tidak percaya diri, penuh dengan self esteem yang rendah.

Pilihan Editor: Simak, Inilah Dampak Buruk Hukuman Fisik terhadap Perkembangan Anak

Berita terkait

Peneliti BRIN: Hukuman Fisik Bukan Bagian dari Pendidikan

4 jam lalu

Peneliti BRIN: Hukuman Fisik Bukan Bagian dari Pendidikan

Hukuman fisik disebut bukan bagian dari pendidikan, terutama jika dilakukan dengan cara yang tidak sesuai dengan kebutuhan kegiatan belajar mengajar.

Baca Selengkapnya

Kepala Desa Tak Netral di Pilkada 2024, Mendagri Ingatkan Ancaman Hukuman Ini

9 hari lalu

Kepala Desa Tak Netral di Pilkada 2024, Mendagri Ingatkan Ancaman Hukuman Ini

Mendagri mengatakan, temuan pelanggaran kepala desa yang tidak netral selama Pilkada 2024 dapat dilaporkan kepada Bawaslu.

Baca Selengkapnya

Di Indonesia Terima Gratifikasi Bisa Dipenjara 20 Tahun, Bagaimana dengan Negara Lain?

29 hari lalu

Di Indonesia Terima Gratifikasi Bisa Dipenjara 20 Tahun, Bagaimana dengan Negara Lain?

Berikut hukuman bagi pelaku yang terbukti menerima gratifikasi di berbagai negara di belahan dunia.

Baca Selengkapnya

Tanda Anak Telah Jadi Korban Perundungan, Orang Tua Perlu Waspada

46 hari lalu

Tanda Anak Telah Jadi Korban Perundungan, Orang Tua Perlu Waspada

Orang tua perlu memperhatikan gejala anak telah menjadi korban perundungan, baik fisik, psikis, maupun sosial.

Baca Selengkapnya

6 Pemain Judi Online dan 1 Terpidana Pelecehan Dicambuk di Aceh Barat

49 hari lalu

6 Pemain Judi Online dan 1 Terpidana Pelecehan Dicambuk di Aceh Barat

Kejaksaan Negeri Aceh Barat melakukan eksekusi pidana cambuk terhadap 1 terpidana pelaku judi online dan 1 terpidana pecelehan seksual.

Baca Selengkapnya

Armor Toreador Suami Cut Intan Nabila Terancam Hukuman 10 Tahun Penjara

51 hari lalu

Armor Toreador Suami Cut Intan Nabila Terancam Hukuman 10 Tahun Penjara

Armor Toreador terancam hukuman maksimal 10 tahun penjara atas perbuatan KDRT ke Cut Intan Nabila.

Baca Selengkapnya

Psikiater Sebut Tanda Kecemasan pada Anak, Termasuk Sakit Perut

23 Juli 2024

Psikiater Sebut Tanda Kecemasan pada Anak, Termasuk Sakit Perut

Psikiater memaparkan peran dan kepekaan orang tua sangat diperlukan untuk mengatasi kekerasan pada anak dan menghindari kecemasan.

Baca Selengkapnya

Kesalahan Paling Umum saat Mengemudi, Terutama oleh Pemula

19 Juli 2024

Kesalahan Paling Umum saat Mengemudi, Terutama oleh Pemula

Instruktur mengemudi menyebutkan kesalahan paling umum yang sering dilakukan pengemudi, terutama pemula. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Jatuhkan Sanksi terhadap Ekstremis Israel atas Pelanggaran HAM terhadap Warga Palestina

16 Juli 2024

Uni Eropa Jatuhkan Sanksi terhadap Ekstremis Israel atas Pelanggaran HAM terhadap Warga Palestina

Uni Eropa mencatat lima individu dan tiga entitas Israel ke dalam daftar sanksi atas pelanggaran HAM terhadap warga Palestina di Tepi Barat.

Baca Selengkapnya

5 Tanda Orang Tua Terlalu Keras pada Anak

10 Juli 2024

5 Tanda Orang Tua Terlalu Keras pada Anak

Meski baik menerapkan standar tinggi, tak jarang orang tua bersikap terlalu keras pada anak-anak. Berikut contohnya.

Baca Selengkapnya